Konten dari Pengguna

Teknik Pengeringan Semprot dalam Konversi Pangan Cair Menjadi Bubuk

Kavadya Syska
Dosen Fakultas Teknologi Industri, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap. Saat ini merupakan Mahasiswa S3 Program Studi Ilmu Pangan, Sekolah Pascasarjana IPB University
10 Oktober 2024 14:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kavadya Syska tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi spray dryer (Sumber: shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi spray dryer (Sumber: shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendahuluan
Pengeringan semprot (spray drying) merupakan salah satu metode yang sudah terbukti efektif dalam mengubahpangan cair menjadi bubuk. Teknik ini sangat penting dalam industri pangan, karena membantu memperpanjang umur simpan produk dan memudahkan dalam penyimpanan serta transportasi. Dalam ulasan ini, kita akan membahas empat teknik pengeringan semprot yang saat ini sedang digunakan, yaitu: pulse combustion (PC) spray drying, electrostatic spray drying (ESD), nano spray drying (NSD), dan extrusion porosification (EP).
ADVERTISEMENT
1. Pulse Combustion (PC) Spray Drying
Teknik PC spray drying masih dalam tahap pengembangan di sektor pangan. Meskipun memiliki potensi untuk mengatasi masalah viskositas yang sering terjadi pada atomizer tradisional, PC spray drying juga memiliki kelemahan. Salah satu kekurangan utama adalah kurangnya teknologi industri yang memadai untuk pengolahan pangan yang sensitif terhadap panas, seperti susu atau konsentrat protein whey. Namun, jika berhasil dikembangkan, teknik ini bisa menjadi pilihan penghematan energi yang lebih efisien dibandingkan dengan pengeringan semprot konvensional.
2. Electrostatic Spray Drying (ESD)
Teknik ESD menunjukkan janji yang besar dalam mengeringkan senyawa bioaktif atau senyawa yang sensitif terhadap panas, seperti enzim, sel, dan vitamin. Proses ini memanfaatkan muatan listrik untuk meningkatkan efisiensi pengeringan. Meskipun demikian, saat ini, peralatan ESD yang tersedia masih dalam skala laboratorium, sehingga belum dapat diimplementasikan secara luas di industri. Namun, potensi teknik ini untuk meningkatkan hasil dan kualitas produk menjadikannya bidang penelitian yang menarik untuk masa depan.
ADVERTISEMENT
3. Nano Spray Drying (NSD)
NSD adalah teknik yang menggunakan teknologi mesh semprot dan kolektor elektrostatik. Hasil dari teknik ini adalah variasi ukuran partikel dan hasil produk yang berbeda dibandingkan dengan metode pengeringan semprot tradisional. Namun, NSD memiliki kendala, terutama dalam hal konsentrasi larutan umpan yang rendah (0,1-1% w/v), yang dapat mempengaruhi efisiensi proses pengeringan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi batasan ini dan mengeksplorasi aplikasinya dalam produk pangan yang berbeda.
4. Extrusion Porosification (EP)
Teknik EP diklaim dapat memberikan karakteristik fisik bubuk yang lebih baik dan memungkinkan pengeringan cairan yang sangat terkonsentrasi. Dengan menggunakan teknik ini, diharapkan kualitas dan sifat bubuk yang dihasilkan dapat meningkat, menjadikannya lebih cocok untuk aplikasi tertentu dalam industri pangan. Peningkatan dalam karakteristik fisik bubuk dapat berkontribusi pada pengembangan produk baru dengan nilai tambah.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Secara keseluruhan, setiap teknik pengeringan semprot yang dibahas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam konteks pengeringan pangan, inovasi dan pengembangan lebih lanjut dalam teknik-teknik ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja proses dan sifat bubuk yang dihasilkan. Penelitian yang lebih mendalam akan membantu mengidentifikasi potensi aplikasi dalam sistem pangan dan mengatasi tantangan yang ada, terutama dalam hal pengolahan bahan yang sensitif terhadap panas. Di masa depan, pengembangan teknologi ini diharapkan dapat memperluas aplikasi pengeringan semprot dalam industri pangan, sehingga memberikan manfaat yang lebih besar baik bagi produsen maupun konsumen.