Konten dari Pengguna

Duck Syndrome, Seperti Bebek yang Terlihat Tenang Padahal Sedang Tertekan

KHALISHA NAURADINI 2021
Mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14 Desember 2021 13:44 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KHALISHA NAURADINI 2021 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bebek. Sumber: unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Bebek. Sumber: unsplash.
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian terlihat damai padahal mempunyai banyak masalah dalam kehidupan kalian? Atau selalu memperlihatkan kebahagiaan di hadapan banyak orang namun memiliki segudang masalah yang ditutupi? Bisa dikatakan kondisi yang Anda alami disebut Duck Syndrome. Nah, kalian tau ga sih apa itu duck syndrome? Apa sih penyebab duck syndrome bisa terjadi? Dan bagaimana cara mengatasinya? Untuk penjelasan lebih lanjut, yuk baca artikel dibawah ini!
ADVERTISEMENT

Pengertian Duck Syndrome

Duck Syndrome merupakan fenomena dimana seseorang sedang dirundung banyak masalah tetapi tampak baik-baik saja. Istilah duck syndrome menganalogikan bebek yang berenang dengan tenang padahal kakinya berjuang keras supaya bisa bergerak dan tidak tenggelam. Hal ini bertautan dengan kondisi dimana seseorang terlihat baik-baik saja padahal mengalami banyak tekanan atau masalah yang sedang dihadapi. Terlebih duck syndrome ini sendiri cenderung terjadi pada kaum remaja dewasa, karena tuntutan hidupnya seperti nilai IPK, kapan sidang skripsi, hidup mapan, dan lain lain.
Apasih Penyebab Duck Syndrome Bisa Terjadi?
Seperti yang sudah disinggung dalam paragraf diatas, duck syndrome biasanya terjadi pada kaum remaja menuju dewasa karena tuntutan-tuntutan hidup yang ia dapatkan dari lingkungan sekitarnya. Remaja yang mengalami duck syndrome cenderung mengalami gangguan kejiwaan seperti stress, depresi, ataupun gangguan cemas.
ADVERTISEMENT
Berikut faktor duck syndrome bisa terjadi yang dilansir oleh akun Instagram @satupersenofficial
1. Ekspektasi yang terlalu tinggi dari keluarga dan pola asuh yang terlalu protektif
Ilustrasi ibu marah pada anak. Foto: Shutter Stock
Siapa sih yang tidak ingin mempunyai anak yang sukses,pintar, dan penurut? Apalagi, jika mereka selalu taat dan disukai banyak orang? Sayangnya, Ketidak terpenuhinya harapan orang tua atas anak inilah yang dapat membuat seorang anak tertekan. Anak pasti memiliki caranya masing-masing untuk menjadi dirinya sendiri dan mewujudkan keinginan nya tanpa tuntutan dari orang lain. Pada akhirnya, orang tua pun harus menerima keinginan anaknya dengan membuka pikiran bahwa anak mempunyai hak dan bertanggung jawab atas pilihan hidup yang ia jalani, komunikasi dengan cara bertukar pikiran tanpa memaksakan kehendaknya dan berfokus pada kebahagiaan yang dapat diraih oleh anak.
ADVERTISEMENT
2. Terlalu perfeksionis
Ilustrasi Perfeksionis. Foto: Shutterstock
Menjadi perfeksionis memang terbilang hal yang positif dalam bidang pekerjaan. Tetapi, jika dilakukan dengan porsi yang berlebihan akan berdampak buruk bagi mental seseorang. Perasaan yang ditutupi oleh rasa kecemasan dan kekhawatiran akan gagal membuat seseorang mengalami stress bahkan depresi. Cara mengatasinya dengan mengubah pola pikir bahwa kesuksesan tidak harus selalu sempurna dan tanamkan mindset anda bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan. Namun, itu bukan berarti menjadi halangan untuk berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
3. Sering FOMO dan terlalu mengikuti tren di media sosial
Ilustrasi bermain sosial media. Foto: Shutterstock
FOMO atau fear of missing out adalah gangguan psikologi berupa cemas dan takut akan ketinggalan informasi yang sedang booming. Padahal, tidak sedikit orang hanya memperlihatkan gaya hidup mereka yang terbilang sempurna berupa satu postingan di salah satu akun sosial medianya. Sehingga, sebagian orang mulai membandingkan kehidupannya dengan orang lain yang terlihat sempurna di sosial media. Ini akan berakibat pada risiko terjadinya masalah psikologis, seperti gangguan cemas dan depresi. Tips untuk kalian yang fomo adalah membatasi penggunaan gadget, mencoba untuk berfokus pada dunia nyata daripada dunia maya, dan berusaha untuk bersyukur dan menghargai diri sendiri.
ADVERTISEMENT
4. Self-esteem yang rendah
Ilustrasi. Foto: Thinkstock
