Jika Lo Diasingkan, Apa yang akan Lo Lakukan di Pengasingan?

Apakah kamu tetap nge-stalk mantan? (Foto: Istimewa)

Risko dari perlawanan terhadap penguasa adalah dibuang dan dipenjara di pengasingan. Daerah pengasingan adalah penjara alam, di mana mungkin lo nggak akan disiksa oleh penjahat. Namun, lo akan mengalami kesepian yang teramat sangat, jauh dari orang-orang tercinta, tanpa pertolongan, tanpa tempat bersandar, dan bisa-bisa kamu akan stres, ketakutan, hingga mati kering di sana.

Namun, bagi pejuang dan revolusioner yang dimiliki negara kita, seperti Sutan Sjahrir, Mohammad Hatta, Soekarno, dan Tan Malaka, pengasingan bukanlah tempat terakhir mereka untuk menghembuskan npas terakhir. Napas mereka terlalu berharga untuk dihabiskan di sana tanpa memberikan pengaruh besar terhadap perubahan ketika bebas.

Sjahrir, Sukarno, dan Hatta (Foto: Dok. Kemdikbud)

Sjahrir, Hatta, Soekarno, dan Tan Malaka tidak menjadikan pengasingan sebagai tempatnya memasrahkan hidup. Justru, dari balik jeruji pembuangan itulah mereka justru berkarya. Mereka semua menulis dari balik bilik pengasingan (bahkan Sjahrir merilis pamflet "Perdjoeangan Kita", dan Tan Malaka merilis beberapa buku semasa ia dipenjara), membaca banyak buku, menulis, menulis, menulis, membbaca, dan menulis lagi. Bahkan, ada di antara mereka yang berinteraksi dengan orang-orang sekitar, dan mengajar warga sekitar. Sungguh, meski fisik dan mental mereka sudah semerawut tak tentu, mereka masih mau berkontribusi memberikan pendidikan kepada orang banyak.

Nah, bayangkan, di zaman modern yang sudah terbebas dari kungkungan kolonialisme ini lo diasingkan dari kehidupan yang serba enak, di pulau terpencil seperti di Banda Neira, misalnya, apa yang bakal lo lakukan?

Jawaban kreatif lo wajib banget di posting di kolom komentar ya!