Konten dari Pengguna

Dahsyatnya Keuntungan Bisnis Mata Uang Dolar AS

Depid Ismail
Praktisi dan Konsultan Bisnis Syariah - Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
25 Juni 2024 14:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Depid Ismail tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Konversi Rupiah ke Dolar AS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Konversi Rupiah ke Dolar AS
ADVERTISEMENT
Kebijakan moneter di Amerika Serikat dilakukan oleh Federal Reserve System (The Fed), sekaligus bertindak sebagai bank sentral yang didirikan pada tahun 1913 di bawah Undang- Undang Federal Reserve untuk mempersembahkan mata uang bagi Amerika Serikat sekaligus untuk mengawasi sistem perbankannya.
ADVERTISEMENT
Perjanjian Bretton Woods tahun 1944 menetapkan sistem aturan, institusi, dan prosedur untuk mengatur sistem moneter internasional dengan membangun infrastruktur untuk melakukan pembayaran internasional dan mengakses pasar modal secara global dengan menggunakan mata uang dolar AS.
Ada hal menarik namun banyak diabaikan oleh sebagian pihak, yaitu berkaitan dengan bagaimana sebuah mata uang dicetak sebelum dikembangkan mata uang digital. Khususnya biaya cetak mata uang dunia seperti dolar AS yang dicetak oleh Federal Reserve Bank sebagai bank sentral Amerika yang senyatanya dimiliki oleh pihak swasta.
Pada tahun 2023 The Fed merilis biaya pencetakan uang kertas dolar dihitung dalam satuan sen (asumsi 1 sen = Rp164,5). Jika dikonversikan ke dalam rupiah dan dibulatkan akan menghasilkan perhitungan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Apabila melihat biaya cetak dolar di atas sungguh kita akan mendapatkan data yang cukup mencengangkan dari segi perhitungan bisnis apabila dikonversi ke mata uang rupiah.
Nilai $1 saja yang biaya cetaknya hanya Rp461 bisa dijual ke Indonesia misalkan dengan harga Rp16.450. Berarti harga dolar sebesar 35 kali lipat lebih dari biaya cetaknya. Kalau hitungan bisnis berarti keuntungan yang didapatkan dari hasil konversi tersebut yaitu lebih dari 3.500%.
Apalagi nilai $100 yang biaya cetaknya hanya Rp1.415 bisa dijual ke Indonesia dengan harga misalkan Rp1.645.000, berarti harga dolar sebesar 1.162 kali lipat lebih dari biaya cetaknya. Kalau hitungan bisnis berarti keuntungan yang didapatkan dari hasil konversi tersebut yaitu lebih dari 116.200%.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana jika perhitungan pembelian dolar itu dengan rupiah yang memiliki biaya cetak yang sama?
Setidaknya sudah nyata di depan mata kita bahwa konversi $1 ke rupiah sudah mencapai Rp16.450, yang berarti rakyat Indonesia harus membeli dolar AS 16.450 kali lipat dari nilai rupiah alias The Fed mendapatkan keuntungan 16.450%.
Inilah di antara fenomena pengendalian mata uang dolar terhadap mata uang rupiah oleh pasar, sekaligus sebagai gambaran bahwa ketergantungan terhadap mata uang dolar untuk melakukan transaksi luar negeri akan berdampak pada pengendalian perekonomian Indonesia.
Inipun sebagai gambaran bahwa mata uang yang dipandang sebagai "darah" dalam sebuah perekonomian apabila dijadikan komoditi akan mudah sekali untuk dijadikan alat pengendali dengan mengutak-atik nilai pasar mata uang tersebut terhadap mata uang negara lain.
ADVERTISEMENT
Akan berbeda halnya jika mata uang tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam sistem perekonomian Islam. Sebagaimana layaknya fungsi uang uniti of account, medium of exchange, tidak dijadikan sebagai komoditi, memiliki nilai intrinsik atau minimal memiliki uderlying asset (misalnya dalam bentuk emas), dan disahkan oleh negara.
Lebih jauh lagi apabila setiap negara sudah memiliki kepentingan bersama khususnya di dalam mengelola perekonomian, bisa jadi tidak diperlukan mata uang yang berbeda. Yang ditonjolkan dan diprioritaskan yaitu bagaimana warga dunia mendapatkan pelayanan terbaik mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama tanpa dipengaruhi oleh perbedaan bangsa, suku, agama, ras, ataupun antar golongan.