Konten Media Partner

Analgesik: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

10 November 2022 9:09 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat-obatan analgesik. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obatan analgesik. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Analgesik obat apa? Analgesik adalah golongan obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit atau nyeri, seperti sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri haid.
ADVERTISEMENT
Analgesik terdiri dari berbagai jenis obat pereda nyeri. Setiap jenis obat ini memiliki cara kerja masing-masing. Salah satu jenisnya adalah obat analgesik non-opioid, seperti paracetamol.

Pengertian Analgesik

Analgesik adalah golongan obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat ini sering kali digunakan untuk membantu meredakan sakit kepala, sakit gigi, nyeri pascapersalinan, dan kondisi lainnya.
Mengutip jurnal Pharmacogenetics of Analgesic Drugs oleh Roman Cregg, dkk., berdasarkan farmakologisnya, analgesik dibagi menjadi dua jenis, yaitu analgesik non-opioid dan analgesik opioid. Berikut penjelasannya:
Ilustrasi obat-obatan analgesik. Foto: Unsplash

1. Analgesik Non-Opioid

Analgesik non-opioid adalah obat-obatan penghilang nyeri yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Obat analgesik non-opioid terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:
ADVERTISEMENT

2. Analgesik Opioid

Analgesik opioid adalah jenis obat analgesik yang ilegal jika dikonsumsi sembarangan. Obat-obatan pereda nyeri jenis ini hanya dapat ditebus dengan resep dokter.
Opioid merupakan penghilang nyeri yang hebat. Obat ini dapat bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran). Harus hati-hati menggunakan analgesik ini karena mempunyai risiko besar terhadap ketergantungan obat (adiksi) dan kecenderungan penyalahgunaan obat.
Analgesik opioid memiliki beberapa jenis, seperti morfin dan kodein. Penggunaan obat ini harus dalam pengawasan dokter agar tidak menimbulkan bahaya kecanduan, overdosis, hingga kematian.
Dikutip dari jurnal Quantifying the Adequacy of Opioid Analgesic Consumption Globally: An Updated Method and Early Findings oleh Willem K. Scholten, dkk., obat-obatan opioid bekerja dengan cara mengaktifkan reseptor opioid pada sel saraf, sehingga rasa nyeri dapat diatasi.
ADVERTISEMENT
Obat jenis ini hanya boleh digunakan untuk mengatasi rasa nyeri parah, seperti trauma hebat, patah tulang, dan nyeri infark.

Kandungan dan Kegunaan Analgesik

Analgesik merupakan golongan obat yang dapat meredakan nyeri dan peradangan dalam tubuh. Selain itu, obat ini juga digunakan dalam pengobatan nyeri akut dan kronis yang terkait dengan kondisi peradangan.
Kondisi peradangan tersebut terutama yang melibatkan gangguan muskuloskeletal (struktur yang mendukung anggota tubuh, leher, dan punggung). Adapun beberapa kondisi yang bisa diatasi dengan obat analgesik antara lain:

1. Nyeri

Anelgesik berfungsi utama dalam membantu meredakan rasa nyeri selama proses peradangan, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri punggung, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri haid, dan nyeri pascaoperasi. Selain itu, obat ini juga dapat membantu meredakan gejala pada asam urat, migrain, dan mialgia.
ADVERTISEMENT

2. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis atau penyakit rematik merupakan peradangan jangka panjang pada sendi yang disebabkan oleh penyakit autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuh sendiri. Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terkait dengan faktor genetik.
Perlu dipahami, penggunaan analgesik pada penyakit rematik dapat membantu meredakan gejala nyeri, tetapi tidak dapat mengobati ataupun mencegah kondisi kerusakan sendi tersebut.

3. Osteoartritis

Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang memengaruhi tulang rawan persendian. Kondisi ini menyebabkan gesekan antara tulang yang terdapat dalam sendi, sehingga menimbulkan rasa sakit, kaku, dan gejala lainnya.

4. Spondilitis Ankilosa

Spondilitis ankilosa merupakan peradangan kronis yang terjadi pada tulang belakang. Kondisi ini ditandai dengan tulang belakang terasa nyeri, kaku, serta dapat mengubah postur tubuh penderitanya.
ADVERTISEMENT

Anjuran Dosis Analgesik

Analgesik terdiri dari berbagai jenis, obat ini ada yang dijual bebas di apotek maupun memerlukan resep dokter. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat analgesik, yaitu:
Ilustrasi konsumsi obat analgesik harus sesuai anjuran dokter. Foto: Unsplash
Dokter biasanya akan menyarankan jenis dan dosis obat analgesik yang sesuai dengan kondisi pasien. Berikut dosis analgesik secara umum untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang sesuai dengan jenisnya.

Dosis Paracetamol (Analgesik-Antipiretik) untuk Nyeri

ADVERTISEMENT

Dosis Ibuprofen (OAINS) untuk Nyeri

Dosis Aspirin (OAINS) untuk Nyeri

Jika ingin mengonsumsi obat analgesik, pastikan sudah mengikuti anjuran dosis tersebut dengan benar. Sebab, penyalahgunaan obat ini dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti gangguan irama jantung (aritmia), penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), dan penyakit kelainan darah (diskrasia darah).

Kontraindikasi Analgesik

Analgesik tidak boleh dikonsumsi bagi pasien yang memiliki alergi terhadap kandungan obat. Selain itu, jangan gunakan obat ini pada pasien dengan riwayat penyakit jantung, gangguan fungsi hati dan ginjal. Konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk ibu hamil dan menyusui.
ADVERTISEMENT
Obat analgesik dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke yang fatal jika menggunakannya dalam jangka panjang atau dengan dosis tinggi.
Beberapa obat analgesik juga dapat menyebabkan pendarahan lambung atau usus. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba, terutama pada pasien lanjut usia.

Efek Samping Analgesik

Sama seperti obat-obatan lainnya, obat-obatan analgesik memiliki sejumlah efek samping yang bisa terjadi. Beberapa efek samping umum penggunaan obat analgesik antara lain:
Selain efek samping di atas, analgesik umumnya juga memiliki beberapa efek samping serius yang bisa terjadi, seperti telinga berdenging, udema (pembengkakan karena penumpukan cairan), dan kelelahan yang tidak biasa.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus lainnya, obat analgesik opioid seperti morfin dapat menyebabkan kecanduan hingga berisiko kematian jika dikonsumsi dengan dosis tinggi dalam jangka waktu panjang.
Jika mengalami efek samping di atas, segera periksakan diri ke dokter. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)