Konten Media Partner

Angka Kemiskinan di Kepri Menurun 2,7 Ribu Orang

21 Januari 2023 14:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi potret kemiskinan di Indonesia Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi potret kemiskinan di Indonesia Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Angka kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan Kepri pada September 2022 sebesar 6,03 persen.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut menurun 0,21 persen dibandingkan Maret 2022 sebesar 6,24 persen. Di mana, jumlah penduduk miskin di Kepri pada September 2022 sebesar 148,89 ribu orang, turun 2,79 ribu orang dari Maret 2022.
Bahkan, Kepri berada di peringkat ke-6 terendah dan berada di bawah angka kemiskinan nasional sebesar 9,57 persen.
Asisten II Pemprov Kepri Bidang Ekonomi Pembangunan, Luki Zaiman Prawira, mengungkapkan pihaknya terus berupaya menekan angka kemiskinan dengan pengendalian inflasi melalui operasi pasar.
"Selain itu, kita juga terus berikan perlindungan sosial melalui bansos, ada juga subsidi bunga UMKM dan bantuan transportasi laut untuk siswa," kata Luki, Jumat (20/1).
Sejalan dengan penyaluran bantuan sosial, ia melanjutkan, penciptaan lapangan kerja yang layak serta perbaikan standar pengupahan dibutuhkan untuk memperkuat daya beli masyarakat dalam menyambut ketidakpastian ekonomi ke depan.
ADVERTISEMENT
Peningkatan level pendapatan masyarakat pada dasarnya bisa membantu menurunkan kemiskinan atau mencegah munculnya orang miskin baru.
Meski demikian, upaya perbaikan pendapatan itu lebih dibutuhkan di sektor informal ketimbang formal. Sebab, jumlah orang miskin yang bekerja di sektor informal lebih banyak.
Seiring dengan itu, upaya untuk mengendalikan inflasi agar tetap stabil dan rendah serta kebijakan perlindungan sosial yang berkelanjutan harus terus dijalankan sebagai bantalan sosial bagi warga rentan.
"Dibandingkan upah minimum yang berlaku di sektor formal, kebijakan yang fokus pada sektor informal akan memberi dampak lebih berarti, seperti bantuan bagi usaha mikro dan kecil atau bantuan bagi petani dan nelayan," kata Luki Zaiman.
Ke depan, untuk menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat miskin dan rentan, pemerintah akan terus melanjutkan program bansos serta menjalankan program pemberdayaan masyarakat.
ADVERTISEMENT