Jelang Pemilu, Disdukcapil Kendari 'Jemput Bola' Rekam e-KTP Pelajar
PerbesarADVERTISEMENT
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Kendari melakukan gerakan jemput bola ke sekolah-sekolah. Sasarannya tentu Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat yang siswa-siswinya sudah berusia 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Gerakan jemput bola ini benar-benar dimaksimalkan Disdukcapil. Pasalnya, mereka harus memastikan seluruh pelajar di Kota Kendari bisa menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 17 April nanti.
Hari ini mereka melakukan perekaman di Madrasah Aliah Negeri (MAN) 1 Kendari. kurang lebih 300 siswa di MAN 1 Kendari sudah berusia 17 tahun. Namun masih ada kurang lebih 40 orang yang belum melakukan perekaman.
Setelah melakukan perekaman, siswa - siswi tidak perlu menunggu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk memegang e-KTP. Karena, 30 menit setelah perekaman, e-KTP sudah bisa dimiliki.
"Ini memang tiap tahun ada. Tapi ini karena menjelang pemilu, ya kita maksimalkan," kata Admin Data Base Disdukcapil Kota Kendari, Ahmad Mashuri di MAN 1 Kendari.
Ahmad mengaku tidak menemui kendala sedikit pun dalam melakukan perekaman di sekolah-sekolah. "Sampai sekarang tidak ada kendala ya, karena kan ini sistem online, dan jaringan di Kendari bagus. Kurang tau kalau daerah lain," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya mereka yang berusia 17 tahun yang didata untuk melakukan perekaman. Bila ditemukan siswa yang usianya 17 tahun pada 17 April nanti, juga akan diakomodir untuk merekam. Namun, e-KTP baru bisa diambil pada 17 April nanti.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MAN 1 Kendari, Muis mengaku senang dengan Disdukcapil go to school ini. Ia menaruh harapan kepada anak didiknya agar bisa menyalurkan hak suaranya di pesta demokrasi nanti.
Muis berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kendari bisa melakukan sosialisasi di MAN 1 Kendari. Pasalnya, pemilih pemula di sekolah itu terbilang banyak.
"Biasanya tahun sebelumnya itu ada. Tapi tahun ini belum ada. Memang kemarin waktu Minggu ada sosialisasi di sekolah kita tapi bukan untuk siswa, tapi warga," jelas Muis.
ADVERTISEMENT
---