Saran ITB Terkait Pinjol Sebagai Solusi Pembiayaan UKT 2024-Solusi atau Resiko?

Khadijah Najma Zahirah
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University
Konten dari Pengguna
17 Februari 2024 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khadijah Najma Zahirah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada bulan Januari 2024, salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia Institut Teknologi Bandung (ITB) mengundang perhatian publik setelah memberikan saran kepada mahasiswa untuk menggunakan pinjaman online sebagai alternatif dalam pelunasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 2024 bagi mahasiswa yang masih memiliki tunggakan UKT. Langkah ini menciptakan berbagai reaksi, baik dari kalangan mahasiswa itu sendiri maupun masyarakat umum yang prihatin terhadap dampaknya. Keputusan ini memicu berbagai tanggapan pro dan kontra di kalangan masyarakat terutama bagi mahasiswa ITB. Sebagai mahasiswa, dirasa perlu memberikan pandangan lebih mendalam terkait isu kontroversial ini.
ADVERTISEMENT

Analisis Resiko Penggunaan Pinjaman Online pada Mahasiswa ITB

Pertama-tama, saran ITB untuk memanfaatkan pinjaman online melalui aplikasi Dana Cita sebagai opsi pembayaran UKT menimbulkan kekhawatiran serius. Meskipun pinjaman online dapat memberikan solusi cepat, perlu diakui bahwa beban bunga dan biaya tambahan yang mungkin diterapkan oleh lembaga keuangan tersebut dapat menjadi beban finansial tambahan bagi mahasiswa. Dampak psikologis juga perlu diperhitungkan, karena tekanan finansial yang lebih tinggi dapat memengaruhi kesejahteraan mental mahasiswa. Hal ini menjadi resiko yang tidak dapat diabaikan, terutama dalam jangka panjang.
Penting untuk menyadari bahwa mahasiswa umumnya sudah menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan. Banyak dari mereka yang mungkin telah berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, bahkan untuk makan sehari hari, dan menambah beban finansial melalui pinjaman online dapat memperburuk situasi mereka. Keputusan ITB untuk menyarankan pinjol bahkan dapat berdampak lebih luas, menciptakan ketidaksetaraan dan kesenjangan sosial di kalangan mahasiswa. Mahasiswa dengan akses terbatas atau pengetahuan yang kurang mengenai pinjol mungkin merasa tertinggal atau terbebani oleh beban tambahan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan apakah solusi ini benar-benar memberikan bantuan yang berkelanjutan atau justru menambah masalah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penting untuk mempertanyakan mengapa terjadi kesulitan dalam pemenuhan UKT. Apakah ada masalah struktural dalam sistem pendidikan yang perlu diperbaiki? Apakah kebijakan keringanan pembayaran atau bantuan keuangan sudah dioptimalkan? Melalui pemahaman lebih dalam terhadap akar masalah, ITB dapat mengambil langkah-langkah bijak yang tidak hanya mengatasi gejala, tetapi juga menyentuh esensi masalah.
Ketidakpastian ekonomi telah menambah kompleksitas masalah keuangan mahasiswa. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih mendalam dan responsif terhadap kondisi aktual mahasiswa perlu diadopsi. ITB, sebagai lembaga pendidikan ternama di Indonesia, memiliki tanggung jawab moral untuk melibatkan mahasiswanya dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan finansial. Langkah-langkah komunikasi yang transparan dan melibatkan mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan dapat membantu mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran. Mahasiswa perlu merasa didengar dan memiliki peran aktif dalam membentuk kebijakan yang langsung memengaruhi mereka.
ADVERTISEMENT

Alternatif Solusi Pembayaran UKT yang Berkelanjutan

Dalam menanggapi kasus ini, perlu dipertimbangkan alternatif solusi yang lebih berkelanjutan dan adil. ITB dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan mekanisme bantuan keuangan yang dapat diakses oleh mahasiswa yang membutuhkan. Penyediaan beasiswa tambahan atau penyesuaian UKT berdasarkan kondisi ekonomi individual dapat menjadi langkah yang lebih responsif terhadap kebutuhan mahasiswa. ITB juga dapat bekerja sama dengan lembaga keuangan atau menyediakan program beasiswa tambahan untuk membantu mahasiswa yang kesulitan membayar UKT. Ini mungkin memerlukan kreativitas dan kerjasama lintas sektor, namun dapat menjadi langkah proaktif yang melayani kepentingan bersama.
Selain itu, perlu dilakukan upaya pendidikan finansial agar mahasiswa dapat membuat keputusan finansial yang cerdas dan mengelola sumber daya mereka dengan bijaksana. Melibatkan mahasiswa dalam dialog terbuka mengenai biaya pendidikan dan pilihan pembayaran yang memungkinkan juga dapat membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara semua pihak terkait.
ADVERTISEMENT
Saran ITB terkait pinjaman online sebagai solusi pembayaran UKT 2024 memicu perdebatan yang cukup krusial. Penting bagi institusi tersebut untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari saran tersebut, serta mencari solusi yang lebih berkelanjutan dan mendukung mahasiswa. Melalui kolaborasi, transparansi, dan keterlibatan mahasiswa, ITB dapat menjalankan peran positifnya dalam mendukung keberlanjutan pendidikan tinggi di Indonesia.