Benarkah Daun Pepaya bisa Cegah Penyakit Filariaris??

Vella Rohmayani
Pengajar di Prodi S.Tr TLM FIK UMSurabaya, pengurus MTCC UM Surabaya, anggota Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan sebagai anggota PUSAD (Studi Anti Korupsi dan Demokrasi) di UMSurabaya
Konten dari Pengguna
24 Desember 2021 0:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vella Rohmayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pepaya, dokumentasi by pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Pepaya, dokumentasi by pexels.com
ADVERTISEMENT
Daun pepaya selama ini masih belum begitu termanfaatkan. Padahal daun pepaya memiliki kandungan beberapa senyawa metabolit sekunder yang bisa dimanfaatkan dalam banyak hal, salah satunya adalah dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit filariasis.
ADVERTISEMENT
Filariasis merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui perantara nyamuk Culex sp. Penyakit ini masih menjadi penyakit endemis di negara Indonesia. Diketahui berdasarkan data yang bersumber dari Profil Kesehatan RI 2018 Tahun 2019 menyebutkan bahwa sampai saat ini di Indonesia masih terdapat sebanyak 236 kabupaten/ kota dari 28 Provinsi yang dinyatakan endemis filariaris.
Angka kesakitan penyakit ini pada tahun 2018 juga masih lumayan tinggi yaitu terdapat sebanyak 10.681 kasus. Provinsi dengan jumlah kasus terbanyak adalah Nusa Tenggara Timur dengan jumlah kasus sebesar 1.542 kasus.
Penyakit Filariasis
Filariasis atau lebih umum dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan penyakit kaki gajah. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit kronis karena dapat menyebabkan terjadinya kecacatan pada orang yang terinfeksi oleh penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyakit filariasis dapat menyebar dengan cepat, mengingat penyebarannya dapat dilakukan melalui perantara vector nyamuk Culex sp. Adapun agen yang menjadi penyebab infeksi penyakit filariasis adalah cacaing filaria dengan nama spesies Wuchereria bancrofti dan Brugia sp.
Seseorang yang terinfeksi oleh parasite tersebut, jika tidak segera mendapatkan penanganan akan menyebabkan terjadinya kecacatan pada tubuh berupa pembesaran atau pembengkakan pada ukuran kaki, lengan serta organ tubuh lainnya.
Vektor Penyakit Filariasis
Nyamuk Culex sp merupakan salah satu jenis nyamuk yang berbahaya bagi manusia. nyamuk tersebut dapat berperan sebagai vector berbagai penyakit berbahaya, seperti penyakit Japanese enchepalitis dan penyakit filariasis.
Berbeda dengan larva nyamuk Aedes aegypti yang menyukai habitat di genangan air yang bersih, nyamuk Culex sp mempunyai habitat di genangan air yang kotor dan keruh, seperti di sungai atau air got.
ADVERTISEMENT
Potensi Daun Pepaya untuk Cegah Filariasis
Langkah utama yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit yang ditularkan melalui perantara vector adalah dengan pengendalikan vector penular penyakit tersebut.
Salah satu cara pengendalian vector adalah mengguakan larvasida. Penggunaan larvasida dari bahan tanaman lebih aman dan efektif, jika dibandingkan dengan penggunaan larvasida sintesis yang dapat menimbulkan berbagai efek negative.
Daun pepaya merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan senyawa aktif berupa 0.25% alkaloids, 0.14% flavonoid, 0.30% saponin, ≤68 mg/L steroid, and 11.34% tannin (Cahyati et al., 2019). Sehingga dapat berpotensi dimanfaatkan sebagai larvasida.
Tanin bisa menyebabkan terjadinya kerusakan pada bagian pencernaan serangga dan menyebabkan gangguan pada fungsi penyerapan air (Pradani, 2009; Mardiana, 2009).
ADVERTISEMENT
Saponin bisa menghambat pertumbuhan, perkembangan serta mengganggu system reproduksi serangga. sedangkan senyawa Alkaloid, flavonoid dan minyak atsiri dapat menggambat makan serangga, serta dapat bekerja sebagai racun pernapasan (Pradani, 2009; Wardani dkk., 2010).
Dosen UM Surabaya Atas nama Rohmayani, Arimurti dan samsudin (2021) melakukan penelitian terkait "Perbandingan Uji Potensi dari Rebusan Daun Salam (Syzygium polyanthum) dan Daun Pepaya (Carica papaya) sebagai alternatif larvasida nyamuk Culex sp."
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut diketahui bahwa pemberian perlakuan perasan daun salam (Syzigium polyanthum) dan daun pepaya (Carica papaya) terbukti dapat menyebabkan terjadinya mortalitas pada larva nyamuk Culex sp.
Berdasarkan analisis menggunakan uji probit diketahui bahwa untuk dapat menyebabkan terjadinya Lethal Concentration 50% (LC50) pada larva nyamuk Culex sp dibutuhkan perasan daun salam sebesar 62,89 g/ml, sedangkan pada perlakuan perasan daun pepaya dibutuhkan sebesar 44,10 g/ml.
ADVERTISEMENT
Sehingga dari data LC50 dapat diketahui bahwa pemberian perlakuan perasan daun pepaya lebih efektif jika dibandingkan dengan pemberian perlakuan perasan daun salam.
Menurut Cahyati et al (2017) Infusa daun pepaya (Carica papaya L.) memang terbukti efektif penyebabkan kematian pada larva nyamuk Culex sp. dan potensinya hampir setara dengan bubuk temephos atau larvasida sintesis.
Mengingat bahwa daun pepaya (Carica papaya) memang memiliki kandungan berbagai senyawa metabolit sekunder, seperti tannin, saponin, flavonoid, phenolic hydroquinnon alkaloid, steroid dan triterpenoid yang dapat bersifat toksik pada serangga (Sulistiyani S., 2014; Cahyati et al., 2019).
Oleh sebab itu pemanfaatan daun pepaya sebagai larvasida alami dapat membantu mencegah terjadinya penularan penyakit filariasis, yaitu nyamuk Culex sp. Sehingga negara Indonesia dapat segera menjadi negara yang bebas dari bahaya infeksi penyakit filariasis.
ADVERTISEMENT