Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Manipulatif: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya
11 Agustus 2022 9:35 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manipulatif adalah adalah sifat seseorang dalam mempengaruhi perilaku, sikap, dan orang lain tanpa disadari oleh orang tersebut. Dalam ilmu psikologi , manipulatif disebut sebagai upaya memperdaya seseorang untuk memperoleh keinginannya.
ADVERTISEMENT
Manipulatif banyak ditemukan dalam hubungan atau relasi sosial, seperti keluarga, pertemanan, hubungan asmara, serta hubungan kerja. Hal ini perlu dihindari karena bisa membuat seseorang tertipu dan tekanan.
Pada beberapa kasus, sifat manipulatif juga biasanya membuat seseorang yang menghadapinya mengalami stres dan depresi sehingga setiap orang perlu mengetahui ciri-ciri orang dengan sifat tersebut.
Apa Itu Manipulatif?
Menurut Harriet B Braiker dalam buku Who's Pulling Your Strings? How to Break The Cycle of Manipulation, manipulasi adalah sifat dan perbuatan yang dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan untuk mengubah persepsi dan perilaku orang tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara yang licik, penipuan, serta strategi yang kasar.
Perilaku manipulatif dapat mempengaruhi dinamika suatu hubungan sebab bisa menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan antara manipulator dan orang lain serta bisa membuat orang lain depresi.
ADVERTISEMENT
Ciri-Ciri Perilaku Manipulatif
Dikutip dari Manipulation in Close Relationships: Five Personality Factors in Interactional Context karya Ann Arbor, manipulator biasanya akan melakukan berbagai macam taktik untuk memperoleh "kekuasaan" serta keinginannya. Hal ini biasanya dilakukan dengan berbohong, menyangkal, menyindir, menghukum, dan lain-lain.
Ada sejumlah ciri-ciri yang menandakan bahwa manipulator sedang melakukan perilaku manipulatif. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut.
1. Invalidasi Perasaan
Ciri perilaku manipulatif yang pertama adalah invalidasi perasaan. Manipulator berusaha membuat orang lain mengikuti keinginannya dan membuat perasaan orang lain tidak penting. Contohnya adalah:
2. Memeras Secara Emosional
Memeras secara emosional adalah salah satu tindakan manipulatif. Perilaku ini biasanya dimulai saat sang manipulator memiliki permintaan kepada orang lain. Kondisi ini memiliki pola seperti berikut:
ADVERTISEMENT
3. Gaslighting
Gaslighting adalah ciri sikap manipulatif yang membuat seseorang bertanya-tanya tentang kejadian yang benar-benar terjadi. Gaslighting biasanya dicirikan dengan kebohongan, memutarbalikkan fakta, dan lain-lain.
Manipulator biasanya akan menyangkal, bersikeras bahwa yang disampaikan oleh orang lain adalah khayalan semata, serta mencoba meyakinkan seseorang bahwa suatu hal tidak pernah terjadi.
3. Silent Treatment
Silent treatment atau mendiami orang lain adalah salah satu tindakan pasif-agresif. Contohnya, ketika ditanya kondisi atau perasaan, manipulator akan mengabaikan pertanyaan tersebut atau menjawab "Aku baik-baik saja", tetapi ia berperilaku sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Silent treatment juga bisa berupa menghindari untuk berkomunikasi dengan orang lain sehingga orang tersebut akan mempertanyakan kesalahan dan menjadi tertekan.
4. Menyalahgunakan Rasa Bersalah Orang Lain
Ciri perilaku manipulatif lainnya adalah menyalahgunakan rasa bersalah orang lain. Manipulator akan menggunakan rasa bersalah orang lain untuk bertanggung jawab atas kesalahannya.
Ketika seseorang merasa bersalah, orang tersebut biasanya akan mencoba melakukan apa yang diinginkan oleh orang lain. Hal ini dapat disalahgunakan oleh manipulator untuk mendapatkan keinginannya.
5. Tidak Banyak Menunjukkan Kasih Sayang
Dalam hubungan keluarga, pertemanan, dan percintaan, kasih sayang adalah hal yang penting. Bagi manipulator, ia hanya akan menunjukkan kasih sayang apabila orang lain melakukan apa yang diinginkan.
Jika orang lain membuat kesalahan yang membuatnya kecewa, manipulator akan menegur, menghukum, dan mengkritik secara habis-habisan bahkan bisa berakhir pada kekerasan secara fisik.
ADVERTISEMENT
6. Menyerang Secara Personal
Salah satu ciri perilaku manipulatif adalah sering menyerang orang lain secara personal. Manipulator biasanya akan mencecar, mengejek, dan mempermalukan kelemahan orang lain, serta memberikan ancaman dan intimidasi yang membuat orang lain tidak percaya diri.
Selain itu, manipulator juga bisa menjadikan orang lain "kambing hitam" atas kesalahannya. Pada beberapa kasus, manipulator akan menggunakan kata-kata yang baik sehingga orang lain percaya, seperti: "Aku memberitahumu agar kamu tahu kekuranganmu, ini semua demi kebaikanmu".
Cara Menghadapi Perilaku Manipulatif
Menghadapi orang dengan sifat manipulatif bukanlah hal yang mudah. Hal ini bisa membuat seseorang stres hingga depresi.
Akan lebih sulit juga perilaku manipulatif dilakukan oleh orang yang disayangi dan dicintai sebab rasa sayang dan empati akan membuat perilaku ini dimaafkan. Namun, hal ini sebaiknya tidak dilakukan karena hanya dapat sifat manipulatif dapat bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Berikut ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi orang dengan perilaku manipulatif.
1. Akui Diri Atas Manipulasi Dihadapi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengakui bahwa seseorang tengah bersikap manipulatif. Sebutkan segala bentuk manipulasi yang telah dilakukan sehingga dapat membantu meredakan rasa bersalah dan depresi.
Setelah itu, cobalah untuk mengekspresikan emosi dan perasaan selama ini yang terpendam. Hal ini bisa membantu seseorang memvalidasi perasaan yang dirasakannya.
2. Beritahu Perasaan kepada Manipulator
Langkah selanjutnya adalah memberitahu manipulator bagaimana perasaan yang dimiliki. Namun, hindari pendekatan langsung mengatakan segala bentuk perilaku negatif yang dilakukannya karena hal ini bisa memantik emosi dan taktik manipulatif selanjutnya.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memberitahu perasaan kepada pelaku manipulatif:
ADVERTISEMENT
3. Beri Kejelasan dan Batasan
Setelah memberitahu perasaan kepada pelaku tindakan manipulatif, langkah selanjutnya adalah memberikan kejelasan dan batasan dengannya. Contohnya: "Apabila kamu masih terus berbohong, aku akan membatasi komunikasi kita sampai kamu sadar bahwa kejujuran adalah hal yang penting".
4. Jangan Mengisolasi Diri
Saat merasa depresi dan tertekan, seseorang biasanya akan cenderung mengisolasi dirinya. Hal ini perlu dihindari karena bisa memperburuk keadaan mental.
Cobalah cerita dengan orang-orang yang dipercaya, seperti keluarga, teman, atau pasangan untuk mengatasi emosi selama ini terpendam sehingga menjadi lebih lega dan merasa mendapatkan perlindungan dari orang lain.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SAI)