Lawan Mitos dan Stigma terhadap Bibir Sumbing

Kezia Eveline
Dokter Umum Lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Dokter Internsip RSUD Kota Madiun & Puskesmas Manguharjo Relawan COVID-19 RSJ Menur Surabaya
Konten dari Pengguna
21 September 2021 21:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kezia Eveline tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hasil operasi bibir sumbing Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Hasil operasi bibir sumbing Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pasti kita semua pernah mendengar mengenai bibir sumbing, bahkan banyak mitos dan stigma yang beredar mengenai bibir sumbing. Di Tiongkok, terdapat kisah miris mengenai bibir sumbing, yaitu orang tua yang tega membuang anak perempuan mereka karena lahir dengan bibir sumbing, hingga mempunyai pikiran bahwa anak ini akan membawa kesialan untuk keluarga mereka, namun setelah dewasa ternyata anak ini sudah menjadi seorang gadis yang cantik. Hal seperti ini juga terjadi di Surabaya, seorang suami yang lari dari rumah saat mengetahui anaknya lahir dengan bibir sumbing. Mendengar kisah-kisah nyata ini menyadarkan kita bahwa bibir sumbing telah menjadi masalah psikososial dan kesehatan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk lingkungannya. Tetapi tentunya dengan penanganan yang tepat, bayi dengan bibir sumbing dapat tumbuh dengan baik. Saat ini kita akan mempelajari, apa bibir sumbing itu dan bagaimana penanganannya sehingga tidak ada mitos atau stigma terhadap bibir sumbing.
ADVERTISEMENT
Fakta menyebutkan, 1 dari 1.000 kelahiran anak mengalami kelainan celah bibir dan danya kelainan ini membuat menurunnya kualitas hidup, mengganggu pertumbuhan bayi serta mempengaruhi penampilan wajah seseorang. Bibir sumbing dapat dikenali sejak di dalam kandungan saat terlihatnya celah pada bibir atas dan/ atau langit-lagit mulut lunak dan keras. Bibir sumbing dapat ditemukan di satu sisi saja atau dikedua sisi wajah.
Kita akan belajar sedikit, mengapa bibir sumbing dapat terjadi?
Bibir sumbing terjadi dikarenakan gagalnya proses penyatuan bibir atas dan langit-langit mulut pada masa perkembangan janin. Penyebabnya hingga kini belum diketahui secara pasti dan multifaktorial, yang diduga yaitu faktor turunan, lingkungan, nutrisi, paparan obat-obatan, alkohol, rokok, sinar rontgen, stress, trauma atau penyakit selama kehamilan terutama pada kehamilan 3 bulan pertama kehamilan. Karena 3 bulan awal kehamilan adalah masa-masa penting pertumbuhan organ-organ penting pada janin.
ADVERTISEMENT
Apa yang bisa terjadi pada bayi dengan bibir sumbing?
Salah satu dampak yang terlihat yang pasti adalah gangguan estetik atau penampilan, bayi dengan bibir sumbing akan dapat langsung terlihat pada wajah. Tetapi selain gangguan estetik, bibir sumbing juga mengganggu makan minum seorang bayi (karena langit langit mulut anak yang tidak sempurna/ada celah), selain itu suara bayi juga dapat menjadi sengau, gusi dan gigi yang menjadi tidak beraturan, infeksi telinga atau penumpukan cairan di telinga, berat badan tidak bertambah, air susu keluar di hidung, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan nutrisi dan akhirnya jatuh ke malnutrisi. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan yang segera dan multidisiplin.
Lalu, Apa yang harus dilakukan jika memiliki anak dengan bibir sumbing?
ADVERTISEMENT
Penanganan bibir sumbing dilakukan secara multidisiplin dan berkelanjutan, oleh karena itu penting untuk orang tua mendapatkan dukungan moral dari lingkungannya. Orang tua harus yakin bahwa bibir sumbing bisa ditangani dan dibutuhkan kesabaran. Jika sejak awal sudah mengetahui memiliki anak dengan bibir sumbing, orang tua harus tau cara pemberian minum yang benar yaitu menggunakan sendok, jika dengan ASI dapat dipompa dan diminumkan dengan sendok. Hal ini perlu dilakukan karena bayi tidak bisa menghisap dengan efisien dapat dapat menyebabkan susu masuk ke lubang hidung dan saluran pernapasan hingga tersedak. Pada celah langit-langit, terdapat hubungan rongga mulut hidung dan telinga sehingga dapat terjadi infeksi telinga.
Kapan operasi atau tindakan dilakukan?
Tindakan meliputi pembedahan, pemeriksaan telinga, gigi, mental, terapi wicara. Semua dilakukan berkelanjutan atau step by step . Operasi pertama dilakukan ketika bayi sudah berusia 10 minggu atau berat 4.5 kg. Setelah operasi pertama, perlu dilihat fungsi bicara, dipastikan apakah sengau atau tidak, fungsi pendengaran juga harus diperiksa. Sehingga memerlukan penanganan multisdisiplin dari dokter bedah plastik, dokter anak,dokter rehabilitasi medik, dokter THT-KL, dokter gigi, speech patologist dan psikiater membentuk sebuah tim. Tindakan operasi tidak hanya dilakukan 1 kali saja, tetapi perlu bertahap hingga usia 17 tahun, perlu ada perbaikan tulang gigi, tulang wajah, hidung dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Pesan untuk para orang tua, jika memiliki anak dengan bibir sumbing
Setelah membaca artikel ini, diharapkan orang tua tidak perlu panik, karena sudah banyak pengalaman anak dengan bibir sumbing dapat hidup baik dan Kembali ke masyarakat dengan baik. Dan gangguan ataupun estetik dapat diperbaiki. Jika mengetahui anak mengalami tanda-tanda bibir sumbing, jangan ragu untuk membawa ke Dokter karena bibir sumbing dapat ditangani. Kenali bibir sumbing dan hadirkan senyum baru.
Seorang bayi dengan bibir sumbing sebelum dan setelah operasi (dr. RIK)