Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Penerapan Systematic Layout Planning dalam Agroindustri
31 Oktober 2024 8:57 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Kiki Yulianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Systematic Layout Planning (SLP) adalah metode yang dirancang untuk mengoptimalkan tata letak fasilitas agar proses produksi berjalan lebih efisien, mengurangi pemborosan waktu dan biaya, serta meminimalkan penumpukan bahan di sepanjang jalur produksi. Metode ini dirancang oleh Richard Muther pada pertengahan abad ke-20 dan hingga kini tetap relevan dalam berbagai sektor industri, termasuk sektor agroindustri yang memiliki karakteristik unik. Agroindustri menggabungkan berbagai aktivitas mulai dari produksi, pengolahan, hingga distribusi produk hasil pertanian yang memiliki persyaratan khusus dalam hal penyimpanan, suhu, dan kecepatan penanganan.
ADVERTISEMENT
Pengertian Systematic Layout Planning (SLP)
Systematic Layout Planning adalah pendekatan yang melibatkan analisis menyeluruh terhadap aliran material, pergerakan tenaga kerja, serta penggunaan ruang dalam suatu fasilitas untuk mencapai efisiensi maksimal. Metode ini melibatkan pengumpulan data yang sangat detail mengenai interaksi antara unit-unit di dalam fasilitas, misalnya bagaimana bahan mentah diangkut, bagaimana produk diproses, dan di mana barang jadi disimpan sebelum pengiriman. Dengan mengidentifikasi hubungan antara elemen-elemen ini, SLP memungkinkan desain tata letak yang mampu mengurangi biaya operasional dan waktu siklus, serta meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Menurut Richard Muther, metode SLP menggunakan alat seperti activity relationship chart dan flow diagram untuk memetakan dan menganalisis aliran material dan aktivitas kerja di dalam pabrik. Alat-alat ini membantu menentukan area mana yang memiliki frekuensi interaksi tinggi sehingga dapat diletakkan berdekatan untuk mempercepat waktu proses. Di dalam agroindustri, pemetaan ini sangat penting mengingat produk pertanian memiliki masa simpan yang singkat dan rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam Agroindustri
Agroindustri memiliki beberapa tantangan unik yang membuat penerapan SLP berbeda dibandingkan sektor industri lain. Salah satunya adalah kebutuhan akan kecepatan dalam penanganan produk. Sebagian besar produk agroindustri seperti buah, sayur, atau hasil ternak adalah produk yang mudah rusak. Oleh karena itu, pengolahan dan distribusi harus dilakukan secepat mungkin agar kualitas produk tetap terjaga. Selain itu, agroindustri sering kali berurusan dengan produk yang bervolume besar namun bernilai per unit yang rendah, sehingga efisiensi dalam pergerakan dan penyimpanan sangat penting untuk menjaga biaya tetap rendah.
SLP memungkinkan agroindustri untuk memetakan seluruh rantai aliran material, mulai dari penerimaan bahan mentah hingga produk jadi siap dikirimkan. Misalnya, di pabrik pengolahan susu, SLP dapat digunakan untuk menempatkan area pendinginan dekat dengan penerimaan bahan baku agar susu segera diproses setelah diterima. Sementara itu, produk yang membutuhkan waktu pematangan seperti daging dapat ditempatkan di area yang jauh dari pusat produksi untuk menghindari kontaminasi dan menjaga aliran produksi tetap lancar.
ADVERTISEMENT
Proses SLP dalam Agroindustri
Penerapan SLP dimulai dengan langkah-langkah pengumpulan data dan pemetaan kebutuhan setiap unit produksi. Dalam agroindustri, data yang dikumpulkan meliputi jenis produk, kebutuhan suhu penyimpanan, aliran material, dan pola kerja. Data ini kemudian digunakan untuk membuat peta hubungan aktivitas dan diagram aliran yang menunjukkan interaksi antara unit-unit dalam proses produksi.
Langkah berikutnya adalah menentukan hubungan antara unit-unit ini berdasarkan frekuensi interaksi. Unit yang sering berinteraksi, misalnya area pemotongan dan pengemasan pada pabrik pengolahan sayur, sebaiknya ditempatkan berdekatan. Dengan cara ini, pergerakan bahan dari satu unit ke unit lainnya dapat dipercepat, mengurangi waktu yang diperlukan untuk memindahkan bahan dan meminimalkan risiko kontaminasi.
Setelah hubungan antara unit ditentukan, tata letak dapat dibuat dengan mengacu pada peta hubungan aktivitas dan diagram aliran yang telah disusun. Dalam sektor agroindustri, misalnya pabrik pengolahan kelapa sawit, unit-unit seperti area pemecahan, pemurnian, dan penyimpanan produk akhir ditempatkan berdasarkan urutan aliran proses. Dengan begitu, bahan mentah yang telah diproses tidak perlu lagi melewati area produksi awal, yang dapat mengurangi risiko kerusakan produk akibat paparan suhu atau kelembapan berlebih.
