Konten dari Pengguna

Indonesia Hadapi Tantangan Pertanian, Bagaimana Solusinya?

Kiki Yulianto
Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian, Universitas Andalas.
7 November 2023 12:17 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kiki Yulianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lahan pertanian. Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lahan pertanian. Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia, sebuah negara yang dikenal dengan warisan pertaniannya yang kaya, menghadapi tantangan yang mendesak dalam sektor pertaniannya. Berkurangnya lahan pertanian dan berkurangnya tenaga kerja di industri pertanian telah menimbulkan kekhawatiran tentang ketahanan pangan dan produktivitas.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut menekankan perlunya revolusi teknologi dalam pertanian. Dengan berkurangnya minat masyarakat dalam pertanian tradisional, langkah ke depan harus melibatkan teknologi yang ada. Contohnya dengan merancang alat pertanian inovatif yang ditenagai oleh listrik dan kecerdasan buatan (AI), mesin pertanian yang menggunakan tenaga listrik, seperti traktor otonom yang ditenagai oleh panel surya. Pengalihan inovasi ini sangat penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian di Indonesia.
Perubahan iklim merupakan permasalahan global yang menjadi perhatian internasional. Hal ini disebabkan oleh pola hidup manusia yang kurang peduli terhadap lingkungan dan memanfaatkannya secara tidak bertanggung jawab. Dampak perubahan iklim tidak hanya dirasakan oleh manusia tetapi juga makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan dan hewan.
ADVERTISEMENT
Dampak perubahan iklim terhadap pertanian sangatlah signifikan, salah satunya adalah terjadi perubahan pola cuaca dan musim yang tidak teratur sehingga sulit memprediksi waktu tanam dan panen. Fluktuasi cuaca ekstrem seringkali tidak terduga sehingga petani sulit memprediksi masa tanam dan memberikan perlindungan terhadap tanaman.
Ini menyebabkan para petani terpaksa untuk menyesuaikan pola tanam dan beradaptasi dengan metode pertanian untuk mengatasi perubahan lingkungan. Selain itu, suhu yang terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas tanaman. Akibatnya produktivitas dan kualitas pertanian menurun sehingga mengancam ketahanan pangan nasional.
Masalah lain yang dihadapi adalah kurangnya literasi dan pengetahuan tentang iklim di kalangan petani. Selain itu, permasalahan generasi muda yang enggan melanjutkan profesi pertanian perlu diatasi. Indonesia harus aware dengan kondisi ini, jika ditinjau dari perspektif pembangunan pertanian dan ketersediaan pangan diperlukan terobosan-terobosan yang berani.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim terjadi karena perubahan variabel iklim, seperti suhu udara dan curah hujan, terjadi terus menerus dalam jangka waktu 50 hingga 100 tahun. Krisis pangan di suatu negara, seperti yang terjadi di beberapa negara Afrika, dapat menimbulkan krisis lain, seperti krisis sosial dan keamanan. Mengatasi dampak perubahan iklim terhadap pertanian memerlukan upaya yang serius dan berkelanjutan.
Melalui penerapan inovasi teknologi seperti varietas tanaman tahan iklim, sistem irigasi cerdas, dan pendekatan pertanian berkelanjutan, terdapat peluang besar untuk meningkatkan ketahanan pertanian dalam menghadapi perubahan iklim yang parah. Untuk mengatasi tantangan produktivitas di tingkat hulu pertanian, rekayasa genetika memegang peran penting.
Memodifikasi genetika tanaman adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas. Misalnya, rekayasa genetika dapat meningkatkan hasil tanaman secara signifikan, seperti dalam kasus tebu, di mana rata-rata produksi 60 hingga 70 ton per hektare dapat ditingkatkan menjadi 140 ton per hektare melalui rekayasa genetika.
ADVERTISEMENT
Teknologi smart farming dapat membantu petani mengoptimalkan lahan mereka dengan menggunakan sensor pH tanah, kelembapan, suhu, perkiraan cuaca, kontrol pengairan, serta sensor unsur hara tanah.
