Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Tunggak Upah hingga Rp 300 Juta, Puskesmas di Kendari Disegel Tukang
2 April 2019 9:42 WIB
ADVERTISEMENT
Kesal karena upah kerja tak kunjung dibayarkan, puluhan tukang bangunan menyegel Puskesmas Jati Raya Kendari yang terletak di Jalan Tina Orima, Kelurahan Anaiwoi, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa pagi (2/4). Mereka menggembok pintu masuk Puskesmas dengan rantai motor dan menempel kertas bertuliskan "Mohon Maaf Tempat Ini Kami Segel".
ADVERTISEMENT
Pantauan kendarinesia di lokasi, aktivitas di Puskesmas tetap berjalan seperti biasa, meski adanya penyegelan ini. Namun, para pasien dan perawat masuk melalui pintu samping.
Salah seorang kepala tukang, Mas Ian (34 tahun), menjelaskan bahwa upah yang hingga saat ini belum dibayarkan setidaknya mencapai Rp 300 juta untuk 50 tukang. Padahal, Puskesmas tersebut sudah beroperasi sejak lama.
"Kita ada empat kepala tukang, sekitar 50 tukang dan buruh. Jadi upah kita belum dibayar, padahal sudah selesei bangunannya sejak bulan Desember," kata Mas Ian.
Mas Ian mengaku sudah beberapa kali menagih soal upah. Namun, jawaban pihak Dinas Kesehatan berbelit-belit. "Kita dijanji-janji terus, sudah tiga bulan ini kita dijanji. Kita ini sudah ngutang kanan kiri untuk menutupi kebutuhan sehari-hari," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sementara tukang lainnya, Agus (50), menjelaskan bahwa pembangunan Puskesmas dimulai sejak tahun 2018, dan selesai pada Desember 2018. Ia menuturkan, serah terima kunci pun telah dilakukan.
"Kalau tidak salah total anggarannya itu Rp 5,8 miliar, Mas, sudah serah terima juga, tapi hak kami belum dipenuhi," katanya.
Agus juga mengeluhkan bahwa ia dan anggotanya sampah harus lembur siang dan malam untuk memenuhi target perampungan Puskesmas Jati Raya. "Anggota saya, Mas, di tukang batu, sampai lembur siang-malam untuk kerjakan ini bangunan," katanya.
Hal sama juga diungkapkan tukang pintu, Sanusi (60), ia mengaku setidaknya sebanyak Rp 5 juta upahnya hingga saat ini tak kunjung dibayarkan.
"Yang kerjakan semua pintu di sini (Puskesmas) itu saya, Mas. Saya masih ada Rp 5 juta belum dibayar. Mana harus penuhi kebutuhan anak istri, anak saya ada 9, Mas, 5 orang masih sekolah. Terus saya harus bagaimana kalau hak saya belum dibayar?" keluhnya.
ADVERTISEMENT
Para tukang tersebut mengaku akan tetap menyegel Puskesmas hingga upah mereka dibayarkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum Pujirahayu, tak membantah bahwa upah para tukang dan supplier belum dibayarkan. Ia beralasan bahwa belum mendapat izin dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI untuk membayarkan sisa tunggakan.
"Memang belum dibayar, karena belum diizinkan sama BPK. Uangnya sudah ada. Tapi mau bagaimana, belum diizinkan," katanya saat dikonfirmasi.
Rahmaningrum enggan merinci secara jelas terkait keluhan para tukang tersebut. Ia mengaku sedang berkonsultasi dengan BPK. "Tunggu, saya masih sama BPK ini untuk konsultasi, nanti saya klarifikasi," ujarnya.
---