Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Poblematika Implementasi MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) di UM
30 November 2021 13:43 WIB
Tulisan dari BEM FIS UM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Inovasi terbesar bidang pendidikan saat ini adalah kemunculan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarin. MBKM adalah salah satu inovasi program pendidikan di lingkup perguruan tinggi, baik negeri ataupun swasta. Program ini menawarkan kebebasan bagi mahasiswa untuk menambah pengalaman di luar program studinya dengan harapan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa. Pada dasarnya, program merdeka belajar memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk memperoleh berbagai pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang minat bakatnya dan siap bersaing di dunia global. Kebijakan ini juga memberikan hak otonomi bagi perguruan tinggi dengan prinsip perubahan paradigma pendidikan yang lebih otonom dan kultur pembelajaran yang inovatif, sehingga program pembelajaran yang ditempuh di perguruan tinggi menjadi lebih fleksibel.
Program inovasi MBKM ini mengusung berbagai konsep pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa (student centered learning) dengan memberikan tantangan inovasi, kreatvitas, kepribadian, kapasitas, dan kebutuhan mahasiswa dalam mengembangkan diri sesuai dengan dinamika di dunia nyata. Melalui MBKM, mahasiswa bukan hanya memiliki hard skill yang kuat, tetapi juga soft skill yang bermanfaat di dunia kerja. Adapun berbagai program yang ditawarkan adalah program kampus mengajar, pertukaran pelajar, riset, proyek kemanusian, penelitian, kegiatan wirausaha, studi independen hingga magang di suatu peruhasaan besar.
ADVERTISEMENT
Universitas Negeri Malang (UM) yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi negeri dengan sloganya Excelent In Learning Inovation pun sedang menjalankan program ini. Keberadaan program MBKM dimanfaatkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang untuk memperkaya pengalaman dan pengetahuan.
Meskipun program ini membawa angin segar bagi mahasiswa dan dosen untuk menambah pengalaman dan pengetahuan, inovasi yang muncul dengan cepat kerap kali memberikan probelmatika dalam pelaksaanya. Tak jarang mahasiswa merasa kebingungan dengan adanya program tersebut, seperti kurangnya informasi yang jelas dan kesiapan mahasiswa. Dinamika perubahan bidang pandidikan yang sangat cepat dan selaras dengan perkembangan teknologi ini tentunya harus di imbangi oleh fasilitas yang memadahi baik dari perguruan tinggi itu sendiri ataupun tenaga kependidikan lainya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana pendapat para mahasiswa peserta program MBKM tahun 2021 ini?
Beberapa ulasan dari aspirasi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang (UM) yang mengikuti beberapa program MBKM tahun 2021:
1. Safira Laialuz Zahro salah satu mahasiswa peserta MBKM program Kampus Mengajar mengatakan “.....salah satu kendalanya di sistem adiministrasi seperti surat tugas yang lambat, dari segi fasilitas pihak kampus sudah cukup membantu dengan mengadakan sosialisasi. Namun, yang paling disayangkan ini terkait uang saku yang lambat pendistribusianya. Hingga sekarang uang saku yang saya terima belum semuanya. Terlepas dari itu, program ini sangat membantu dalam meningkatkan soft skills yang tidak didapat dalam mata kuliah serta terjun langsung untuk bersosialisasi dengan masyarakat sehingga dapat melihat realitas fenomena yang terjadi di masyrakat maupun lembaga sosial. Harapan kedepanya semoga kedepannya permasalahan ataupun kendala yang dialami saat program berlangsung dapat menjadi evaluasi untuk agar tidak terus berulang terjadi.
ADVERTISEMENT
2. Nuraina Septiana mahasiswa peserta program Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) menyebutkan bahwa “.....salah satu kendala dalam implementasi program MBKM, khusunya KBMI adalah kurangnya sosialisasi program membuat beberapa pihak masih terdengar asing dengan KBMI, contohnya pihak jurusan sendiri yang membuat saya harus menjelaskan lagi ke pihak jurusan. Jika bicara segi fasilitas ya lumayan bagus, karena dengan adanya program ini setidaknya memberi ruang bagi mahasiswa yang memiliki usaha. Kemudian, dari pihak fakultas pun sudah mulai pro aktif dengan program ini, sehingga dengan itu saya sangat merasa senang. Menurut saya, kendala lain muncul karena kurang adanya campur tangan dari prodi dan fakultas sendiri, sehingga sosialisasi program ini sangat kurang bahkan dukungan yang diberikan juga masih terbilang hanya sebatas memberi selamat dan semangat. Harapannya Kemendikbud-Ristek setiap tahunnya tetap mempertahankan program ini untuk mewadahi mahasiswa yang tertarik bidang wirausaha serta pihak Kampus khususnya Fakultas bisa lebih aware akan program-program yang dihadirkan oleh Kemendikbud guna menunjang mahasiswa yang aktif dan kontributif”.
