Konten dari Pengguna

Mengoptimalkan Produksi Agroindustri dengan Economic Manufacturing Quantity

Kiki Yulianto
Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian, Universitas Andalas.
27 Oktober 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kiki Yulianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Food Manufacturing, Foto: Canva
zoom-in-whitePerbesar
Food Manufacturing, Foto: Canva
ADVERTISEMENT
Economic Manufacturing Quantity (EMQ) adalah metode dalam manajemen persediaan yang bertujuan untuk menentukan jumlah optimal barang yang harus diproduksi agar biaya produksi dan penyimpanan dapat diminimalkan. Konsep ini sangat cocok diterapkan pada sektor agroindustri, di mana produksi dilakukan secara berkelanjutan dengan skala besar. Berbeda dengan Economic Order Quantity (EOQ), yang fokus pada pengelolaan persediaan melalui jumlah pesanan yang optimal, EMQ lebih menekankan pada perhitungan jumlah produksi secara ekonomis di mana barang-barang diproduksi secara bertahap dan terus-menerus.
ADVERTISEMENT
Dalam agroindustri, tantangan utama berkaitan dengan fluktuasi permintaan, ketersediaan bahan baku yang bergantung pada musim, serta kebutuhan untuk meminimalkan pemborosan akibat produk yang memiliki masa simpan terbatas. EMQ menjadi solusi bagi perusahaan yang ingin mengatur volume produksi mereka sesuai dengan permintaan pasar sambil menjaga efisiensi biaya penyimpanan. Penerapan EMQ di sektor agroindustri tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga mendukung keberlanjutan dengan meminimalkan potensi pemborosan dan overstock.
Penerapan EMQ dalam Agroindustri
EMQ diterapkan dalam agroindustri dengan memperhitungkan berbagai faktor khusus, seperti kecepatan produksi dan waktu penyimpanan yang aman. Dalam industri ini, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa aspek penting: tingkat permintaan yang stabil selama periode produksi, tingkat produksi yang optimal agar barang tidak berlebihan di gudang, serta biaya penyimpanan yang harus diimbangi dengan tingkat produksi. Ketiga aspek ini dijadikan acuan untuk menentukan berapa banyak barang yang diproduksi agar tetap efisien dan hemat biaya.
ADVERTISEMENT
Pada perusahaan agroindustri yang bergerak di bidang pengolahan makanan, misalnya, hasil panen harus segera diolah agar tidak rusak. Dengan menggunakan pendekatan EMQ, manajemen dapat mengatur jadwal produksi dengan menghindari penumpukan stok, sehingga kapasitas gudang tidak terpakai berlebihan. EMQ membantu menentukan jumlah optimal produksi yang tetap menjaga kualitas produk, baik selama proses produksi maupun penyimpanan.
Rumus Dasar EMQ dan Penyesuaiannya dalam Agroindustri
Perhitungan EMQ pada dasarnya melibatkan variabel tingkat permintaan (Demand Rate), laju produksi (Production Rate), biaya pengaturan (Setup Cost), dan biaya penyimpanan (Holding Cost). Rumus EMQ adalah sebagai berikut:
Dalam agroindustri, tingkat permintaan dapat berubah tergantung pada musim atau waktu tertentu dalam setahun, sehingga parameter Demand Rate perlu diperhitungkan dengan lebih fleksibel. Sementara itu, Production Rate biasanya disesuaikan dengan kapasitas mesin dan jumlah bahan baku yang tersedia. Biaya pengaturan atau setup cost meliputi biaya untuk mengatur ulang mesin, melakukan kalibrasi alat, atau membersihkan mesin, yang penting dalam industri pangan agar kualitas tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Contoh nyata penerapan EMQ dapat dilihat pada produksi jus buah. Sebagai produk yang bergantung pada ketersediaan buah segar, jus buah harus diproduksi dengan jumlah yang sesuai untuk mencegah overstock yang akan memperpendek masa simpan produk. Dengan EMQ, perusahaan dapat menentukan berapa banyak jus buah yang diproduksi dalam sekali produksi untuk menjaga efisiensi biaya, menekan jumlah stok berlebih, dan meminimalkan biaya penyimpanan yang mahal.
Keuntungan Penggunaan EMQ pada Agroindustri
Penerapan EMQ di sektor agroindustri memiliki sejumlah manfaat, terutama dalam efisiensi biaya dan pengurangan pemborosan produk. Dengan menerapkan EMQ, perusahaan dapat mengatur tingkat produksi secara lebih tepat, sehingga meminimalkan risiko kelebihan atau kekurangan stok. Selain itu, biaya penyimpanan dapat ditekan karena produk tidak menumpuk di gudang.
