Konten Media Partner

Clindamycin: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

27 Desember 2022 10:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat Clindamycin. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat Clindamycin. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Clindamycin obat apa? Clindamycin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri anaerob, seperti saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran pencernaan. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Clindamycin termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga penggunaannya harus sesuai dengan anjuran dokter. Obat ini dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dengan dosis sesuai.

Pengertian Clindamycin

Clindamycin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat ini hanya dapat mengobati infeksi bakteri dan tidak akan bekerja untuk mengatasi infeksi virus, jamur, ataupun cacing.
Mengutip jurnal Clindamycin oleh Patrick B. Murphy, dkk., Clindamycin bekerja dengan cara mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat subunit ribosom 50S secara reversibel.
Cara kerjanya tersebut dapat mencegah pembentukan ikatan peptida, perakitan ribosom, dan proses translasi. Akibatnya, pertumbuhan bakteri akan berhenti sehingga jumlah bakteri dapat dilawan oleh sistem imunitas tubuh.
Beberapa kondisi infeksi bakteri yang dapat diobati dengan Clindamycin, meliputi infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, serta infeksi saluran pencernaan, kulit, dan jaringan lunak. Obat ini juga biasa digunakan untuk mengatasi infeksi menular seksual, seperti gonore.
ADVERTISEMENT

Kandungan dan Kegunaan Clindamycin

Ilustrasi obat Clindamycin. Foto: Unsplash
Clindamycin merupakan obat generik, yaitu obat yang dinamai sesuai dengan kandungan zat aktif yang dimiliki. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri, kecuali jika infeksi resisten terhadap obat ini.
Mengutip jurnal Current Indications for the Use of Clindamycin: A Critical Review oleh Marek Smieja, Clindamycin bekerja dengan cara mengikat subunit ribosom 50S bakteri, sehingga menghambat reaksi transpeptidasi dan menghentikan sintesis peptidoglikan. Cara kerjanya ini dapat menyebabkan sel bakteri cepat mati.
Clindamycin telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, seperti:
ADVERTISEMENT

Anjuran Dosis Clindamycin

Sebagai golongan obat keras, penggunaan Clindamycin tidak boleh sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, yaitu:
Ilustrasi penggunaan obat Clindamycin harus sesuai anjuran dokter. Foto: Pexels
Dokter biasanya akan meresepkan obat sesuai kondisi pasien. Adapun anjuran dosis dan aturan pakai obat Clindamycin secara umum adalah sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Jika ingin menggunakan Clindamycin, pastikan sudah mengikuti anjuran dosis tersebut dengan benar. Sebab, penyalahgunaan obat ini dapat mengakibatkan beberapa kondisi kulit, seperti:

Kontraindikasi Clindamycin

Penggunaan Clindamycin harus sesuai dengan anjuran dokter. Jangan mengonsumsi obat ini apabila memiliki alergi terhadap kandungan obat dan obat antibiotik yang lain.
Selain itu, obat ini tidak boleh digunakan untuk ibu hamil dan menyusui, serta penderita yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal.
ADVERTISEMENT
Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu apabila sedang atau pernah menderita gangguan saraf pusat, penyakit diabetes, penyakit jantung, gangguan sendi, dan gangguan pendarahan atau pembekuan darah.

Efek Samping Clindamycin

Ilustrasi salah satu efek samping Clindamycin adalah sakit perut. Foto: Unsplash
Sama seperti obat-obatan lain, Clindamycin memiliki efek samping yang bisa terjadi. Beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat ini, di antaranya:
Selain efek samping di atas, segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami sejumlah efek samping yang lebih serius, seperti:
ADVERTISEMENT
Jika merasakan efek samping yang tidak kunjung membaik, segera hentikan pemakaian obat. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar bisa mendapatkan penanganan medis segera.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)