ADVERTISEMENT
3. Ambar Regita mahasiswa peserta MBKM Kampus Mengajar 2021, ia yang berpendapat bahwasanya “......ada kendala, ya berupa kurang jelasnya arahan dan mebuat program kerja sendiri yang didikusikan dengan DPL dan rekan team, lalu sering terjadi miss communication dengan pihak guru di sekolah. Seringnya miss communication dengan para guru apalagi terkait tujuan program kampus mengajar yang mana untuk membantu guru, justru menjadi pengganti guru. Lalu, bidang yang harus ditingkatkan ialah bidang literasi nunerasi. Namun, saya malah sering mengajar PAI dan BTQ apalagi SBDP. Di sisi lain, program ini mampu menambah skills dalam berbicara kepada banyak orang, kepada murid dengan umur yang berbeda, dan pengalaman mengajar secara langsng dan nyata tentunya. Untuk masalah uang saku saat ini sudah saya terima semuanya. Untuk bulan 1 sangat telat hampir 2 bulan dan yang bulan 2 dan seterusnya kira-kira sekitar 15 sampai 1 bulan setelah laporan mingguan ke 4 di-acc DPL, tetapi waktu pastinya saya tidak menghitungnya. Harapanya untuk diberikan sosialisasi terhadap sekolah yg bersangkutan dan lebih jelas membuat program kerja untuk kegiatan agar kegiatan ini tidak terkesan tidak jelas. Kemudian, untuk Fakultas Ilmu Sosial, UM, terima kash telah mengayomi mahasiswa yang mendaftar MBKM.
ADVERTISEMENT
4. Alvi Risnawati salah satu mahasiswa peserra MBKM Kampus Mengajar 2021 mengungkapkan bahwa “.....da beberapa fasilitas yang kurang baik dan perlu dibenahi, untuk uang saku diharapkan dapat diberikan tepat waktu, dikarenakan ada beberapa mahasiswa yang membutuhkan untuk biaya hidup. Karena dari pengalaman saya sebelumnya untuk uang saku sudah diberikan semua tapi 1 bulan setelah acc laporan. Dan saya berharap untuk konversi mata kuliah diharapkan dapat dikonversi dengan KKN dan PPL untuk mahasiswa semester 5”
5. Areta Shabiha R mahasiswa peserta MBKM program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) juga mengatakan beberapa kendala yang dialaminya sebagai berikut “......mulai dari proses pendaftaran tidak terlalu rumit, tetapi terdapat berkas-berkas yang belum disiapkan karena pendaftaran mendadak dan durasi pendaftaran singkat. Kedua, dari proses sosialisasi PMM yang saya ikuti kurang menjawab keresahan dan keinginan mahasiswa mengenai PMM. Sosialisasi yang dilakukan pun tidak terlalu mendetail mengenai prosedur pendafataran karena sudah diberikan semacam guidebook. Namun, tata cara pendafataran di guidebook dengan website terdapat perbedaan yang membuat mahasiswa bingung. Kendala dalam program PMM MBKM terdapat pada ketentuan SKS yang tidak sesuai antara Kemendikbud-Ristek dengan PT Tujuan dna PT asal karena Kemendikbud memperbolehkan untuk lintas jurusan dalam mengambil SKS, tetapi tidak semua PT asal memperbolehkan hal itu melihat SKS yang dipilih sangat tidak sesuai dengan matakuliah mahasiswa di prodi yang bersangkutan. Kemudian, kendala terdapat pada PT Tujuan yang kurang memahami mengenai ketentuan PMM ini di mana PT Tujuan tersebut dirasa belum siap menerima mahasiswa luar dengan website yang eror dan tidak teratur, fasilitas yang tidak memadai, admin yang terkesan "bingung", sehingga kami pun menjadi bingung kepada siapa sosok yang dapat membantu permasalahan kami. Dari segi fasilitas sebetulnya, Kemendikbud-Ristek sudah memberi fasilitas yang cukup. Namun, PT Tujuan dan beberapa PT Mitra belum mempersiapkan fasilitas dengan baik. Selain itu namun ternyata tidak semua universitas dapat melakukan luring, sehingga fasiltas yang ada sangat mengecewakan mahasiswa ditambah dengan uang saku yang tak kunjung cair. Dari pihak FIS UM sendiri telah sangat membantu dalam permasalahan di PMM, terutama dari prodi. Pihak prodi sangat responsif, mengarahkan, dan membantu mahasiswa PMM. Harapa untuk kedepanya kepada pihak Kemendikbud-ristek tolong untuk lebih selektif lagi bagi kampus yang akan menjadi PT tujuan dan PT mitra atau paling tidak untuk dipantau kesiapan mereka dalam mengikuti program ini. Dimohon pula untuk menepati janji mencairkan uang saku yang menjadi hak kami, secepat mungkin. Kalian sudah mengecewakan kami karena tidak dapat offline, tetapi jangan pula memperlambat uang saku kami. Lalu, untuk PT Tujuan, dimohon lebih mengadakan sosialisasi dan terbuka terhadap kami, reponsif, serta memperbaiki sistem.