Pernahkah kalian mendengar kata “Self-Esteem”? Dengan adanya self-esteem seseorang bisa lebih percaya diri, mencintai dirinya, menghargai dirinya, dan menerima segala kekurangan dan kelebihan dirinya. Pentingnya self-esteem dapat membuat kita merasa bersyukur dengan apa yang kita miliki dan tidak membandingkan diri kita dengan orang lain. Menurut (Brandent, 2005) Self Esteem adalah keyakinan dari tindakan kita untuk menghadapi tantangan kehidupan. Self esteem adalah keyakinan untuk kita bahagia, perasaan berharga, serta kelayakan diri yang memungkinkan kita untuk menegaskan kebutuhan dan menikmati hasil dari kerja kita. Namun, jika Anda memiliki self-esteem yang rendah tentu Anda akan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan Anda sehari-hari ,seperti tidak percaya pada diri sendiri, sulit menerima pujian dari orang lain, dan selalu takut gagal dalam mencoba sesuatu hal yang baru. Yuk, mulai dari sekarang kita kembangkan aspek self-esteem ke diri kita sendiri!
ADVERTISEMENT
Berikut faktor duck syndrome bisa terjadi. Namun, jika Anda atau orang-orang terdekatmu mengalami gejala duck syndrome,disarankan untuk tidak melakukan self-diagnose dan berkonsultasi ke psikolog bila diperlukan. Selain itu, adakah cara yang mudah untuk mengatasi duck syndrome dalam kehidupan sehari-hari? Berikut cara mengatasi duck syndrome yang dilansir oleh akun instagram @satupersenofficial
1. Luangkan waktu untuk “me-time”
Me time untuk berpikir lebih dalam Foto: Thinkstock
Me-time sejenak terbilang penting bagi tubuh dan kesehatan mental agar selalu sehat. Menurut psikolog Sherrie Bourg Carter beberapa manfaat dari me-time ,yaitu memberikan kesempatan otak untuk beristirahat, menjernihkan pikiran, mengurangi stress atau beban pikiran, dan merevitalisasi tubuh. Me-time juga bisa kita gunakan untuk merawat diri kita supaya tubuh menjadi lebih rileks. Terdengar sederhana bukan? Namun, dampak yang diberikan amatlah besar, loh.
ADVERTISEMENT
2. Belajar untuk mencintai diri sendiri
source: freepik.com
Kata insecure kini menjadi hal yang tidak asing bagi generasi Z. Insecure bermula dari kesulitan kita untuk menerima dan mencintai diri kita sendiri. Mencintai diri sendiri atau self-love berarti menerima segala kelebihan tanpa merasa tinggi hati, tetapi berlapang dada atau menerima semua kekurangan diri tanpa merasa malu. Bersyukur dengan apa yang kita miliki menjadi kunci utama untuk mencintai diri sendiri. Manfaat yang dapat diperoleh dari self love adalah terlepas dari beban sosial karena tidak akan membandingkan diri kalian dengan orang lain. Tanpa kalian sadari, setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan nya masing-masing, suatu kelebihan yang kita miliki bisa jadi tidak dimiliki oleh orang lain begitupun sebaliknya. Dengan mencintai diri sendiri kita akan mempunyai lebih banyak waktu untuk mengurus diri sendiri agar menjadi lebih sehat dari segi fisik dan mental. Yuk, mulai belajar untuk mencintai diri sendiri!
ADVERTISEMENT
3. Melakukan konsultasi ke profesional bila diperlukan
pict by: pch.vector, freepik
Jika Anda mulai merasa terkena duck syndrome dan menganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, coba untuk berkonsultasi ke psikolog. Namun, banyak orang yang menganggap bahwa hanya orang tidak waras yang memerlukan psikolog harus dihilangkan. Padahal, dengan dilakukan nya konsultasi ke psikologi dapat membantu anda memahami atau mengubah sudut pandang permasalahan yang dihadapi, membantu mengatasi gangguan emosi yang dirasakan, dan mendiagnosis gangguan mental yang muncul. Oleh karena itu, tidak ada salahnya melakukan konsultasi dengan psikolog karena kesehatan mental sangatlah penting.
Nah, sudah paham kan apa itu duck syndrome? Penting untuk kita memprioritaskan perasaan atau emosi yang kita miliki untuk kepentingan kesehatan mental. Namun, apapun yang kita jalani butuh proses, lama atau cepatnya itu tergantung bagaimana diri kita merespon. Tetaplah berjuang dan bersabar! Ingat, kesehatan mental dan fisik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya amatlah penting. Semangat terus,ya!
ADVERTISEMENT
Sumber : https://www.alodokter.com/duck-syndrome-gangguan-psikologis-yang-banyak-dialami-orang-dewasa-muda
https://www.alodokter.com/mengenal-fomo-dan-dampak-negatifnya
https://www.gramedia.com/best-seller/self-esteem/