Konten Media Partner

Rhemafar: Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping

1 September 2022 10:07 WIB
·
waktu baca 8 menit
clock
Diperbarui 25 Agustus 2023 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat Rhemafar. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat Rhemafar. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rhemafar obat apa? Rhemafar adalah obat yang digunakan untuk mengatasi alergi dan peradangan, seperti gangguan endokrin, kolitis ulseratif, serta peradangan di kulit, ginjal, dan otak. Obat ini juga digunakan untuk mengobati radang sendi, seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.
ADVERTISEMENT
Rhemafar termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga penggunaannya harus sesuai petunjuk dokter. Obat ini dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dengan dosis sesuai.

Pengertian Rhemafar

Ilustrasi konsumsi obat Rhemafar. Foto: Pexels
Rhemafar merupakan obat golongan kortikosteroid, yakni obat yang berguna untuk menambah hormon steroid dalam tubuh bila diperlukan, meredakan peradangan, serta menekan kerja sistem imun yang berlebihan.
Dengan cara kerja tersebut, obat ini dapat mencegah dan meredakan gejala yang ditimbulkan, seperti peradangan, reaksi alergi, dan pembengkakan.
Kortikosteroid bekerja dengan cara menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan dalam tubuh. Dengan cara kerja tersebut, obat ini dapat mengurangi gejala yang ditimbulkan, seperti pembengkakan, nyeri, dan berbagai reaksi alergi.
Rhemafar digunakan untuk mengobati kondisi seperti radang sendi, kelainan darah, reaksi alergi parah, peradangan pada kulit, ginjal, usus, dan paru-paru, serta gangguan sistem kekebalan tubuh.
ADVERTISEMENT

Kandungan dan Kegunaan Rhemafar

Ilustrasi obat-obatan kortikosteroid. Foto: Unsplash
Rhemafar memiliki kandungan zat aktif methylprednisolone 4 mg, 8 mg, dan 16 mg. Methylprednisolone merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi peradangan.
Methylprednisolone termasuk dalam kelompok obat glukokortikoid. Glukokortikoid adalah golongan hormon steroid dari kelas kortikosteroid yang digunakan untuk penanganan peradangan.
Mengutip jurnal Methylprednisolone oleh Antonio Ocejo dan Ricardo Correa, methylprednisolone bekerja dengan cara menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan dalam tubuh. Efeknya, obat ini dapat mengurangi gejala yang ditimbulkan, seperti peradangan, reaksi alergi, dan pembengkakan.
Selain itu, methylprednisolone juga bekerja sebagai imunosupresan dengan cara menekan respons sistem kekebalan tubuh.
Obat ini sering digunakan untuk meredakan peradangan pada berbagai kondisi, seperti alergi, radang sendi, penyakit kulit, hingga gangguan sistem kekebalan tubuh.
ADVERTISEMENT
Methylprednisolone telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk mengobati berbagai kondisi peradangan yang mencakup:
ADVERTISEMENT
Rhemafar tersedia dalam bentuk tablet. Obat ini sebaiknya dikonsumsi sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan.

Anjuran Dosis Rhemafar

Ilustrasi konsumsi obat Rhemafar harus sesuai dosis. Foto: Unsplash
Sebagai golongan obat keras, penggunaan Rhemafar harus sesuai petunjuk dokter. Berikut anjuran dosis dan aturan pakai Rhemafar secara umum:
Jika ingin mengonsumsi Rhemafar, pastikan sudah mengikuti anjuran dosis tersebut dengan benar. Sebab, penyalahgunaan obat ini dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti anafilaksis (syok akibat reaksi alergi yang berat), peningkatan infeksi, dan hipertensi intrakranial idiopatik.

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Rhemafar

Ilustrasi konsumsi Rhemafar harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Foto: Pexels
Sebelum mengonsumsi Rhemafar, konsultasikan dengan dokter tentang obat-obatan yang sedang dikonsumsi dan riwayat penyakit yang dimiliki agar tidak terjadi kontraindikasi. Jangan mengonsumsi obat ini apabila memiliki kondisi berikut:
ADVERTISEMENT
Perlu diperhatikan, penggunaan jangka panjang obat ini dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf mata dan menurunkan daya tahan tubuh, sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan secara terus-menerus.

