Konten dari Pengguna

Toilet Adalah Sarang Inspirasi? Coba Pikir Lagi

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
4 Agustus 2020 23:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi toilet. Foto: Unsplash/@giorgiotrovato
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toilet. Foto: Unsplash/@giorgiotrovato
ADVERTISEMENT
"Sudah jam 11! Ayo! Kita booking [studio musik ini] dari jam 9, 2 jam sudah kebuang!" ujar seorang pria kepada rekan satu band-nya.
ADVERTISEMENT
Namun, rekannya itu--yang sepertinya datang telat--tak langsung masuk ke ruang rekaman. Dia memilih ke toilet dulu. Bukan untuk pipis atau buang hajat, melainkan untuk menyelesaikan lirik lagu yang semestinya hari itu sudah rampung.
"Tunggu, Di.. Tunggu.. Sedikit lagi!" pinta lelaki yang ke toilet itu kepada rekannya yang bernama "Adi".
Di dalam toilet studio, lelaki itu merangkai kata demi kata pada selembar kertas. Segala memori tentang kota masa kecilnya, yang juga kota asal sang ibu dan eyangnya, tertuang dalam aksara pada kertas tersebut.
Singkat cerita, lelaki itu berhasil menyelesaikan lirik lagu baru untuk band-nya. Pada akhirnya, lagu yang liriknya merupakan hasil komtemplasi seorang lelaki di dalam toilet itu mampu menjadi hits.
ADVERTISEMENT
Bahkan, lagu yang dirilis pada era 1990-an tersebut masih terdengar syahdu di telinga hingga hari ini. Lagu yang dimaksud tersebut berjudul "Yogyakarta", tembang legendaris yang dipopulerkan oleh KLa Project.
KLa Project: Katon Bagaskara, Lilo (Romulo Radjadin), Adi Ardian. Foto: Gio Giovanni/kumparan
Lelaki yang menulis lirik lagu itu di dalam toilet bernama Katon Bagaskara. Mas Katon sendiri yang menceritakan kisah tersebut di hadapan Gus Miftah. Kisahnya bisa disimak di video yang diunggah kanal YouTube SM Media Video.
Well, kamu enggak perlu jadi orang Jogja untuk mengagumi lagu tersebut. Saya yang baru pernah sekali main ke Jogja pun bahkan bisa memutar lagu "Yogyakarta" berkali-kali.
Seolah, lagu itu memiliki magi yang unik. Jika tak percaya, silakan dengarkan sendiri.
Namun di stori ini, saya bukan bermaksud ingin menggubah makna lagu tersebut lebih dalam. Yang saya tertarik untuk bahas adalah soal Mas Katon menyelesaikan lagu itu dalam 'sekejap' di dalam toilet.
ADVERTISEMENT
"WC itu tempat inspirasi yang paling luar biasa! Benar!?" tegas Mas Katon dalam video yang diunggah kanal YouTube SM Media Video tersebut.
Rupanya, cerita tentang toilet/WC/kamar mandi menjadi sumber ide bukanlah hal baru, ya. Musisi legendaris macam Katon Bagaskara pun menggubah salah satu karya terbaiknya di dalam toilet.
Katon Bagaskara Foto: instagram/@katonbagaskara
Dan sepertinya, Katon bukanlah satu-satunya. Sejumlah musisi lainnya, juga pelukis, pembuat film, penulis, hingga content creator pun kadang (atau bahkan sering) menjadikan toilet sebagai tempat 'bersemedi' untuk mencari ilham.
Pertanyaannya, kenapa harus toilet? Apakah itu sekadar persepsi dan sugesti? Ya, bisa jadi. Saya berpikir begitu.
Gini, deh. Menurut saya, toilet adalah ruang paling privat bagi manusia.
Orang bisa saja nyelonong masuk ke kamar orang lain tanpa permisi, tetapi nyaris tak mungkin dengan sembrono mendobrak masuk ke dalam toilet yang ada orang di dalamnya. Apalagi, kalau kita tahu bahwa orang yang di dalam toilet itu sedang BAB. Males banget.
Ilustrasi toilet. Foto: Pixabay/11165576
So, dengan mengunci pintu toilet dan duduk di WC, seseorang telah berhasil menemukan satu ketenangan dan kenyamanan. Privasi.
ADVERTISEMENT
Itu yang pertama. Kedua, ketika kamu duduk di WC, kamu mau ngapain lagi, sih? Yang bisa dilakukan di sana, ya, 'cuma' pipis dan BAB. Main HP atau merokok mungkin kegiatan 'paling produktif' yang bisa kamu lakukan di sana.
So, karena enggak banyak yang bisa dilakukan, alhasil pikiran kita bisa ke mana-mana, memikirkan/mengkhayalkan banyak hal, tak terkecuali urusan pekerjaan atau karya yang sedang kita kerjakan. Karena suasananya tenang, ada privasi, muncullah ide. Gitu.
Jadi sebenarnya, kuncinya adalah menemukan ketenangan dan suasana relaks. Dalam hal ini, nongkrong di toilet adalah salah satu caranya. Apakah bisa ditemukan pada suasana lain? Bisa, sih, menurut saya.
Ilustrasi ide. Foto: Unsplash/@jcmarin
Saya pernah mencoba untuk memikirkan ide tulisan saat sedang mandi, makan, ngopi, duduk-duduk santai, atau rebahan. Hasilnya? Nemu aja, tuh, inspirasi. Tak harus di toilet.
ADVERTISEMENT
Di kantor kumparan, ada sejumlah spot nyaman. Salah satunya adalah deretan kursi di pinggiran kolam renang, bawah pohon.
Kadang-kadang, saya suka menyempatkan diri duduk sendirian di sana untuk mencari inspirasi. Dapat, sih.
Hanya, terkadang orang yang lewat situ suka menatap saya dengan keheranan, "Ngapain itu makhluk duduk di situ, bengong, sendirian?"
Iya, itu enggak enaknya. Bagi sebagian orang, mereka enggak nyaman mendapat tatapan aneh atau pertanyaan semacam itu dari orang-orang.
Di rumah pun begitu. Kamu bisa saja ngopi sambil duduk santai di teras, tetapi masih ada kans ibu/bapakmu menyuruhmu, meminta tolong, untuk membeli gas LPG atau voucher token listrik. Kalau di toilet, kecil kemungkinan itu terjadi.
Cukup masuk akal kenapa nama lain toilet adalah "Restrooms". Foto: Unsplash/@mattartz
Bagaimana saat sedang makan? Makan bagi sebagian orang juga adalah waktunya untuk istirahat, momen relaks sejenak. Karena itu, ngapain banget mikirin kerjaan pas lagi makan, kecuali memang sedari awal ditujukan untuk itu.
ADVERTISEMENT
Pada intinya, sih, inspirasi itu bisa di mana saja. Kuncinya, kalau sudah mulai jenuh dan stuck di depan layar laptop, kita menyingkirlah dulu.
Ke mana? Bisa ke toilet atau sekadar jalan kaki keluar kantor sebentar buat beli makan atau bikin kopi di pantry atau rebahan di musala kantor.
Semua soal bagaimana kita merelakskan diri atau mencari tempat yang dinilai memiliki cukup privasi sejenaklah. Dan itu bisa dilakukan di mana saja, tak cuma di toilet.