Mendadak Lapas Kelas IIA Kendari Digeledah, Penghuninya Jalani Tes Urine

Konten Media Partner
24 Februari 2021 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sultra, Muslim. Foto: Deden Saputra/kendarinesia.
zoom-in-whitePerbesar
Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sultra, Muslim. Foto: Deden Saputra/kendarinesia.
ADVERTISEMENT
Maraknya penangkapan pengedar narkotika yang menyebutkan berhubungan dengan jaringan lembaga pemasyarakat membuat Lapas Kelas IIA Kendari digeledah mendadak pihak Kanwil Kemenkumham bekerjasama BNN Provinsi Sulawesi Tenggara.
ADVERTISEMENT
Selain dilakukan penggeledahan di semua kamar, seluruh warga binaan dan pegawai lapas juga menjalani tes urine pada Selasa (23/2) petang.
Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sultra, Muslim mengatakan, penggeledahan tersebut merupakan program yang sering dilakukan pihaknya bersama BNN.
“Ini agar narkoba, handphone, dan barang terlarang lainnya tidak berada di lingkungan blok hunian warga binaan pemasyarakatan, sehingga keamanan dan ketertiban dapat tercipta di dalamnya,” ungkapnya.
Setelah dilakukan penggeledahan, tidak ditemukan sejumlah barang yang dilarang tersebut. Begitu pula dengan tes urine, seluruhnya menunjukkan hasil negatif.
Berdasarkan catatan kendarinesia, untuk Januari hingga awal Februari 2021 ini, polisi maupun pihak BNN di Kendari total berhasil mengungkap 5 kasus narkotika jenis sabu yang pelaku disebut merupakan jaringan lapas.
ADVERTISEMENT
Meski sejumlah penangkapan itu menyebutkan pelaku merupakan jaringan lapas, Kepala Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara, Silvester Sili Laba membantah adanya pengedar narkotika di dalam lapas.
"Itu isu semua. Yang kami teliti tidak ada itu jaringan. Itu isu yang viral selama ini. Tidak ada," terang Silvester Sili Laba kepada sejumlah awak media pada Rabu (10/2) sore.
Hal senada juga dilontarkan Kepala Lapas Kelas II Kota Kendari, Abdul Samad Dama. Ia menegaskan, beberapa penangkapan kasus narkotika jenis sabu di Kota Kendari yang menyebutkan pelaku berasal dari jaringan kantornya tidak benar.
"Itu tidak benar, dari beberapa berita penangkapan yang saya baca mengatakan bahwa bersal dari jaringan Lapas itu tidak benar," kata Samad kepada kendarinesia pada Jumat (12/2).
ADVERTISEMENT