Konten dari Pengguna

Rintihan Hati: Berita Pilu dari Papua dan Tingkat Kepedulian Kita kepada Sesama

KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI, Ketua PP Muhammadiyah
4 Agustus 2023 6:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang anak Papua yang menderita kekurangan gizi terbaring di ranjang rumah sakit untuk perawatan di Agats, ibu kota kabupaten Asmat di provinsi Papua paling timur Indonesia, pada 26 Januari 2018. Foto: Bay Ismoyo/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak Papua yang menderita kekurangan gizi terbaring di ranjang rumah sakit untuk perawatan di Agats, ibu kota kabupaten Asmat di provinsi Papua paling timur Indonesia, pada 26 Januari 2018. Foto: Bay Ismoyo/AFP
ADVERTISEMENT
Kita sangat prihatin dengan krisis kelaparan yang dialami oleh masyarakat di Papua Tengah yang telah menyebabkan 6 orang meninggal dunia. Hal itu terjadi karena adanya cuaca ekstrem di mana cuaca beku yang terjadi di daerah tersebut telah menyebabkan tanaman pangan menjadi rusak, sehingga masyarakat tidak bisa panen.
ADVERTISEMENT
Cuma yang menjadi pertanyaan hal tersebut terjadi bukan yang pertama kali karena bulan Agustus tahun lalu ratusan warga di pegunungan Kabupaten Lanny Jaya Papua juga telah menderita kelaparan sehingga waktu itu setidaknya tiga orang tewas. Hal ini tentu membuat kita bertanya-tanya, ada apa ini dan mengapa hal tersebut terulang lagi tahun ini?
Apakah peristiwa yang terjadi tahun lalu itu, tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk berjaga-jaga dan membuat kebijakan yang tujuannya adalah bagaimana kita bisa melindungi rakyat ketika terjadi cuaca ekstrem sehingga kebutuhan pangan dari masyarakat yang ada di daerah tersebut tetap dapat dipenuhi dan terpenuhi sehingga korban jiwa tidak terjadi?
Kita malu tidak hanya kepada dunia tapi lebih-lebih lagi kepada diri kita sendiri mengapa di negeri kita yang kita sehari-hari hidup berdampingan lalu ada saudara kita yang mati kelaparan. Masalah ini kalau dilihat dari perspektif ajaran Islam secara teologis jelas sangat bermasalah.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menggelar rapat membahas kekeringan dan kelaparan di Papua Tengah. Foto: Nadia Riso/kumparan
Dari peristiwa ini kita bisa melihat dan mengukur tingkat keimanan kita di mana Rasulullah SAW telah bersabda: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya." (HR Bukhari).
Dan dalam hadis yang lain, Nabi bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (HR At-Thabrani).
Oleh karena itu masing-masing kita harus bisa mempernyaring telinganya di mana jika kita mendengar ada rakyat yang merintih karena kelaparan, kita harus turun dengan cepat untuk membantu. Apalagi pemerintah yang oleh konstitusi dalam pasal 34 UUD 1945 sudah diamanati agar fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara.
Untuk itu agar peristiwa serupa tidak terulang lagi maka kerja sama antara masyarakat dan pemerintah tidak hanya di tingkat lokal tapi juga di tingkat nasional agar dapat terus di tingkatkan dan diperkuat sehingga jauh sebelum peristiwa yang tidak kita inginkan tersebut terjadi, kita sudah dapat mengantisipasinya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kita harapkan agar pemerintah dan masyarakat di setiap tempat yang berpotensi dilanda masalah tidak segan-segan, apalagi malu dan takut untuk menyampaikan serta melaporkan keadaan yang mereka alami agar masalah yang mereka hadapi dapat kita atasi secara bersama-sama.