ADVERTISEMENT
EMQ juga mendukung keberlanjutan lingkungan karena membantu mengurangi pemborosan bahan makanan, yang merupakan salah satu masalah utama dalam agroindustri. Ketika produksi tidak dikendalikan dengan baik, sering kali bahan pangan yang tidak terpakai akhirnya dibuang karena masa simpan yang terbatas. Dengan EMQ, jumlah produksi dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar yang sesungguhnya, sehingga perusahaan dapat mengurangi jumlah limbah.
Selain efisiensi biaya dan keberlanjutan, EMQ juga meningkatkan kapasitas perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar. Dengan produksi yang terjadwal secara ekonomis, perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar secara konsisten tanpa mengalami kendala kekurangan stok. Hal ini penting bagi perusahaan agroindustri, yang sering kali harus memenuhi permintaan tinggi pada waktu tertentu, seperti saat musim panen atau ketika permintaan meningkat pada liburan.
ADVERTISEMENT
Tantangan Implementasi EMQ dalam Agroindustri
Meskipun EMQ menawarkan banyak keuntungan, ada tantangan yang perlu dihadapi dalam implementasinya di agroindustri. Pertama, variabilitas permintaan yang dipengaruhi oleh musim atau tren pasar dapat membuat perencanaan produksi menjadi lebih sulit. Permintaan yang fluktuatif dapat mempersulit perhitungan tingkat produksi yang optimal, sehingga perusahaan harus melakukan analisis pasar yang mendalam untuk memperkirakan permintaan di masa mendatang.
Tantangan lainnya adalah kestabilan ketersediaan bahan baku, yang dalam agroindustri sering kali bergantung pada faktor cuaca dan iklim. Misalnya, produksi produk turunan dari buah atau sayuran dapat terganggu jika terjadi gagal panen atau cuaca buruk yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman bahan baku. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor risiko dalam perencanaan produksi mereka, dan mungkin juga perlu mengadopsi metode penyimpanan khusus untuk menjaga kualitas bahan baku agar siap diproduksi ketika diperlukan.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus, biaya setup yang tinggi juga dapat menjadi kendala bagi perusahaan kecil yang baru memasuki sektor agroindustri. Biaya pengaturan alat produksi atau fasilitas tambahan untuk menjaga produk tetap segar selama penyimpanan membutuhkan investasi yang cukup besar. Oleh karena itu, penerapan EMQ pada perusahaan yang lebih kecil mungkin membutuhkan strategi yang lebih hati-hati atau bahkan kolaborasi dengan pihak lain untuk mengurangi biaya.
Studi Kasus: Penerapan EMQ pada Produksi Cokelat di Agroindustri
Sebagai ilustrasi konkret, perusahaan pengolahan kakao dan cokelat dapat menggunakan EMQ untuk mengoptimalkan produksinya. Biji kakao yang diolah menjadi cokelat harus diproses dalam jumlah tertentu agar mesin produksi berjalan efisien, namun juga harus mempertimbangkan masa simpan produk cokelat yang terbatas. Dalam industri ini, tingkat permintaan produk cokelat bisa berubah berdasarkan musim atau tren pasar, seperti saat perayaan tertentu di mana permintaan cenderung lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Dengan menghitung jumlah produksi optimal menggunakan EMQ, perusahaan dapat mengatur produksi dalam batch tertentu sesuai kebutuhan pasar tanpa mengeluarkan biaya penyimpanan yang besar. Misalnya, jika permintaan diestimasikan meningkat saat perayaan, perusahaan bisa meningkatkan volume produksi beberapa bulan sebelumnya, dengan tetap menjaga agar jumlah tersebut sesuai dengan kapasitas gudang yang tersedia. Selain itu, EMQ membantu perusahaan menentukan frekuensi produksi yang ekonomis sehingga mengurangi biaya pengaturan ulang mesin yang sering terjadi pada volume produksi yang kecil dan tidak terencana.
Economic Manufacturing Quantity (EMQ) adalah solusi manajemen persediaan yang ideal untuk sektor agroindustri, terutama bagi perusahaan yang ingin menekan biaya produksi dan penyimpanan dengan mengelola jumlah produksi secara lebih efisien. Penerapan EMQ tidak hanya mengurangi biaya tetapi juga mendukung praktik berkelanjutan dengan mengurangi pemborosan bahan pangan dan limbah. Meski begitu, penerapan EMQ dalam agroindustri harus mempertimbangkan berbagai faktor unik, seperti variabilitas permintaan dan ketersediaan bahan baku yang bergantung pada musim. Bagi perusahaan agroindustri yang ingin tetap kompetitif, EMQ memberikan panduan praktis untuk merancang strategi produksi yang berorientasi pada biaya dan efisiensi operasional.
ADVERTISEMENT