Konten Media Partner

6 Obat Pengencer Darah dan Efek Sampingnya

10 Oktober 2022 16:56 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 20 September 2023 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat-obat pengencer darah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obat pengencer darah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Obat pengencer darah adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan atau melancarkan aliran darah di seluruh tubuh, sehingga tidak terjadi penyumbatan darah yang berpotensi menyebabkan berbagai macam penyakit serius.
ADVERTISEMENT
Obat pengencer darah tidak dapat dikonsumsi oleh setiap orang. Ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat pengencer darah. Salah satunya adalah orang mengidap penyakit tertentu, seperti jantung koroner, kelainan jantung, hingga emboli paru.
Lantas, apa saja obat pengencer darah yang dapat dikonsumsi dan efek samping yang dirasakannya? Simak informasinya dalam artikel di bawah ini.

Penyebab Darah Kental

Ilustrasi sel darah merah. Foto: Unsplash
Darah kental adalah kondisi medis yang ditandai oleh peningkatan jumlah sel darah merah dalam tubuh. Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini. Dikutip dari laman National Institutes of Health, berikut adalah beberapa penyebab darah kental.

1. Polisitemia Vera

Polisitemia vera merupakan kelainan darah yang disebabkan oleh produksi berlebihan sel darah merah dalam sumsum tulang. Kondisi ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih kental. Gejalanya meliputi:
ADVERTISEMENT
Polisitemia vera umumnya tidak diwariskan secara genetik, tetapi mungkin terjadi akibat adanya perubahan genetik setelah lahir. Kondisi ini biasanya menyerang kelompok usia 60 tahun ke atas.

2. Makroglobulinemia Waldenstrim

Makroglobulinemia Waldenstrom adalah jenis limfoma non-Hodgkin (kanker pada sistem limfatik) yang langka. Pada kondisi ini, tubuh menghasilkan banyak protein antibodi yang disebut imunoglobulin M (IgM).
Tingginya kadar IgM ini dapat membuat darah menjadi lebih kental. Gejala makroglobulinemia Waldenstrom meliputi mimisan, pendarahan pada gusi dan retina mata, anemia, serta kesemutan pada tangan dan kaki.

3. Defisiensi Protein C dan S serta Antitrombin

Tubuh biasanya memproduksi antikoagulan alami seperti protein C, protein S, dan antitrombin yang membantu mencegah pembekuan darah yang berlebihan.
Namun, beberapa orang memiliki kadar yang rendah dari zat-zat tersebut di tubuh mereka, sehingga berisiko lebih tinggi mengalami pembentukan gumpalan darah.
ADVERTISEMENT

4. Mutasi Gen Protrombin 20210A

Mutasi genetik ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih kental karena peningkatan produksi protrombin, yakni protein yang berperan sebagai faktor pembekuan darah.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah yang menyebabkan darah kental, seperti deep vein thrombosis (DVT) dan pulmonary embolism (PE).

5. Faktor V Leiden

Faktor V Leiden adalah kelainan genetik menyebabkan pembentukan gumpalan darah, terutama pada pembuluh darah vena. Pada orang dengan kondisi ini, protein C tidak dapat mengatur aktivitas faktor V, sehingga darah menjadi lebih kental.
Selain penyebab di atas, beberapa faktor risiko lain yang dapat menyebabkan darah kental, yaitu merokok, perubahan hormonal, penggunaan kontrasepsi, kondisi peradangan tertentu, trauma, cedera, dan beberapa penyakit seperti kanker.

Obat Pengencer Darah

Ilustrasi obat pengencer darah. Foto: Unsplash
Menyadur laman Kementerian Kesehatan RI, obat pengencer adalah obat yang digunakan untuk memperlancar aliran darah di dalam tubuh. Ada dua jenis obat pengencer darah, yaitu:
ADVERTISEMENT
Supaya lebih memahami obat-obat pengencer darah tersebut, berikut informasi lengkapnya, seperti yang dikutip dari laman MedlinePlus.

