Bagaimana Sikap Indonesia Atas Terjadinya Perang Rusia dan Ukraina

Kharisma Mellanio Putra
Mahasiswa FKIP Sejarah Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
Konten dari Pengguna
18 Mei 2022 12:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kharisma Mellanio Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perang Rusia dan Ukraina. Sumber: https://www.freepik.com/free-vector/ukrainian-russian-flags-soldiers_24631845.html
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perang Rusia dan Ukraina. Sumber: https://www.freepik.com/free-vector/ukrainian-russian-flags-soldiers_24631845.html

ADVERTISEMENT
Serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 yang lalu tentu banyak menuai pro dan kontra dari berbagai negara. Lalu Bagaimana dengan sikap Indonesia dalam menyikapi konflik dari kedua negara tersebut. Apakah Indonesia akan berpihak kepada salah satu negara. Hal tersebut tentu menjadi pertanyaan yang sulit, terlebih lagi Rusia maupun Ukraina merupakan sahabat bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tentu Indonesia sangat prihatin atas adanya konflik bersenjata yang terjadi saat ini. Pemerintah Indonesia melalui berbagai pihak telah menyatakan sikap bebas aktif terhadap konflik Rusia dan Ukraina. Bebas aktif bukan berarti netral akan tetapi juga memberikan sumbangan baik dalam bentuk pemikiran maupun bantuan terhadap penyelesaian konflik yang sedang berlangsung.
Pemerintah Indonesia terus mendorong untuk dihentikannya konflik tersebut dengan dialog supaya konflik cepat terselesaikan. Indonesia harus menjadi pemisah diantara konflik dari kedua negara tersebut. Indonesia terus menyampaikan dalam berbagai pertemuan bahwa Indonesia mengedepankan upaya untuk menurunkan tensi, deeskalasi dan mendorong semua pihak bahwa perang tidak menyelesaikan masalah. Indonesia juga menekankan tentang human being, yaitu pentingnya rasa kemanusiaan yang harus diutamakan oleh berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi Mengungkapkan bahwa Indonesia selalu konsisten dengan menjalankan mandat yang harus dijalankan oleh konstitusi yaitu menjaga perdamaian. Sejak awal kita terus menyerukan agar perang dapat segera diakhiri, kita dorong menginsentifkan perundingan untuk mencari Jalan damai dalam penyelesaian dan kita tidak pernah melupakan elemen kemanusiaan di dalamnya.
Indonesia menekankan hukum Internasional yaitu piagam PBB, yang mana salah satu prinsip penting yang harus dihormati oleh semua pihak adalah mengenai masalah penghormatan kedaulatan dan integritas wilayah lain. Oleh karena itu prinsip tersebut terefleksikan di dalam voting kita di resolusi sidang Majelis umum PBB. Dalam sidang PBB yang mana membahas tentang penangguhan Rusia dari dewan Hak Asasi Manusia PBB, Indonesia menyampaikan argumen lewat wakil Republik Indonesia untuk PBB untuk Indonesia. Dalam voting Indonesia memilih Abstain bersama 57 negara lainnya dalam penangguhan Rusia.
ADVERTISEMENT
Pemilihan abstain bukan berarti Indonesia tidak memiliki rasa peduli akan konflik yang terjadi. Indonesia memilih abstain lantaran menunggu hasil dari tim Investigasi Independen yang akan menyelidiki kasus kekerasan di kota Bucha, Ukraina. Sikap Indonesia untuk menunggu hasil dari tim Investigasi Independen PBB tersebut sudah sejalan dengan pemikiran dari negara-negara lain. Menurut wakil Republik Indonesia untuk PBB, memberikan tuduhan secara langsung tanpa adanya hasil investigasi yang tepat merupakan tindakan yang salah.
Dari pilihan Indonesia untuk abstain merupakan sikap kehati-hatian Indonesia untuk tidak terjebak dalam konflik geopolitik antara Rusia dengan negara-negara Barat. Harapannya sikap abstain Indonesia tidak menurunkan citra, kredibilitas dan komitmen Indonesia terhadap penegakan HAM.