Obrolan Kawula Muda: Memahami Fluktuasi Emosi Perempuan Menjelang Haid

kawula muda
Lika-liku dunia anak muda
Konten dari Pengguna
18 April 2017 21:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari kawula muda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Angry gif (Foto: Istimewa)
Sempat saya gegabah untuk tidak menggali lebih dalam apa gejala pra-menstruasi, sehingga saya masih terjebak dalam tempurung kebingungan: mengapa saya sering merasa emosional, bahkan kelewatan emosional, dengan berbagai varian emosi yang berbeda-beda? Petualangan emosi yang dirasakan —yang semakin lama disadari bahwa fase paling emosional terjadi hampir setiap bulannya, ternyata adalah salah satu dari gejala pra-menstruasi yang mempengaruhi perubahan psikologis.
ADVERTISEMENT
Sebelum mempelajari tentang hal ini, saya merasakan fluktuasi emosi ini sebagai "kiamat" yang mempegaruhi kejiwaan, selayaknya memiliki mental disorder. Terkadang merasa begitu depresi dan tertekan,bahkan sering tanpa alasan yang jelas. Seringkali saya menangis hanya dengan mengingat adegan-adegan film yang menyedihkan, dan bahkan menangis hanya dengan mendengarkan lagu Bon Iver. Lol, really!
Terkadang saya cepat sekali meledak, seperti tersinggung oleh ejekan atau sentilan kecil dari seorang teman. "Gendutan lu!" bisa jadi frasa paling mematikan meski bercanda.
Terkadang saya marah, sangat marah, padahal saya tidak perlu marah, tetapi dorongan marah itu datang dengan sangat kuat meskipun sudah ditahan-tahan (Bagi yang punya kekasih, siap-siap harus mengelus dada ketika hal ini menyerang).
ADVERTISEMENT
Sad cat (Foto: giphy)
Terkadang saya merasa tidak berguna dan tidak diinginkan,sehingga timbullah semacam suicidal feelings, perasaan ingin mengakhiri hidup yang timbul tanpa diundang. Terkadang saya berpikir kejauhan, sehingga menimbulkan kecemasan dan ketakutan berlebih akan suatu hal, yang kemudian dibebankan ke pikiran, sehingga secara absurd menyebabkan stres. Semua pikiran-pikiran itu membuat tidak nyenyak tidur.
Kamu sering mengalami setidaknya satu dari gejala emosi yang saya paparkan di atas?
Well, saya menyadari betul akan semua fenomena psikologis yang sering terjadi pada diri saya, sehingga ketika saya sedang merasakannya, saya berpikir: "Okay, here comes the roller coaster."
Hingga akhirnya, saya menemukan satu titik cerah selama melakukan "mencatat" anomali emosi yang sering saya alami ini: Itu semua terjadi setiap bulan sekali, kemudian berangsung tidak terlalu parah, dan kembali normal. Tetapi, beberapa minggu kemudian, hal itu muncul lagi, fluktuatif, dan berlangsung tidak terlalu parah, dan kembali normal, dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Ternyata, hal ini terjadi karena siklus. Siklus bulanan.
Ambiverts calmed (Foto: Giphy)
Sebagai perempuan, siklus bulanan sangat beruhubungan dengan siklus menstruasi. Terpikir saat itu, apakah mungkin ini semua terjadi sebagai gejala dari siklus menstruasi? Ketika makin penasaran akan hal ini, saya mulai mencatat kembali kapan siklus itu muncul. Setelah selesai menstruasi, saya melakukan pengamatan pada menstruasi saya bulan depan. Terjawab sudah, perubahan mood dan emosi yang acakadut itu saya alami kembali, dan saya menemukan bahwa perubahan emosional ini terjadi mulai dari sekitar 10 hari hingga tujuh hari sebelum saya menstruasi.
So after all this time, it's you, pre-menstrual syndrome!!
Sejak itu, saya langsung tertarik untuk googling banyak sumber mengenai fluktuasi mood ini. Ternyata benar, gejala-gejala perubahan emosi itu termasuk ke dalam kumpulan gejala pra-menstruasi.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak sumber yang ditemukan, semua mengacu pada satu hal yang tipikal bahwa perubahan emosional yang dikenal dengan istilah mood swings itu merupakan salah satu gejala pra-menstruasi.
Melansir Everyday Health, pre-menstrual syndrome (PMS) dapat menyebabkan perubahan mood (mood swings) yang tidak dapat dikendalikan. Ini terjadi pada sebagian perempuan, seperti merasakan kesedihan yang mendalam hingga menangis, marah yang meluap-luap, kecemasan dan ketakutan berlebihan, mudah depresi, dan nantinya emosi mereka akan kembali stabil —semua perubahan emosi itu dapat terjadi bahkan hanya dalam satu hari!
