Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Farsifen: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping
22 September 2022 10:43 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 25 Agustus 2023 9:51 WIB

ADVERTISEMENT
Farsifen obat apa? Farsifen adalah obat yang digunakan untuk mengobati kondisi peradangan dan rasa nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri haid. Obat ini termasuk ke dalam golongan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID).
ADVERTISEMENT
Farsifen termasuk ke dalam golongan obat bebas terbatas, sehingga penggunaannya harus sesuai informasi yang tertera pada kemasan obat. Obat ini dapat dikonsumsi oleh anak-anak berusia 6-12 tahun dan orang dewasa.
Pengertian Farsifen
Farsifen adalah golongan obat NSAID yang memiliki efek analgesik (pereda nyeri), antiinflamasi (mengatasi peradangan), dan antipiretik (penurun demam). Obat ini diindikasikan untuk meredakan demam, sakit kepala, sakit pada telinga, nyeri haid, hingga gejala osteoartritis.
Mengutip jurnal Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs) oleh Ida Ghlichloo dan Valerie Gerriets, sebagai analgesik, obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin di dalam tubuh untuk memberikan efek penghilang rasa sakit.
Sementara sebagai antiinflamasi, Farsifen bekerja dengan cara menekan respons pertahanan alami tubuh, kemudian mengurangi gejalanya, seperti peradangan dan pembengkakan.
ADVERTISEMENT
Farsifen juga digunakan sebagai obat antipiretik yang bekerja dengan cara menghambat peningkatan konsentrasi prostaglandin di sistem saraf pusat yang menyebabkan demam. Dengan begitu, obat ini dapat menurunkan suhu tubuh kembali ke normal.
Kandungan dan Kegunaan Farsifen
Farsifen memiliki kandungan zat aktif ibuprofen yang tersedia dengan komposisi 200 mg dan 400 mg. Mengutip jurnal An Overview of Clinical Pharmacology of Ibuprofen oleh Rabia Bushra, ibuprofen adalah obat untuk membantu mengurangi rasa sakit, termasuk demam, sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, nyeri otot, hingga nyeri pascaoperasi.
Ibuprofen juga telah disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk digunakan dalam meredakan nyeri akut dan kronis yang terkait dengan kondisi peradangan, seperti:
1. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis atau penyakit rematik adalah peradangan kronis pada sendi yang disebabkan oleh penyakit autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuh sendiri. Penyakit ini ditandai dengan rasa kaku, nyeri, kemerahan, dan bengkak pada sendi.
ADVERTISEMENT
2. Osteoartritis
Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang memengaruhi tulang rawan persendian. Kondisi ini menyebabkan gesekan antara tulang yang terdapat dalam sendi, sehingga menimbulkan rasa sakit, kaku, dan gejala lainnya.
3. Neuralgia
Neuralgia adalah nyeri kronis yang terjadi karena kerusakan saraf. Kondisi ini bukan merupakan suatu penyakit melainkan gejala dari kelainan ataupun cedera.
4. Dismenore
Dismenore atau nyeri haid adalah nyeri atau kram di perut bagian bawah yang muncul sebelum atau ketika sedang haid atau menstruasi. Kondisi ini merupakan salah satu masalah terkait haid yang paling umum dikeluhkan.
5. Spondilitis Ankilosa
Spondilitis ankilosa merupakan peradangan kronis yang terjadi pada tulang belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan tulang belakang terasa nyeri, kaku, serta dapat mengubah postur tubuh penderitanya. Penggunaan Farsifen dapat mengurangi gejala nyeri pada kondisi ini.
ADVERTISEMENT
6. Nyeri Trauma
Farsifen dapat membantu meredakan nyeri pada kasus trauma muskuloskeletal (struktur yang mendukung anggota tubuh, leher, dan punggung). Selain itu, obat ini juga dapat membantu mengatasi nyeri setelah operasi.
Selain beberapa kondisi di atas, Farsifen juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri akibat otot tegang. Ketegangan pada otot dapat terjadi karena penggunaan otot secara berlebihan.
Anjuran Dosis Farsifen
Sebagai golongan obat bebas terbatas, penggunaan Farsifen harus sesuai dengan petunjuk informasi pada kemasan obat. Berikut ini anjuran dosis dan aturan pakai Farsifen secara umum.
ADVERTISEMENT
Jika ingin mengonsumsi Farsifen, pastikan sudah mengikuti anjuran dosis tersebut dengan benar. Sebab, penyalahgunaan obat ini dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia).
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Farsifen
Sebelum mengonsumsi Farsifen, konsultasikan dengan dokter tentang obat-obatan yang sedang dikonsumsi dan riwayat penyakit yang dimiliki agar tidak terjadi kontraindikasi.
Farsifen tidak boleh dikonsumsi bagi pasien yang memiliki alergi terhadap ibuprofen dan golongan obat NSAID lainnya. Selain itu, jangan mengonsumsi obat ini apabila memiliki kondisi berikut:
ADVERTISEMENT
Cara Mengonsumsi Farsifen dengan Benar
Meskipun termasuk golongan obat bebas terbatas, konsumsi Farsifen tidak boleh sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi obat ini, yaitu:
ADVERTISEMENT
Interaksi Farsifen dengan Obat Lain
Kandungan ibuprofen dalam Farsifen dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat lain. Interaksi obat dapat memengaruhi efektivitas Farsifen dan berpotenesi meningkatkan risiko efek samping.
Dikutip dari laman National Health Service, adapun ibuprofen yang terkandung dalam Farsifen dapat menyebabkan interaksi pada obat-obatan berikut:
ADVERTISEMENT
Efek Samping Farsifen
Sama seperti obat-obatan lainnya, Farsifen juga memiliki sejumlah efek samping yang dapat muncul, di antaranya:
Di samping itu, Farsifen juga dapat menimbulkan beberapa efek samping serius, seperti telinga berdenging, gagal napas, pembengkakan pada wajah, denyut nadi yang abnormal (fibrilasi atrium), dan tekanan darah rendah.
Jika mengalami efek samping di atas, segera periksakan diri ke dokter. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
ADVERTISEMENT
(SFR)