Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten Media Partner
Potret Kemeriahan Festival Budaya Tua Buton
26 Agustus 2019 16:32 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB

ADVERTISEMENT
Sebanyak 5.000 pelajar di Kabupaten Buton menutup Fastival Budaya Tua Buton. Mereka menampilkan atraksi tarian kolosal di Alun-alun Takawa.
ADVERTISEMENT
Mereka menampilkan tiga tari tradisional Buton, yaitu Tari Ponare, Tari Badenda, dan Tari Alionda, yang kemudian dikonfigurasi membentuk simbol nanas--simbol Kesultanan Buton--yang diapit perisai dan dua gadis membawa bosu (periuk).
Kolaborasi ketiga tarian tersebut memiliki makna masing-masing, untuk Tari Ponare mangandung makna semangat perjuangan bangsa dalam mencapai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Sementara, Tari Badenda dan Alionda merupakan tarian pergaulan yang mengisyaratkan putra-putri bangsa agar selalu memperkuat semangat sumpah pemuda dan menanamkan nilai luhur adat istiadat Buton, serta dapat hidup rukun dan damai.
Adapun konfigurasi tarian membentuk nanas yang diapit perisai dan gadis pembawa bosu, merupakan simbol kearifan lokal masyarakat Buton. Daun yang tumbuh di atas mahkota nenas sebagai simbol pimpinan yang mengayomi rakyat.
ADVERTISEMENT
Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, mengatakan Festival Budaya Tua Buton merupakan acara rutin warga Buton. Ia berharap dengan adanya festival ini menjadi lokomotif bagi pembangunan di daerahnya.
"Festival Budaya Tua Buton ini sudah tujuh tahun diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Buton setiap tahun. Dan semoga kegiatan festival budaya tua ini terus berlanjut untuk menjadi lokomotif dan inspirasi dalam kelanjutan pembangunan di daerah ini," tutur Ali.
Menurutnya, pelaksanaan Festival budaya Tua Buton ini merupakan satu kegiatan yang berskala lokal. Meski begitu, Ali menuturkan festival ini memiliki nilai jual tinggi yang dapat menarik para wisatawan mancanegara.
"Ini merupakan event yang berskala lokal di Kabupaten tetapi gaungnya telah mendunia, go international, yang telah dibuktikan kehadiran dan ketertarikan para wisatawan mancanegara," bebernya.