Gejala-gejala PMS, seperti mood swings, muncul saat fase luteal dalam siklus menstruasi perempuan, yaitu setelah ovulasi terjadi — biasanya pada hari ke 14-28 dari siklus bulanan perempuan. Ketika menstruasi mulai, fluktuasi emosi itu biasanya akan menghilang.
ADVERTISEMENT
Saya pun menemukan pengetahuan baru bahwa gangguan secara emosional ini utamanya disebabkan karena naik-turunnya hormon pada saat menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon estrogen dan progesteron, di mana hormon ini mempengaruhi keadaan kejiwaan perempuan, dan terjadi ketidakseimbangan di antara keduanya. Ketidakseimbangan inilah yang ternyata memicu kesedihan, marah-marah, dan ketidakstabilan emosi saya lainnya.
Ilustrasi emosi pengemudi. (Foto: www.ford.com)
Setelah ovulasi, kadar progesteron akan naik dengan dratis, kadar hormon esterogen di dalam tubuh perempuan mulai menurun, dan lalu akan terus mengalami pasang-surut sebelum akhirnya menstruasi tiba. Kondisi inlah yangi menyebabkan mood swings.
Berikut adalah gejala emosional yang terjadi pada saat PMS yang sering saya alami:
1. Kesedihan yang mendalam, keputusasaan, dan perasaan ingin bunuh diri
ADVERTISEMENT
2. Mudah marah dan tersinggung, sekalinya marah dapat meledak-ledak dan bergejolak, hingga mungkin keluar ucapan atau tindakan yang dapat menyakiti orang lain
3. Merasa sangat tertekan sehingga mengalami depresi
4. Merasa takut dan cemas berlebihan
5. Serangan panik yang tak dapat dikendalikan
6. Menangis hanya karena hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ditangisi
7. Ingin selalu menyendiri sehinga kerap menarik diri dari keramaian
8. Susah fokus dan mudah terdistraksi
9. Lelah fisik dan pikiran
Dijamin, kamu pasti megalami setidaknya satu dari sekian banyak gejala mood swings di atas.
Syukurlah semua gejolak emosi yang beragam itu berakhir ketika menstruasi saya tiba. Semakin lama saya semakin terbiasa menghadapi fase mood swings ini, bahkan sudah dapat mencoba mengendalikan kadar emosinya jika sudah terlewat berlebihan. Saya selalu mencoba menenangkan diri, melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan untuk diri sendiri, berdamai dengan segala tekanan-tekanan yang begitu meluap dari dalam.
ADVERTISEMENT
Pro-tip! Berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir tingkat keparahan mood swing saat PMS:
1. Lakukan olahraga atau aktivitas fisik untuk melawan menjaga keseimbangan hormon, serta menambah energi positif ke dalam tubuh dan jiwa.
2. Makan dengan porsi kecil agar gula darah stabil, di mana gula darah yang naik dapat memperburuk perubahan hormon.
3. Konsumsi suplemen kalsium yang cukup. Penelitian mengatakan bahwa kalsium yang cukup dapat meringankan gejala-gejala pra-mesntruasi.
4. Hindari asupan kafein, alkohol, dan gula. Kafein berlebihan dapat berkontribusi secara signifikan terhadap stress, serta kafein dapat meningkatkan kecemasan, rasa gugup, dan insomnia. Mengurangi alkohol pun sangat membantu memperparah PMS, sebab alkohol adalah salah satu jenis depresan. Makanan yang manis-manis pun dapat memperparah mood swings.
ADVERTISEMENT
5. Lakukan manajemen stress. Yoga, meditasi, atau wisata alam bisa jadi pilhan wahid.
After all, this the most vital thing: Kita harus mampu mengenali diri kita, bagaimana memperlakukan diri sendiri ketika sedang stres, yaitu dengan melakukan relaksasi. Seperti yang tadi sudah saya katakan, lakukanlah hal-hal yang membuat kita senang dan nyaman; makan es krim, menonton film, atau sekadar window shopping di mal. Istirahatlah yang cukup, sebab kurang istirahat dapat memicu kondisi kesehatan yang tidak baik, secara fisik maupun mental.
Syukurlah semua hal itu dapat dijelaskan secara medis dan alamiah. Belakangan saya sudah merasa lebih arif dalam mengontrol emosi saya ketika PMS sedang menyerang, karena jika tidak, maka saya tidak hanya merusak diri saya sendiri, tetapi juga merusak hubungan saya dengan orang lain. Serangkaian emosi ini mengajarkan saya untuk dapat lebih peka terhadap kondisi diri sendiri, dan lebih mau belajar untuk mengenali dan berdamai dengan keadaan sendiri.
ADVERTISEMENT
Note: Apabila dialami berlarut-larut, bisa jadi ada penyakit kejiwaan atau mental disorders yang kita alami. Jika hal itu terjadi, harus segera konsultasi dengan psikiater.
Keep healthy, girls! Fight back mood swing and take over the world!