ADVERTISEMENT
6. Hilwa Uchti Millinia salah satu mahasiswa peserta MBKM Kampus Mengajar 2021 mengatakan “......Awalnya saya terkendala karena bingung bagaimana cara mendaftar mencari surat ini itu di kampus, tetapi setelah itu terdapat sosialisasi yang memudahkan kan saya mendaftar. Kemudian, adanya sosialisasi MBKM ini sangat membantu kan tetapi saran saya sosialisasi datang lebih awal karena memberikan pengaruh, baik dari gambarannya bagaimana program mbkm itu sendiri bagi mahasiswa secara luas dan memudahkan proses pendaftaran. Kendala lain karena minimnya informasi ssalah satunya sempat terkendala pada pendaftaran bingung mau tanya kesiaapa akhirnya ada sosialisasi, kemudian pencairan uang saku. Masalah uang saku juga jadi problem kami dimana untuk uang saku bulan pertama kami terima di bulan selanjutnya akan tetapi saya memiliki kendala karena dosen pembimbing sempat telat meng acc laporan. Harapan kedepanya, tolong uang saku segera dicairkan dam harus disesuaikan dengan tanggal yang ditentukan. Bukan karena hal lain, kami mengajar tidak hanya di sekolahh akreditasi C saja, tetapi wilayah yang ditempuh juga plosok dengan jarak tempuh cukup jauh, sehingga untuk uang bensin saja tidak ada jika uang saku tidak disegerakan. Namun di sisi lain, program ini sangat positif karena mahasiswa diminta untuk berkontribusi penuh baik dari ide maupun tenaga untuk meratakan memajukan pendidikan di Indonesia pada saat pandemi agar pembelajaran lebih efektif”.
ADVERTISEMENT
Dari kesaksian beberapa peserta MBKM baik dari program kampus mengajar hingga pada program pertukaran pelajar problematika utama adalah minimnya informasi dan juga fasilitas yang diterima oleh peserta MBKM. Dengan minimnya informasi dan fasilitas yang kurang memadai, baik dari pihak kampus atau mitra menyulitkan mahasiswa untuk memperoleh kejelasan dari program yang diikutinya. Kemudian, masalah uang saku yang telah dijanjikan banyak sekali kendalanya, seperti telat atau bahkan belum menerima sama sekali. Hal ini tentu menjadi kendala sendiri bagi mahasiswa peserta MBKM khusunya peserta Kampus Mengajar, dikarenakan lokasi mengajar yang kadang jauh dari lokasi domisili sehingga dibutuhkan biaya lebih untuk uang perjalanan.
Berbagai program yang telah ditetapkan oleh pihak Kemendikbud ini pada dasarnya sangat berguna untuk meningkatkan wawasan serta pengalaman mahasiswa dalam mengimplemantasikan ilmunya dikehidupan nyata. Namun, alangkah baiknya jika diimbangi dengan fasilitas yang memadai seperti fasilitas informasi, sosialisasi, mitra kampus yang memadai. Kami semua berharap agar pada periode selanjutnya, program MBKM makin dibenahi agar tujuan dari program-program tersebut dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ditjend Pers Mahasiswa
Kementerian Komunikasi dari Informatika
BEM FIS UM 2021