Jenazah Randy Akan Dimakamkan di Muna, Sultra, Usai Salat Jumat

La Sali mencium jasad anaknya yang sudah tak bernyawa itu, Foto: Arto Rasyid/kendarinesia.

Nasirifa beserta sanak keluarga tak kuasa menahan tangis histeris kala jenazah Randy, mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) yang jadi korban tewas tertembak peluru tajam pada demo menolak RKUHP dan RUU KPK di DPRD Sultra, tiba di rumah duka.

Diketahui, jenazah Randy tiba di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, sekitar pukul 08.30 WITA, Kamis (26/9). Jenazah diangkut dengan mobil ambulans yang dikawal langsung oleh mobil Patroli Satlantas Polres Muna.

Melihat hal itu, sang ibu tak sanggup berkata banyak. Nasirifa hanya mampu 'berbicara' lewat air matanya. Tetes air matanya sudah cukup mewakili 1.000 kata yang tak terucap.

Sementara itu, duka nestapa juga tampak jelas di wajah ayah Randy, La Sali (47), yang hanya bisa menatap wajah anaknya, sembari mengelus rambut dan mencium kening buah hatinya itu. Ia seakan masih belum percaya, putra semata wayangnya itu telah pergi untuk selamanya.

Seakan ingin memberontak, La Sali berkali-kali mengatakan dengan mengunakan bahasa daerah Muna "kakesano Polisi Padanotemba Anaku Noosuligho Bangkeno" (Bagusnya polisi habis tembak anakku dia bawa pulangkan mayatnya).

Di kesempatan yang sama, rekan korban, Safrin, mahasiswa semester tiga FISIP UHO, yang turut mengantarkan jenazah Randy ke rumah duka, menyampaikan ke pihak keluarga bahwa rekan seperjuangannya itu tewas tertembak peluru tajam.

"Dokter katakan luka Randy (korban) adalah luka tembak dari jarak jauh, di mana peluru mengenai dada kanan tembus ke rusuk kiri bagian bawah dengan posisi menyamping," ungkapnya.

Rencananya, jenazah Randy akan dikebumikan keluarga di Muna, usai pelaksanakan salat Jumat, Hari ini (27/9).

Arto Rasyid