Cara Mengonsumsi Rhemafar dengan Benar

Ilustrasi konsumsi Rhemafar harus sesuai dengan anjuran dosis dan petunjuk dokter. Foto: Pexels
Rhemafar termasuk golongan obat bebas terbatas, sehingga penggunaannya tidak boleh sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi obat ini, yaitu:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Interaksi Rhemafar dengan Obat Lain

Ilustrasi penggunaan Rhemafar dengan obat lain dapat menimbulkan interaksi obat. Foto: Pexels
Rhemafar yang mengandung methylprednisolone dapat berinteraksi dengan jenis obat-obatan tertentu. Adapun beberapa interaksi obat yang perlu diwaspadai saat menggunakan Rhemafar, yaitu:
ADVERTISEMENT
Selain daftar di atas, kandungan methylprednisolone juga dapat berinteraksi dengan jenis obat lain tergantung dari kondisi pasien. Karenanya, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu jika ingin mengombinasikan Rhemafar dengan obat-obatan lain.

Cara Penyimpanan Rhemafar

Ilustrasi obat Rhemafar harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Foto: Pexels
Simpan Rhemafar pada suhu ruangan yang sejuk dan kering (sebaiknya di bawah 30 derajat Celsius), serta terhindar dari paparan sinar matahari langsung dan kelembapan.
Selain itu, jangan menaruh tempat penyimpanan obat Rhemafar sembarangan. Simpan obat ini di tempat yang jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Penyakit Terkait dengan Obat Rhemafar

Ilustrasi penggunaan Rhemafar dapat membantu mengobati radang sendi. Foto: Pexels
Kandungan methylprednisolone dalam Rhemafar memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan, alergi, dan gangguan autoimun. Dikutip dari laman Mayo Clinic, berikut adalah beberapa penyakit terkait yang biasa diobati dengan methylprednisolone.
ADVERTISEMENT

1. Rheumatoid Arthritis (Radang Sendi)

ADVERTISEMENT
Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi dan jaringan tubuh lainnya. Methylprednisolone dapat digunakan untuk meredakan peradangan, mengurangi rasa nyeri, dan memperbaiki fungsi sendi.

2. Eksim

Penyakit kulit seperti dermatitis atopik atau eksim dapat diobati dengan Rhemafar untuk mengurangi peradangan dan rasa gatal. Kortikosteroid dalam obat ini membantu mengatasi reaksi peradangan pada kulit.

3. Insufisiensi Adrenokortikal

Insufisiensi adrenokortikal adalah gangguan endokrin atau hormonal yang terjadi akibat kelenjar adrenal tidak dapat memproduksi hormon kortisol dalam tubuh. Kandungan methylprednisolone dapat digunakan untuk menggantikan hormon kortisol yang kurang tersebut.

4. Lupus dan Skleroderma

Penyakit autoimun seperti lupus dan skleroderma dapat diobati dengan methylprednisolone. Obat ini membantu mengurangi peradangan pada jaringan dan organ tubuh.

5. Kolitis Ulseratif

Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis yang terjadi pada usus besar dan rektum. Pada kondisi ini, methylprednisolone dapat digunakan untuk mengurangi peradangan di saluran pencernaan. Obat ini juga membantu meredakan gejala seperti diare dan sakit perut.
ADVERTISEMENT

6. Penyakit Neoplasma

Pada beberapa kasus penyakit neoplasma, seperti kanker darah atau kanker sistem limfatik, methylprednisolone dapat digunakan sebagai bagian dari terapi untuk mengurangi peradangan dan gejala yang menyertainya.

7. Gangguan Mata

Methylprednisolone dapat digunakan dalam pengobatan gangguan mata seperti pembengkakan atau bisul yang berkaitan dengan peradangan. Obat ini membantu mengurangi beberapa gejala, seperti mata bengkak, gatal, dan nyeri.

Efek Samping Rhemafar

Ilustrasi salah satu efek samping Rhemafar yang dapat terjadi adalah sakit kepala. Foto: Pexels
Sama seperti obat-obatan lain, Rhemafar memiliki sejumlah efek samping yang bisa terjadi. Mengutip laman National Health Service (NHS), beberapa efek samping penggunaan obat yang mengandung methylprednisolone, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Rhemafar dapat memiliki efek samping yang berbeda-beda bagi setiap orang. Selain itu, obat ini juga dapat memicu efek samping yang lebih serius, seperti:
Jika mengalami efek samping yang tidak kunjung membaik, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Konsultasikan kondisi yang dialami kepada dokter agar bisa mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
ADVERTISEMENT
(SFR)