Kasus Tewasnya Mahasiswa di Kendari, Polisi: Kita Masih Uji Balistik

Konten Media Partner
14 Oktober 2019 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi demonstrasi ribuan mahasiswa se-Kota Kendari pada Kamis (26/9), di depan gedung DPRD Sultra, yang berujung bentrok hingga 2 mahasiswa tewas. Foto: Asdar Zuula/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Aksi demonstrasi ribuan mahasiswa se-Kota Kendari pada Kamis (26/9), di depan gedung DPRD Sultra, yang berujung bentrok hingga 2 mahasiswa tewas. Foto: Asdar Zuula/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Tabir tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Randy (21 tahun) dan Yusuf Kardawi (19 tahun) belum juga terungkap. Padahal, kasus ini sudah bergulir kurang lebih 19 hari, sejak keduanya dinyatakan mangkat sejak 26 September 2019 lalu, saat ikut aksi demonstrasi di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra).
ADVERTISEMENT
Meski dinilai lamban, polisi beralasan, saat ini masih menunggu hasil uji balistik proyektil dan selongsong peluru yang ditemukan tak jauh dari lokasi tertembaknya Randy.
"Kita masih menunggu hasil uji balistik," jelas Kepala Bidang Humas, Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhardt, saat dihubungi kendarinesia, Senin (14/10).
Harry juga tak bisa memastikan, kapan proses uji balistik itu akan selesai, dan mendapatkan hasilnya. "Kita masih menunggu," jawabnya singkat.
Ditanya apakah Polri mengalami kesulitan dalam mengungkap kasus ini ? Harry tak menjawab dengan detail. Dia hanya bilang, proses penyelidikan dilakukan secara ilmiah.
"Kita melakukan pembuktian secara ilmiah untuk ungkap masalah ini, Mas," pungkasnya.
Banyak pihak menilai, proses penyelidikan kasus tertembaknya Randy lamban. Salah satunya yang menyoroti hal itu adalah Komisioner Ombudsman RI, La Ode Ida.
ADVERTISEMENT
"Memang, bisa dibilang penanganannya lamban," kata La Ode Ida kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Diberitakan sebelumnya, Polisi sudah melakukan serangkaian penyelidikan. Mulai dari olah tempat kejadian perkara dan memeriksa sebanyak 21 orang saksi. Hingga selongsong dan proyektil juga dibawa ke Belanda dan Australia untuk dilakukan uji balistik.
Wiwid Abid Abadi