Kepala BNPB Sulawesi Tenggara: Alih Fungsi Lahan Picu Banjir

Konten Media Partner
10 Juni 2019 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPBD Sultra, Boy Ihwansyah. Foto: Wiwid/kendarinesia
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPBD Sultra, Boy Ihwansyah. Foto: Wiwid/kendarinesia
ADVERTISEMENT
Alih fungsi lahan resapan air menjadi area pertambangan dan perkebunan dinilai merupakan penyebab terjadinya banjir yang menerjang beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sultra, Boy Ihwansyah, kepada wartawan, Senin (10/6).
"Kalau kita lihat, dalam material banjir itu terdapat sedimen alam, seperti lumpur, pepohonan, akar-akaran. Secara visual itu menunjukkan bahwa banyaknya terjadi alih fungsi lahan di daerah tangkapan air menjadi salah satu penyebab banjir di Sultra," jelasnya.
Boy menyebut, alih fungsi lahan di Sultra sudah banyak terjadi. Lahan-lahan resapan air, lanjutnya, dialihfungsikan menjadi lahan pertambangan dan perkebunan. "Iya, misalnya alih fungsi menjadi pertambangan dan perkebunan," sambungnya.
Banjir yang merendam ratusan rumah di wilayah Konawe Utara, Foto: Dok Basarnas Kendari.
Boy menyebut, dari 17 kabupaten/kota di Sultra, 6 kabupaten di antaranya terendam banjir. 6 kabupaten itu adalah Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kota Kendari, Buton Utara, dan Bombana.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Konawe Utara adalah daerah yang paling parah terdampak banjir. Banjir di Konawe Utara mengakibatkan 4.089 warga mengungsi; 1.484 hektare lahan pertanian, perkebunan, dan area perikanan terendam.
Banjir juga menyebabkan Jembatan Asera--yang menghubungkan wilayah Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Tengah--putus.
Selain Konawe Utara, Kabupate Konawe juga jadi salah satu daerah yang cukup parah terdampak banjir. Bupati Konawe, Kerry Saiful Konggoasa, menyebut bahwa dari 29 kecamatan di Konawe, hanya lima kecamatan yang tak terendam banjir.
Banjir di Konawe juga diprediksi membuat ribuan warga mengungsi, ribuan hektare sawah terendam, dan jembatan penghubung antarkabupaten putus.
---