Konten dari Pengguna

Good Distribution Practice: Menjaga Kualitas dan Keamanan Produk Pangan

Kiki Yulianto
Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian, Universitas Andalas.
21 September 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kiki Yulianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ilustrasi Good Distribution Practice, Foto: Canva
Good Distribution Practice (GDP) adalah serangkaian pedoman yang dirancang untuk memastikan bahwa produk diproses, disimpan, dan didistribusikan dengan aman dan sesuai standar kualitas. Meskipun GDP awalnya diterapkan di sektor farmasi, konsep ini juga dapat diterapkan dengan sangat relevan di sektor agroindustri. Agroindustri melibatkan produksi, pengolahan, dan distribusi produk pangan yang sering kali sangat rentan terhadap penurunan kualitas selama proses distribusi. Penerapan GDP dalam agroindustri dapat membantu menjaga integritas produk, mengurangi kerugian ekonomi akibat kerusakan produk, serta memastikan bahwa konsumen menerima produk yang aman dan berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan GDP di Sektor Agroindustri
Produk agroindustri, terutama yang bersifat mudah rusak seperti buah-buahan, sayuran, daging, dan produk olahan lainnya, sangat rentan terhadap perubahan lingkungan selama penyimpanan dan distribusi. Misalnya, suhu yang terlalu tinggi dapat mempercepat pembusukan buah dan sayuran, sementara paparan cahaya langsung dapat menurunkan kualitas produk pangan olahan. Oleh karena itu, kontrol yang ketat terhadap lingkungan selama penyimpanan dan distribusi sangat diperlukan untuk menjaga kualitas produk.
Selain itu, rantai distribusi di sektor agroindustri sering kali melibatkan berbagai tahapan, mulai dari petani, pengolah, distributor, hingga pengecer. Tanpa penerapan standar yang baik, setiap tahapan ini berpotensi menimbulkan risiko kerusakan produk. Dengan GDP, proses distribusi diatur dengan ketat untuk memastikan bahwa produk yang ditangani tetap dalam kondisi optimal selama perjalanan menuju konsumen.
ADVERTISEMENT
Kontrol Suhu dan Lingkungan Selama Penyimpanan
Salah satu elemen utama GDP yang sangat penting bagi agroindustri adalah pengendalian suhu selama penyimpanan. Banyak produk pangan membutuhkan kondisi suhu tertentu untuk menjaga kesegarannya. Misalnya, produk daging, susu, dan buah-buahan tertentu memerlukan suhu rendah atau sistem rantai dingin untuk mencegah pembusukan dan pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya. Tanpa penyimpanan yang tepat, produk-produk ini bisa rusak sebelum mencapai pasar, yang tidak hanya mengakibatkan kerugian ekonomi tetapi juga dapat berbahaya bagi konsumen jika dikonsumsi dalam kondisi yang sudah tidak aman.
Penerapan GDP di sektor agroindustri memastikan bahwa penyimpanan produk dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan khusus masing-masing produk. Gudang dan fasilitas penyimpanan harus dilengkapi dengan perangkat pengontrol suhu dan kelembapan yang dapat dipantau secara real-time untuk memastikan kondisi yang tepat terjaga. Selain itu, sistem alarm dapat dipasang untuk memberikan peringatan jika terjadi penyimpangan dari kondisi lingkungan yang diharapkan, sehingga tindakan korektif dapat segera diambil.
ADVERTISEMENT
Transportasi dan Pengangkutan yang Memadai
Pengangkutan produk pangan dari satu tempat ke tempat lain adalah aspek penting lain dalam rantai pasok agroindustri yang diatur oleh GDP. Selama transportasi, produk pangan rentan terhadap kerusakan fisik dan penurunan kualitas akibat perubahan kondisi lingkungan, seperti suhu tinggi, kelembapan berlebih, atau pencemaran lingkungan sekitar. Dalam beberapa kasus, transportasi yang tidak memadai juga dapat menyebabkan kontaminasi produk, yang berpotensi membahayakan kesehatan konsumen.
