Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Wayang Golek: Pewayangan Asal Sunda, Jawa Barat
14 Desember 2023 12:50 WIB
Tulisan dari Khoerunisa Mudiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pagelaran wayang di Indonesia banyak diambil dari kisah Mahabarata dan Ramayana. Tetapi ada beberapa tokoh dan alur yang sedikit berbeda dengan cerita Mahabarata dan Ramayana yang asli dari India. Seperti di Sunda, Jawa Barat terkenal dengan tokoh si cepot, yang tidak ada di India. Sedangkan di masyarakat Jawa populer dengan tokoh gatot kaca, semar, petruk, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Wayang golek merupakan salah satu jenis pewayangan yang lahir di tanah Sunda. Wayang golek merupakan permainan boneka dari kayu yang dipakaikan busana warna-warni agar terlihat menarik. Pagelaran wayang golek dimainkan oleh seorang dalang dan diiringi oleh kesenian musik gamelan. Wayang golek biasanya dipertunjukkan dengan menggunakan bahasa Sunda, karena lahir di tengah masyarakat Sunda, Jawa Barat.
Setiap tokoh dalam wayang golek memiliki karakter yang berbeda-beda. Salah satu tokoh karakter yang populer di pewayangan Sunda adalah tokoh cepot. Cepot dijadikan ikon kebangkitan kesenian wayang golek yang meredup karena visual wajahnya yang berwarna merah. Ternyata warna wajahnya itu mengandung filosofi. Warna merah dimaknai sebagai sifat keberanian. Cepot dikenal sebagai tokoh yang humoris, cerdik, dan berani membela kebenaran. Tokoh cepot digadang-gadang dapat meramal masa depan dalam cerita pewayangan.
ADVERTISEMENT
Berkat munculnya tokoh-tokoh dalam pewayangan dan alur cerita yang disesuaikan dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia, wayang dapat dijadikan media propaganda. Salah satu contohnya adalah tokoh cepot yang sering dijadikan tokoh yang bijaksana dan cerdik, walaupun sedikit konyol. Tokoh cepot sering memberikan wejangan-wejangan tentang kehidupan bahkan agama dalam cerita pewayangan.