Penerapan teknologi sistem irigasi cerdas dapat mengontrol penggunaan air dan adaptif terhadap fluktuasi kondisi cuaca dengan menggunakan sensor tanah dan cuaca, otomatisasi, teknologi IoT, algoritma pemantauan dan analisis data, serta penggunaan irigasi tetes.
Ilustrasi irigasi. Foto: Kementan RI
Penerapan irigasi cerdas membantu petani untuk mengelola sumber daya air dengan lebih efisien, mengurangi pemborosan air, dan mengurangi dampak lingkungan. Dengan penerapan teknologi dapat membantu petani tetap produktif meskipun kondisi cuaca fluktuatif, memastikan tanaman mendapatkan air tepat waktu, dan mengurangi biaya produksi.
Pertanian cerdas diidentifikasi sebagai arah penting untuk inovasi. Ini mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk IT, teknik elektro, dan Internet of Things (IoT), untuk menciptakan sektor pertanian yang lebih pintar dan lebih otomatis.
ADVERTISEMENT
Tren penting lainnya dalam inovasi pertanian adalah pertanian presisi, yang melibatkan penggunaan drone untuk mendistribusikan pupuk dan air secara lebih efisien. Selain itu, teknologi IoT sangat penting untuk memantau kondisi tanaman, menentukan kapan memberikan air, dan mengotomatisasi proses penyiraman.
Negara-negara pengekspor pangan besar seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Brasil mencapai produktivitas tinggi melalui inovasi teknologi yang agresif dari hulu hingga hilir dalam proses pertanian. Oleh karena itu, fokus harus pada penggunaan teknologi, bukan hanya pada skala lahan pertanian.
Indonesia bercita-cita untuk mencapai status negara maju pada tahun 2045, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebesar USD 23.000. Tujuan yang ambisius ini memerlukan komitmen untuk pengembangan ekonomi berbasis riset yang berkelanjutan dan menekankan ekonomi digital dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, inovasi adalah kunci untuk mengamankan masa depan ekonomi negara ini. Kebutuhan mendesak akan inovasi teknologi dalam sektor pertanian Indonesia untuk mengatasi tantangan terkait dengan berkurangnya lahan pertanian, tenaga kerja, dan ketahanan pangan.
Mengadopsi teknologi, mulai dari pertanian cerdas dan pertanian presisi hingga rekayasa genetika, sangat penting untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi dalam industri pertanian.
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan diperlukan untuk mendukung implementasi teknologi ini dalam pertanian Indonesia. Penggunaan teknologi di tingkat mikro atau lokal menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
Penerapan teknologi dibidang pertanian berpeluang memberikan solusi untuk meningkatkan produktivitas, keberlanjutan dalam sektor pertanian, efisiensi penggunaan sumberdaya, akses terhadap informasi, menjawab tantangan perubahan iklim yang terjadi sekarang serta peningkatan kesejahteraan petani.
ADVERTISEMENT
Namun di lapangan, penerapan teknologi pertanian masih memiliki beberapa hambatan seperti keterbatasan akses dan infrastruktur di beberapa wilayah, akses untuk memperoleh teknologi, dan kurangnya pengetahuan tentang teknologi pertanian. Sehingga perlu upaya dan kebijakan yang mendukung akses, pelatihan dan pemahaman tentang manfaat dan cara penerapan teknologi pertanian.
Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam sektor pertaniannya, termasuk berkurangnya lahan pertanian, perubahan iklim, dan kurangnya literasi iklim di kalangan petani. Namun, dengan menggunakan inovasi teknologi, seperti rekayasa genetika, smart farming, dan pertanian presisi, serta dengan kolaborasi antara berbagai pihak, Indonesia dapat memperkuat ketahanan pertaniannya dan mencapai visi masa depannya sebagai negara maju.
Teknologi bukan hanya solusi untuk tantangan pertanian, tetapi juga kunci untuk mencapai perkembangan berkelanjutan dalam pertanian. Dengan komitmen, kolaborasi, dan inovasi, Indonesia dapat memandang masa depan pertanian dengan keyakinan.
ADVERTISEMENT