Kenali Penyebab Hipotensi, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Konten Media Partner
14 November 2022 10:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang yang menderita hipotensi melakukan pengecekan tekanan darah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang yang menderita hipotensi melakukan pengecekan tekanan darah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan di mana tekanan darah di pembuluh arteri lebih rendah dari biasanya, sehingga menimbulkan beberapa gejala. Kondisi ini menyebabkan jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya tidak mendapatkan cukup darah.
ADVERTISEMENT
Biasanya, seseorang disebut menderita hipotensi apabila nilai tekanan darahnya di bawah 90/60 mmHg. Sebagian orang dengan kondisi ini mungkin tidak mengalami gejala tertentu.
Namun, sebagian lainnya bisa merasakan gejala karena tekanan darah rendah, seperti penglihatan kabur, kebingungan, pingsan, sakit kepala, pusing, mengantuk, keringat dingin, dan lemas.

Penyebab Hipotensi

Hipotensi terbagi ke dalam beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan penyebabnya. Mengutip jurnal Hypotension oleh Sandeep Sharma, dkk., adapun empat jenis hipotensi antara lain sebagai berikut.
Ilustrasi seorang yang mengalami hipotensi merasa pusing ketika tiba-tiba berdiri. Foto: Unsplash

1. Hipotensi Ortostatik

Hipotensi ortostatik adalah suatu kondisi ketika terjadi penurunan tekanan darah pada saat berubah posisi, khususnya dari posisi duduk kemudian berdiri. Biasanya hanya berlangsung selama beberapa detik atau menit.
Penurunan tekanan darah yang terjadi umumnya sebanyak lebih dari 20 mmHg untuk tekanan sistolik atau lebih dari 10 mmHg untuk tekanan diastolik selama 3 menit setelah berdiri tegak.
ADVERTISEMENT
Hipotensi jenis ini sering terjadi pada kelompok usia lanjut. Penuaan disertai dengan penyakit, seperti diabetes atau penyakit Parkinson menyebabkan risiko hipotensi meningkat 10-30%. Kondisi ini juga dapat terjadi saat kehamilan, terlalu lama dalam posisi tidur, dan udara yang terlalu panas.

2. Hipotensi Dimediasi Neural

Hipotensi dimediasi neural adalah penurunan tekanan darah yang terjadi karena kesalahan otak dalam menerima sinyal. Umumnya, hipotensi jenis ini terjadi ketika seseorang telah berdiri untuk waktu yang lama. Kondisi ini paling sering mempengaruhi kelompok dewasa muda dan anak-anak.

3. Hipotensi Postprandial

Hipotensi postprandial adalah tekanan darah rendah yang terjadi setelah makan. Kondisi ini muncul sekitar 1-2 jam usai makan dan lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama mereka yang memiliki penyakit sistem saraf otonom seperti penyakit Parkinson.
ADVERTISEMENT
Biasanya, hipotensi postprandial bisa diatasi dengan mengurangi porsi makan, mengonsumsi makanan rendah karbohidrat, minum lebih banyak air, dan menghindari konsumsi alkohol agar membantu mengurangi gejala.

4. Hipotensi Ortostatik dengan Multiple System Atrophy

Hipotensi ortostatik dengan multiple system atrophy merupakan gangguan langka yang mempengaruhi sistem saraf yang mengontrol tekanan darah, detak jantung, pernapasan, dan pencernaan. Biasanya, hipotensi ortostatik dengan multiple system atrophy berkaitan dengan tekanan darah tinggi saat sedang berbaring.
Sebenarnya, tekanan darah bisa berubah sepanjang hari, tergantung kepada kegiatan yang sedang dilakukan dan hal ini dianggap normal. Ada banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah menjadi rendah, seperti:
ADVERTISEMENT

Cara Mencegah Penyakit Hipotensi

Ilustrasi salah cara mencegah hipotensi adalah dengan mengonsumsi air putih yang cukup setiap harinya. Foto: Unsplash
Pada dasarnya, cara mencegah penyakit hipotensi adalah dengan menghindari berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kondisi ini. Dikutip dari American Heart Association, beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko hipotensi, antara lain:
ADVERTISEMENT
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)