Untuk mengatasi masalah ini, GDP menetapkan pedoman transportasi yang ketat. Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut produk-produk yang mudah rusak harus dilengkapi dengan sistem pengontrol suhu dan ventilasi yang memadai. Hal ini penting untuk produk-produk seperti daging segar, sayuran, atau produk olahan yang memerlukan kondisi suhu rendah untuk menjaga kesegaran dan keamanan. Pengemasan produk juga harus memperhatikan perlindungan terhadap benturan fisik dan kontaminasi. Selain itu, penting untuk memiliki rencana cadangan jika terjadi gangguan selama transportasi, seperti kerusakan kendaraan atau keterlambatan pengiriman.
ADVERTISEMENT
Pelacakan Produk dan Sistem Dokumentasi
Sistem pelacakan dan dokumentasi yang baik adalah elemen kunci lain dari GDP yang sangat bermanfaat bagi sektor agroindustri. Setiap produk yang dikirimkan harus memiliki riwayat distribusi yang jelas, mulai dari asalnya di petani atau produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir. Pelacakan ini penting untuk memastikan bahwa jika ada masalah dengan suatu produk di pasar, perusahaan dapat dengan cepat menelusuri di mana masalah itu terjadi dan mengambil tindakan korektif, seperti melakukan penarikan produk.
Pelacakan produk juga memungkinkan perusahaan untuk memantau kualitas produk selama distribusi dan mengambil keputusan yang cepat jika ada masalah dalam rantai distribusi. Misalnya, jika produk disimpan dalam kondisi yang tidak sesuai di gudang atau mengalami keterlambatan selama transportasi, pelacakan yang baik memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan segera, seperti memindahkan produk ke fasilitas penyimpanan yang lebih baik atau mengubah rute pengiriman untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Manajemen Risiko dalam Distribusi Produk Pangan
Manajemen risiko adalah elemen lain dari GDP yang sangat penting dalam distribusi produk agroindustri. Dalam rantai pasok yang melibatkan banyak tahapan dan pemangku kepentingan, risiko seperti penundaan pengiriman, kerusakan produk selama penyimpanan, atau ketidaksesuaian kondisi lingkungan selalu ada. Penerapan GDP membantu perusahaan dalam mengidentifikasi risiko-risiko ini dan mengembangkan strategi mitigasi yang efektif.
Misalnya, dalam pengiriman produk segar seperti sayuran atau buah-buahan, risiko utama adalah keterlambatan pengiriman yang dapat menyebabkan produk membusuk. Perusahaan dapat mengurangi risiko ini dengan menggunakan kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi pendinginan serta memiliki rencana darurat jika terjadi masalah selama transportasi. Manajemen risiko juga mencakup pemantauan terus-menerus terhadap kondisi penyimpanan dan distribusi untuk mendeteksi potensi masalah sedini mungkin dan menghindari kerugian besar.
ADVERTISEMENT
Pelatihan Personel yang Terlibat dalam Distribusi
Penerapan GDP di sektor agroindustri juga membutuhkan pelatihan bagi personel yang terlibat dalam penyimpanan dan distribusi. Personel harus memahami prosedur penanganan produk yang benar, baik dalam hal penyimpanan, pengangkutan, maupun pelacakan. Tanpa pengetahuan yang memadai, personel dapat membuat kesalahan yang merugikan, seperti menyimpan produk di suhu yang salah atau salah menangani produk selama transportasi, yang dapat mempengaruhi kualitas produk secara keseluruhan.
Pelatihan ini mencakup pengetahuan tentang prosedur penyimpanan, cara memantau kondisi produk, serta bagaimana melakukan pelacakan dan dokumentasi sesuai dengan standar GDP. Dalam beberapa kasus, pelatihan ini juga dapat mencakup pemahaman tentang manajemen risiko, sehingga personel dapat dengan cepat merespons jika terjadi masalah selama distribusi.
ADVERTISEMENT
Good Distribution Practice (GDP) memainkan peran penting dalam menjaga kualitas dan keamanan produk di sektor agroindustri. Dengan memastikan bahwa produk-produk pangan disimpan, diangkut, dan didistribusikan sesuai dengan standar yang ditetapkan, GDP membantu mengurangi kerusakan produk, menjaga integritas rantai pasok, dan melindungi konsumen dari produk yang tidak aman. Melalui kontrol suhu yang tepat, pelacakan yang baik, serta pelatihan personel yang memadai, penerapan GDP di agroindustri dapat meningkatkan efisiensi distribusi, mengurangi kerugian ekonomi, dan memastikan bahwa produk pangan yang diterima konsumen tetap segar, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.