Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Melarikan Diri ke Fiksi: Bagaimana Karakter Fiksi Membantu Kita Memproses Emosi
26 Januari 2025 10:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kimberly Kayla Kitzie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Melarikan diri dari kenyataan melalui fiksi merupakan kejadian normal yang mungkin sering dialami banyak orang, hal ini dapat menjadi coping mechanism dikarenakan banyaknya stres dan masalah hidup yang sedang kita hadapi saat ini dapat membuat kita merasa sangat kewalahan. Coping mechanism adalah semacam strategi yang membantu orang mengatasi stres dan kecemasan atau bahkan mengelola emosi negatif. Ini merupakan cara yang sehat untuk mengatasi stres karena dapat memberikan rasa hiburan, tenang, dan kenyamanan.
ADVERTISEMENT
Dengan menyelam ke dalam dunia fiksi, pembaca sering kali merasa terikat secara emosional dengan karakter fiksi tertentu. Nah, umumnya, pembaca akan terikat pada karakter yang mereka bisa melihat diri mereka sendiri di dalamnya, ingin menjadi seperti mereka, atau apa yang ingin mereka temukan dalam diri seseorang. Tapi apa yang dimaksud hal tersebut tentang kita? Artinya, karakter tersebut merefleksikan diri kita, apa yang kita inginkan, dan apa yang tidak dapat kita miliki. Cara kerjanya adalah ketika kita menemukan karakter yang memiliki pengalaman atau ciri kepribadian yang serupa, kita dapat merasakan suatu koneksi dan validasi dari karakter tersebut, yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi emosi kita melalui perspektif mereka. Ini memungkinkan kita merasakan berbagai macam perasaan melalui cerita mereka, menyediakan ruang aman untuk berempati, memahami perjuangan mereka, dan berpotensi mendapatkan wawasan tentang emosi kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Setelah menyelami dunia fiksi secara mendalam, dunia tampaknya tidak lagi sama seperti saat kita meninggalkannya. Fiksi memiliki kekuatan untuk mengubah persepsi setiap pembaca secara berbeda. Di sinilah emosi kita berperan, terutama ketika kita terhubung dengan karakter yang menghadapi tantangan serupa dengan kita. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana karakter fiksi membantu kita memproses emosi kita.
1. Empati dan Koneksi
Dengan membenamkan diri dalam perjalanan karakter, kita dapat melatih empati dengan merasakan emosi mereka, bahkan jika emosi tersebut berbeda dengan emosi kita sendiri, itu dapat membantu kita lebih memahami dan memproses perasaan kita sendiri.
2. Emotional Catharsis
Menyaksikan karakter mengatasi tantangan atau mengekspresikan emosi yang sulit untuk ditangani dapat memberikan jalan keluar yang aman bagi kita untuk melepaskan perasaan kita yang terpendam. Hal itu membuat kita berpikir bahwa tidak apa-apa untuk merasa seperti itu, itu adalah bagian dari menjadi manusia.
ADVERTISEMENT
3. Relatability
Berhubungan dengan karakter tertentu dapat membantu kita memahami diri kita sendiri dan identitas kita. Memiliki rasa identitas diri yang kuat dapat membantu kita memahami mengapa kita berpikir, merasa, dan berperilaku dengan cara tertentu.
Ketika membaca fiksi, kita dibawa ke dunia yang berbeda karena kita perlahan melupakan masalah dan kekhawatiran kita. Kita merasakan emosi karakter dan melihat dunia melalui mata mereka. Dari situ, sebagian dari persepsi diri kita telah berubah.