1. Aspirin

Aspirin adalah obat antiplatelet yang dapat menghilangkan rasa sakit karena sakit kepala, demam, dan radang. Karena bersifat antiplatelet, aspirin bekerja dengan menghambat gumpalan darah terbentuk pada tubuh mereka yang mengalami stroke.
Tidak hanya itu, aspirin juga membantu mencegah trombosit darah menyebabkan darah menjadi terlalu kental. Oleh karena itu, risiko terjadinya gumpalan juga menjadi berkurang.
ADVERTISEMENT

2. Clopidogrel

Clopidogrel adalah obat antiplatelet lainnya yang mencegah serangan jantung pada orang yang baru terkena stroke, penyakit jantung, atau penyakit sirkulasi darah. Obat ini juga sering digunakan untuk menangani seseorang yang sedang sesak napas yang semakin buruk.
Umumnya, sesak napas terjadi karena kondisi jantung yang mengalami penyumbatan darah. Dengan mengonsumsi clopidogrel, tubuh bisa terhindar dari pembekuan darah.
Namun, jangan lupa untuk memastikan dosis yang akan dikonsumsi agar tidak terjadi efek samping yang membahayakan tubuh.

3. Dipyridamole

Dipyridamole adalah obat untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah setelah operasi penggantian katup jantung. Jika tidak mengonsumsi obat ini, gumpalan darah berpotensi menyumbat pembuluh darah yang menyebabkan stroke, emboli paru, hingga serangan jantung.
Obat ini termasuk golongan antiplatelet yang bekerja dengan mencegah keping darah atau platelet untuk saling menempel dan membentuk gumpalan darah. Tidak hanya itu, obat ini juga memiliki dampak yang baik dalam melebarkan pembuluh darah.
ADVERTISEMENT

4. Warfarin

Warfarin adalah obat pengencer darah yang bermanfaat untuk mengatasi dan mencegah pembentukan gumpalan darah agar tidak semakin membesar dan menyumbat pembuluh darah.
Menurut laman National Library of Medicine, warfarin dapat diberikan pada pasien yang mengalami deep vein thrombosis (bekuan darah pada pembuluh darah kaki) dan emboli paru.
Obat ini bersifat antikoagulan yang bekerja untuk mencegah terbentuknya jaring-jaring di antara sel platelet.

5. Enoxaparin

Enoxaparin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi dan mengobati pembekuan darah yang membahayakan jiwa. Menyadur laman Mayo Clinic, obat ini bermanfaat untuk menjaga aliran darah tetap lancar dengan menurunkan aktivitas pembekuan protein dalam darah.
Obat enoxaparin bersifat antikoagulan yang berbentuk seperti suntikan atau injeksi. Obat ini dapat digunakan secara kombinasi beserta obat pengencer darah lainnya. Kendati demikian, disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut sebelum mengonsumsinya dengan obat lain.
ADVERTISEMENT

6. Heparin

Heparin adalah obat pengencer darah yang bersifat antikoagulan. Obat ini bekerja untuk mencegah terjadinya pembekuan darah (gumpalan darah) pada orang yang berisiko karena kondisi medis tertentu atau sedang menjalani prosedur medis tertentu.
Menurut laman Medicines, obat ini memang dapat digunakan untuk menghentikan terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah. Namun, heparin tidak bisa mengurangi ukuran gumpalan darah yang memang sudah terbentuk.

Efek Samping Minum Obat Pengencer Darah

Ilustrasi salah satu efek samping obat pengencer darah adalah feses berdarah dan urine yang berubah warna. Foto: Unsplash
Walaupun bermanfaat untuk mencegah terjadinya gumpalan, obat pengencer darah berpotensi menyebabkan efek samping.
Efek samping tersebut kemungkinan besar terjadi apabila obat pengencer darah dikonsumsi secara berlebihan atau tidak sesuai dengan anjuran dokter.
ADVERTISEMENT
Efek samping yang dirasakan pun tergantung dari kondisi tubuh masing-masing orang. Ada yang mengalami efek samping ringan, ada juga mengalami efek samping cukup serius.
Biasanya, efek samping cukup serius dialami oleh pengidap diabetes, tekanan darah tinggi atau hipertensi, masalah keseimbangan, gagal jantung, atau masalah hati atau ginjal.
Dikutip dari American Heart Association, berikut efek samping obat pengencer darah.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(JA & SFR)
ADVERTISEMENT