Konten dari Pengguna

Intip Daya Beli Masyarakat Indonesia Saat Ini : Apakah Baik Baik Saja?

Muhammad Ar rayyan
Halo pembaca sekalian, saat ini saya masih menjadi mahasiswa dengan jurusan Pendidikan Sejarah
1 Mei 2025 16:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ar rayyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menonton bioskop. Element Foto Canva/antoniogravante
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menonton bioskop. Element Foto Canva/antoniogravante
ADVERTISEMENT
Jika dilihat sekilas di tahun 2025, banyak orang yang melakukan kegiatan seperti menonton film di bioskop, berbelanja barang mewah di mal, menghadiri konser, atau membeli makanan/minuman viral di media sosial. Aktivitas-aktivitas ini mungkin memberi kesan bahwa masyarakat Indonesia tidak sedang menghadapi masalah ekonomi.
ADVERTISEMENT
Namun, kenyataannya tidak demikian. Hanya kelompok berpenghasilan menengah ke atas yang mampu melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Sementara itu, masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah kesulitan melakukannya karena pendapatan mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bagi mereka yang sudah berkeluarga, pengeluaran harus dialokasikan dengan sangat hati-hati. Mereka cenderung berhemat dan memprioritaskan kebutuhan pokok, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan, daripada hiburan.
Fenomena ini berimbas kepada daya beli masyarakat Indonesia yang menurun. Banyak toko-toko di pinggir jalan mengalami kebangkrutan akibat tidak adanya pembeli dikarenakan lebih banyak yang berjualan. Contohnya saja saat ini, sering kita lihat di pinggir jalan adalah berjualan minuman es teh manis yang bervariasi harga serta ukuran, umumnya dengan harga lima ribuan. Sebenarnya fenomena daya beli masyarakat yang turun ini bukan hanya terjadi di tahun 2025, melainkan sudah ada di tahun-tahun sebelumnya. Lalu, apa saja faktor-faktor yang memengaruhi fenomena ini? Mari kita cari tahu bersama.
ADVERTISEMENT

1. Upah Masyarakat

Ilustrasi upah masyarakat. Element Foto Canva/tapanakorn
Upah yang diterima masyarakat membuat mereka harus cermat dalam membelanjakan sesuatu, terutama mengenai kebutuhan untuk sehari-hari. Data infografis terbaru yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2024, rata-rata upah buruh per bulan adalah 3,27 juta rupiah. Rata-rata pendapatan ini diambil dari data lapangan usaha dengan rata rata upah tertinggi dan rata-rata upah terendah. Dengan upah 3,27 juta rupiah yang diterima masyarakat membuat mereka berhati-hati dalam membelanjakan sesuatu.

2. Pengangguran

Ilustrasi pengangguran. Element Foto Canva/billion-images
Faktor daya beli menurun berikutnya adalah banyaknya masyarakat Indonesia yang tidak bekerja. Data terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2024, sebanyak 7.465.599 orang dalam kategori Angkatan kerja tidak mendapatkan pekerjaan. Hilangnya sumber pendapatan utama bagi individu dan keluarga menyebabkan kemampuan membeli barang/jasa (terutama kebutuhan non-pokok) otomatis menurun.
ADVERTISEMENT

3. Inflasi

Ilustrasi inflasi. Element Foto Canva/Fabian Montaño
Faktor terakhir yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun adalah inflasi. Inflasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan harga barang kebutuhan pokok dan non-pokok meningkat. Kejadian tersebut yang membuat masyarakat memprioritaskan untuk membeli barang kebutuhan pokok, sehingga barang yang non-pokok tidak dibeli atau tidak menjadi prioritas masyarakat.
Ilustrasi Solusi atas masalah daya beli masyarakat yang menurun. Element Foto Canva/gettyimagespro
Ketiga faktor itulah yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Masyarakat pun menjadi sadar bahwa mereka harus lebih bijak dalam membelanjakan sesuatu, jangan hanya untuk membeli keperluan konsumtif untuk kepentingan sosial media seperti validasi atau gengsi dan kegiatan negatif lainnya. Meskipun masyarakat yang memang tidak membeli hal - hal yang konsumtif tersebut berdampak juga pada daya beli masyarakat menurun.
ADVERTISEMENT
Tentunya agar masalah ini cepat teratasi harus disertai langkah konkret pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja, menstabilkan harga kebutuhan pokok, serta meningkatkan perlindungan sosial bagi kelompok rentan, agar ketimpangan ekonomi tidak semakin melebar dan pertumbuhan nasional bisa dinikmati secara merata. Di sisi lain, peran aktif masyarakat melalui kolaborasi dengan pelaku usaha lokal, gerakan membeli produk dalam negeri, dan peningkatan literasi keuangan untuk mengoptimalkan pendapatan juga turut menentukan pemulihan ekonomi. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat diperlukan untuk mengurangi permasalahan ini.