ADVERTISEMENT
Optimalisasi Aliran Material
SLP sangat membantu dalam mengoptimalkan aliran material di sektor agroindustri yang sering berhadapan dengan bahan mentah dalam jumlah besar. Pada pabrik pengolahan tebu, misalnya, SLP membantu merancang tata letak mulai dari area penerimaan tebu hingga proses ekstraksi gula. Proses ini melibatkan beberapa tahap seperti pemotongan, pemurnian, dan pemanasan. Dengan SLP, setiap tahap dapat dihubungkan dalam satu alur yang efisien, sehingga tebu tidak perlu dipindahkan jauh antar unit.
Selain mengoptimalkan jarak, SLP juga memperhitungkan kebutuhan lingkungan dan penyimpanan produk. Pada agroindustri pengolahan buah, area penyimpanan dingin biasanya ditempatkan dekat dengan area pemrosesan untuk menjaga kesegaran. Di sisi lain, produk jadi yang siap kirim bisa ditempatkan dekat dengan pintu keluar agar proses distribusi lebih mudah dan cepat.
ADVERTISEMENT
Mengurangi Pemborosan Waktu dan Biaya
Pemborosan dalam agroindustri biasanya terjadi pada transportasi material dan penyimpanan produk. Biaya transportasi dapat menjadi tinggi terutama ketika aliran material tidak direncanakan dengan baik. Dengan menerapkan SLP, agroindustri dapat merancang jalur transportasi yang lebih efisien dan mengurangi jarak yang perlu ditempuh bahan mentah maupun produk jadi. Dalam pabrik pengolahan daging, misalnya, tata letak dirancang agar area penerimaan dan penyimpanan dingin berdekatan, sehingga waktu untuk memindahkan daging segar dapat ditekan.
Selain itu, pengaturan tata letak yang baik dapat mengurangi kebutuhan penyimpanan sementara yang sering kali memakan biaya besar dalam agroindustri. SLP mengatur area penyimpanan berdasarkan frekuensi penggunaan sehingga produk yang cepat terjual dapat diakses lebih mudah tanpa harus membuka penyimpanan lain. Hal ini bisa diterapkan pada produk berjangka simpan pendek seperti susu atau buah-buahan, yang memerlukan penyimpanan terdekat dengan proses pengemasan dan pengiriman.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan Produktivitas dan Keselamatan Kerja
SLP juga mempertimbangkan faktor keselamatan dan ergonomi pekerja. Dalam agroindustri, pekerjaan seperti pengepakan dan grading membutuhkan tata letak yang ergonomis agar pekerja tidak perlu melakukan pergerakan yang berlebihan. Dengan mengatur tata letak yang tepat, risiko cedera dapat dikurangi, dan kenyamanan kerja dapat ditingkatkan.
Di sisi lain, keselamatan juga penting dalam pengaturan bahan yang mudah terbakar atau beracun. SLP membantu agroindustri dalam memetakan area penyimpanan bahan berbahaya agar tidak membahayakan pekerja maupun produk. Pada pabrik pengolahan minyak sawit, misalnya, SLP membantu menempatkan bahan kimia untuk proses pemurnian pada area yang terpisah dari unit produksi utama, mengurangi risiko kebakaran atau kontaminasi.
Fleksibilitas dan Perencanaan Ekspansi
Agroindustri sering kali mengalami perubahan dalam hal volume produksi yang dapat dipengaruhi oleh musim panen atau permintaan pasar. SLP memberikan fleksibilitas dalam tata letak agar bisa disesuaikan dengan perubahan ini. Misalnya, ketika permintaan akan produk tertentu meningkat, tata letak yang fleksibel memungkinkan penambahan mesin atau area penyimpanan tambahan tanpa harus melakukan perombakan besar pada keseluruhan fasilitas.
ADVERTISEMENT
Di industri pengolahan ikan, misalnya, fasilitas produksi mungkin perlu ditingkatkan pada musim tertentu saat pasokan meningkat. SLP memungkinkan penambahan unit penyimpanan beku atau pengemasan tambahan yang terintegrasi langsung dengan alur produksi yang ada. Fleksibilitas ini membantu industri tetap responsif terhadap perubahan tanpa harus mengorbankan efisiensi.
Penerapan Systematic Layout Planning dalam sektor agroindustri menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam hal efisiensi operasional, pengurangan biaya, dan peningkatan produktivitas. Dengan mengoptimalkan aliran material, mengurangi pemborosan, dan memperhitungkan kebutuhan lingkungan serta ergonomi pekerja, SLP menjadi solusi yang efektif untuk tantangan yang dihadapi oleh agroindustri. Tata letak yang dirancang dengan baik tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga memberikan fleksibilitas untuk ekspansi di masa depan. SLP membantu agroindustri untuk tetap kompetitif di tengah tuntutan pasar yang terus berkembang dan kebutuhan untuk menjaga kualitas serta keamanan produk.
ADVERTISEMENT