Pembelajaran Aksara Korea Suku Cia-cia Terhenti (Bagian II)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terbukti saat kendarinesia sempat menemui beberapa warga Karya Baru, Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Sebuah desa yang ditempati oleh warga Cia-Cia. Adalah Mulyono (37) yang menjelaskan bahwa aksara Korea tersebut lambat laun semakin redup bahkan tak terlihat lagi aktifitas seperti awal mulanya.
"Kalau dulu memang ramai (belajar Aksara Korea) tapi sekarang sudah tidak ada lagi," kata Mulyono saat berbincang dengan kendarinesia, pada Kamis (30/09).
Mulyono mengaku tak mengetahui apa penyebab pastinya kenapa pembelajaran aksara hangeul tersebut terhenti. Ia berasumsi bahwa pandemi COVID-19 menjadi penyebabnya. Tampak, beberapa pengenalan tulisan-tulisan aksara itu seperti nama, papan nama, penujuk jalan hingga mural sudah tidak terawat lagi.
"Pokoknya kurang lebih 3 tahun terakhir ini kalau enggak salah sudah fakum. Banyak fasilitas yang sudah terbengkalai tak terurus," paparnya.
ADVERTISEMENT
Warga lainnya, Putra (26) mengaku hal yang sama. Ia menduga pandemi COVID-19 menjadi penyebab terhentinya segala aktifitas dan fasilitas penunjang pengenalan aksara hangeul itu.
"Mural-mural yang di pinggir jalan sudah rusak, dimakan waktu. Memang sekarang ini sudah tidak dirawat lagi oleh masyarakat," ujarnya.
Saat dikonfirmasi kepada Abidin, penggagas aksara korea ini mengaku terhenti kegiatan tersebut memang karena pandemi Corona. Sehingga, dengan alasan tak adanya tatap muka dan pembatasan sosial masyarakat menjadikan pembelajaran lebih lanjut dihentikan.
"Terhentinya ini memang hanya karena korona saja, kalau setelah korona sudah normal kami akan lanjutkan lagi pembelajaran," paparnya.
Saat disinggung terkait aksara hangeul yang tidak cocok dengan pelafalan bahasa Cia-Cia, Abidin memastikan. Ia mengungkapkan aksara itu tetap cocok dan digunakan untuk pelafalan bahasa. Bahkan, Abidin menegaskan bahwa aksara Cia-Cia sudah dibukukan dan didokumentasikan secara resmi.
ADVERTISEMENT
"Warga, aparat pemerintah setempat, tokoh masyarakat bersama pemerintah Kota Bau-bau sudah sepakat dan menjadikan aksara hangeul yang dipelajari selama ini sudah didokumentasikan dan dibukukan," paparnya.