Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Pemprov Sultra Tunjuk Atlet Tanpa Seleksi, Perenang Berprestasi Kecewa
23 Agustus 2019 17:49 WIB
ADVERTISEMENT
Pupus sudah harapan Verdellion Timothy Chandratama (11) dan Rahma Adinda (10). Mimpi mereka untuk bisa mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), yang bakal digelar di Semarang, Jawa Tengah, pada 25-31 Agustus 2019, telah kandas.
ADVERTISEMENT
Padahal mereka, baik Verdellion yang tercatat sebagai siswa SD Kingdom Academy Kendari maupun Rahma Adinda yang merupakan siswi SD 36 Kendari, adalah atlet renang cilik berprestasi.
Verdellion adalah juara 1 cabang olahraga (cabor) renang putra, sedangkan Rahma juara 1 untuk kategori renang putri dalam ajang lomba O2SN tingkat Kota Kendari yang digelar pada Juli 2019 lalu.
Seperti biasanya, para jawara tingkat kabupaten/kota dari cabornya masing-masing bersiap untuk mengikuti seleksi tingkat provinsi, yang nantinya, para pemenang akan mewakili Sultra dalam lomba O2SN tingkat nasional.
Namun sayang, harapan Verdellion dan Rahma pupus, karena Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra tak menggelar seleksi tingkat provinsi. Pemprov malah langsung menunjuk atlet atlet mana yang bakal mewakili Sultra ditingkat nasional, tanpa ada seleksi.
ADVERTISEMENT
Penunjukan langsung yang dilakukan pemprov itu tentu tak hanya membuat Verdellion dan Rahma kecewa berat. Kedua orang tua mereka pun juga sangat kecewa dengan sikap Pemprov Sultra.
"Kalau tahu tidak ada seleksi tingkat provinsi, kenapa tidak diberi tahu dari awal," jelas ayah Verdellion, Tony, kepada wartawan, Jumat (23/8).
Tony mengungkapkan, segala persiapan yang dilakukan anaknya untuk mengikuti seleksi tingkat provinsi sudah sangat maksimal. Hampir setiap hari, kata Tony, anaknya latihan keras. Bahkan, Tony menyewa pelatih renang khusus untuk melatih anaknya.
"Saya dengan ayahnya Rahma Adinda sewa pelatih, 1 bulan itu kami bayar Rp 500 ribu, pakai biaya sendiri, harapannya anak kami bisa bersaing tingkat provinsi, dan berhasil mewakili Sultra ke tingkat nasional," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi ternyata, tidak diadakan seleksi tingkat pemprov, malah langsung menunjuk atlet begitu saja," sambungnya.
Tak hanya itu, untuk mempersiapkan diri mengikuti seleksi tingkat provinsi, selama kurang lebih dua bulan, Adinda dan Verdellion harus rela tak bermain bersama kawan-kawannya sepulang sekolah. Mereka berdua memilih berlatih renang di Kolam Renang KONI.
"Jadi, pas pulang sekolah, hanya istirahat setengah jam, langsung berangkat latihan lagi, begitu terus selama kurang lebih dua bulan," kata ayah Adinda, yang namanya tak mau disebut.
"Anak saya itu kulitnya sampe hitam lebam, karena latihan renang terus. Sebenarnya, bukan soal menang kalah, terpilih atau tidak nantinya, tapi setidaknya kalau ada seleksi tingkat provinsi, bisa kita ukur kemampuan dan bersaing. Tapi ini tidak ada seleksi, malah langsung main tunjuk saja," kesalnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya orang tua, Adinda dan Verdellion juga sangat kecewa karena tak bisa ikut seleksi tingkat provinsi. Padahal harapannya, dia bisa lolos seleksi dan mewakili Sultra di tingkat nasional. "Kecewa, tidak bisa ikut seleksi," singkat Rahma Adinda.
Ini bukan kali pertama. Dua tahun lalu, Verdellion juga kecewa berat. kejadiannya hampir sama dengan saat ini. Saat itu, Verdellion jadi juara renang Lomba O2SN tingkat Kota Kendari, tapi Pemprov tak melakukan seleksi, dan hanya melakukan penunjukan langsung.
Kekecewaan kedua orang tua atlet itu sudah diadukan ke Dikbud Provinsi. Namun, kata Tony, Dikbud beralasan tak ada anggaran untuk mengadakan seleksi tingkat provinsi. "Katanya tidak ada anggaran," ujar Tony.
Kejadian seperti ini, menurut Tony, tak hanya menimbulkan kekecewaan, tapi juga memendam bakat-bakat atlet muda yang ada di Sultra. Ia berharap, pemprov memperhatikan proses seleksi para atletnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, penanggung jawab O2SN SD tingkat provinsi, Masriwati, membenarkan bahwa tak dilaksanakan seleksi O2SN SD tingkat provinsi karena tak memiliki anggaran.
"Iya benar, tidak ada seleksi tingkat provinsi untuk O2SN SD, karena tidak ada anggaran," jelasnya saat dihubungi.
Ia juga membenarkan bahwa atlet yang diutus mewakili Sultra dalam ajang O2SN tingkat nasional ditunjuk langsung. "Iya penunjukan, karena kami tidak ada anggaran untuk seleksi," imbuhnya.
Masriwati menjelaskan, proses penunjukan atlet itu berdasarkan pada data evaluasi atlet berprestasi yang telah dilakukan sebelumnya.
"Memang ditunjuk langsung atletnya, jadi kami ada bahan evaluasi sebelum-sebelumnya. Kira-kira kabupaten ini unggulnya cabor mana, kabupaten ini unggulnya di mana. Terus kedua, silahkan konfirmasi ke orang dinas kabupaten/kota masing-masing, karena kami tidak berhubungan dengan orang tua atau pelatih, tapi saya berhubungan dengan dinasnya masing masing," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Masriwati mengatakan, awalnya dalam penunjukan ini akan dibuat sistem jatah, dengan maksud seluruh kabupaten/kota se-Sultra akan ada atlet yang mewakili. Namun hal itu tak jadi dilakukan, dan Dikmudora Sultra tetap berdasar pada data evaluasi atlet berprestasi di cabor masing masing.
"Katanya mereka dijatahkan satu-satu setiap kabupaten, tapi saya tahu tidak semua kabupaten ada unggulan cabornya. Saat bertemu mereka saya tanya, untuk Kota Kendari misalnya, cabor apa yang bisa diandalkan, itu hari bilang bulu tangkis 1. Jadi, untuk Kota Kendari, lebih dari satu atlet yang jadi wakil untuk Sultra, saya kasih Kendari atlet silat, jadi Kota Kendari dapat jatah atlet silat putra putri dan bulu tangkis putra untuk mewakili Sultra," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai keluhan orang tua atlet yang telah melatih anaknya susah payah dan mengeluarkan biaya pribadi, Masriwati mengatakan agar mengonfirmasi kembali ke Diknas Kabupaten/Kota masing-masing. Sebab, kata dia, tak ada arahan dari provinsi agar melatih siswanya untuk tahap seleksi tingkat provinsi.
"Jadi, bukan kami yang suruh latihan mereka, coba konfirmasi ke Diknas masing-masing, karena yang menyuruh latihan untuk persiapan seleksi provinsi itu Diknas kabupaten/kota, kalau kami tidak pernah menyuruh," pungkasnya.