Kritik Sastra Feminis: Menguak Suara Perempuan dalam Sastra

Kautsar Siti S
Mahasiswi Universitas Pamulang, Sastra Indonesia
Konten dari Pengguna
17 Juni 2024 10:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kautsar Siti S tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tokoh Perempuan. Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tokoh Perempuan. Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa dekade terakhir, kritik sastra feminis telah menjadi salah satu pendekatan yang paling berpengaruh untuk menganalisis karya sastra.
ADVERTISEMENT
Kritik ini bertujuan untuk menguak suara perempuan yang selama ini terpinggirkan dalam dunia sastra serta mengeksplorasi bagaimana mempengaruhi representasi dan penerimaan karya sastra.
Teori kritik sastra feminis berakar pada gerakan feminis yang berkembang selama abad ke – 19 dan 20, ketika Perempuan mulai memperjuangkan hak-hak mereka dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia sastra. Para kritikus feminis berusaha untuk menemukan dan menganalisis gender dalam karya sastra serta menyoroti karya-karya yang mencerminkan pengalaman dan perspektif perempuan.
Di Indonesia, kritik sastra feminis memainkan peran penting dalam memperkaya pemahaman karya-karya sastra lokal. Banyak penulis perempuan Indonesia, seperti Ayu Utama, Oka Rusmini, dan Nh. Dini mengupas lebih dalam yang bertemakan identitas perempuan, perjuangan melawan diskriminasi, dan perjuangan hak perempuan.
ADVERTISEMENT
Novel Ayu Utami “Saman” adalah salah satu karya sastra yang mendapat perhatian kritikus feminis. Novel ini menampilkan karakter perempuan yang kuat dan rumit serta membahas masalah sosial dan politik yang berkaitan dengan perjuangan Perempuan di Indonesia. Utami, mengajak pembaca untuk berpikir tentang masalah yang dihadapi oleh Perempuan dalam masyarakat partiarkal melalui karakter utamanya, Laila dan Shakuntala.
Kritik sastra feminis juga menekankan bahwa representasi perempuan dalam sastra harus mencerminkan berbagai latar belakang, identitas, dan pengalaman. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa suara perempuan, termasuk suara minoritas atau terpinggirkan, didengar dan dihargai.
Hal ini, kritik sastra feminis adalah alat penting untuk menguak suara perempuan dalam sastra dan memastikan bahwa semua perspektif dihargai. Selain itu, dengan adanya kritik sastra feminis dapat memperkaya dunia sastra.
ADVERTISEMENT