Konten dari Pengguna

Good Girl Syndrome: Mementingkan Kebahagiaan Orang Lain daripada Diri Sendiri

Ajeng Ayu Kinanti
Mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
15 Desember 2021 15:27 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ajeng Ayu Kinanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu berbuat baik? Pastinya pernah kan.
Tapi, apakah kamu pernah berpikir kalau kebaikan yang kamu berikan itu sebagai sebuah naluri sebagai manusia? Atau malah sebaliknya, kamu yang memutuskan untuk menjadi dan berbuat baik? Apalagi kalau ternyata kamu melakukannya dengan setengah hati, karena kamu merasa membuat orang lain terasa senang dan bahagia merupakan prioritas kamu. Padahal kamu tahu kalau kebahagiaanmu juga penting.
Photo by Joyce Dias from Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Joyce Dias from Pexels
Hal ini pun tidak asing, Girls, apalagi bagi kita yang ditakdirkan lahir sebagai perempuan. Kita selalu dituntut untuk selalu berperilaku baik, lemah lembut, periang, dan ceria saat berinteraksi ke semua orang. Walaupun keadaan kita sedang tidak baik-baik saja, ada gerakan di hati kita yang menyuruh untuk selalu terlihat baik-baik saja. Cukup sedih, bukan?
ADVERTISEMENT
Contohnya, seorang remaja perempuan yang sedang dilanda stress yang cukup berat, dikarenakan memiliki masalah di rumahnya. Saat sampai sekolah, tidak ada yang tahu karena remaja ini tetap terlihat ceria dan periang. Tak luput juga remaja ini tetap mau mendengarkan keluh kesah temannya yang lain. Secara tak sadar, hal ini bisa memperkeruh dan menambah beban remaja tersebut, loh.
Eits, jangan lupa, lambat laun kebaikan dan afeksi yang selalu kita berikan ini bisa menjadi beban, bahkan bencana untuk kita. Seiring berjalannya waktu, bisa saja kita mengidap gangguan psikologis. Gangguan psikologis ini dapat kita sebut dengan sebutan “Good Girl Syndrome”.
Yuk, kita simak lebih lanjut tentang apa sih Good Girl Syndrome itu!
ADVERTISEMENT

Pengertian Good Girl Syndrome

Sebelumnya, apakah kamu tau apa Good Girl Syndrome? Atau ini pertama kalinya kamu tau? Mari kita bahas.
Good Girl Syndrome. Kita juga bisa menyebutnya dengan sebutan lain, seperti The Nice Girl Syndrome atau Sindrom Perempuan Baik. Arti dari nama ini cukup bagus, kan? Tapi, siapa sangka, bahwa ternyata dibalik namanya yang manis, memiliki definisi luas yang cukup menyakitkan.
Good Girl Syndrome dapat kita artikan sebagai salah satu gangguan psikologis yang ditandai dengan perilaku seorang perempuan, mulai dari kanak-kanak sampai dewasa, yang selalu berusaha memberikan afeksi, kebaikan, bahkan kebahagiaan untuk orang lain, tanpa mementingkan kebahagiaan dirinya sendiri. Padahal seharusnya setiap insan manusia juga butuh dan wajib merasakan kebahagiaan, loh.
ADVERTISEMENT

Gejala yang tampak dari Good Girl Syndrome

Setelah kita tahu definisi dari Good Girl Syndrome, kita juga harus tahu nih apa saja sih gejala yang ditimbulkan. Gejala ini juga bisa kita jadikan acuan tanda-tanda dari sindrom ini.
Sindrom ini dapat ditandai jika disaat kita, para perempuan, mulai merasa terbebani saat melakukan kebaikan kepada orang lain, namun masih saja dilakukan karena merasa kebahagiaan orang lain lebih penting. Kita merasa bahwa dengan kita lebih mementingkan orang lain, maka orang lain akan lebih segan dan hormat kepada kita, walaupun kenyataannya berbanding kebalik. Hal ini juga dilakukan karena kita malas berdebat dan adu argumen dengan orang lain. Oleh sebab itu, pastinya kita lebih memilih untuk mengalah dan berujung menjadi manusia yang memiliki banyak topeng.
ADVERTISEMENT
Melansir dari popmama.com, ada beberapa gejala yang tampak dari sindrom ini, yaitu:
• Takut mengganggu atau membuat kesal orang lain.
• Perfeksionis, karena takut salah dan dikritik.
• Bangga pada diri sendiri karena bisa membantu orang lain, walaupun ia merasa tidak nyaman.
• Sulit mengatakan tidak.
• Sulit mengungkapkan apa yang diinginkan.
• Terikat pada jadwal dan rutinitas yang ada.
• Berusaha menghindari konflik karena merasa gagal setelah membuat orang lain kesal karenanya.
• Menaati peraturan hingga ke hal-hal yang paling kecil.
• Kecemasan dalam menghadapi perubahan.
Adapun hal lain yang dapat dikategorikan sebagai gejala Good Girl Syndrome sesuai dengan pribadi masing-masing, seperti selalu memaksakan mengatakan "Iya" padahal sebenarnya tidak bisa dan ingin sekali berkata "Tidak". Ya, walaupun pada akhirnya, kita tetap meng"Iya"kan permintaan mereka.
Photo by Anna Tarazevich from Pexels

Apa saja yang bisa menjadi penyebab Good Girl Syndrome?

Sedihnya, beberapa penyebab justru berasal dari lingkungan terdekat kita, seperti keluarga. Tuntutan sedari kecil dari para orang tua, juga lingkungan tempat tinggal sekitar mengharuskan kita untuk selalu bertahan dengan pribadi yang ramah, baik, dan ceria kepada semua orang. Padahal ada saatnya bukan kita yang menjadi pribadi menyenangkan, melainkan kita juga butuh di dengar dan dimengerti oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Dari penelitian di atas, dapat kita ketahui nih, Girls, bahwa ternyata bias dan ketidaksetaraan gender sudah dapat kita rasakan sejak kecil. Cukup miris, ya. Kita sebagai perempuan tetap harus menjadi pribadi yang menyenangkan dan membelakangi kondisi sendiri.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Tanpa kita sadari, bila sindrom ini semakin menyeruak dan menguasai diri kita, maka kita dapat disebut sebagai people pleaser. People Pleaser juga merupakan salah satu gangguan psikologis yang dapat dirasakan oleh semua kalangan dan gender. People Pleaser juga memiliki kemiripan yang sangat akurat dengan Good Girl Syndrome. Perbedaannya hanya gender dari pengidapnya saja.
Photo by cottonbro from Pexels
Nah, untuk mengatasinya, kita dapat mulai sejak dini agar tidak terlalu berlarut. Berikut beberapa tips yang dapat aku berikan agar kita tidak menjadi People Pleaser yang dilansir dari hellosehat.com :
ADVERTISEMENT
• Selalu jujur dan tegas atas apa yang diinginkan.
• Berani berkata tidak.
• Memperlakukan orang lain secukupnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
• Berdamai dengan diri sendiri.
• Mulai mencari apa yang disenangi dan menyenangkan diri sendiri terlebih dahulu.
Jika kamu merasa gejala yang sudah dialami lebih serius, tidak ada salahnya, untuk melakukan konsultasi dan konseling ke psikolog maupun pihak terkait. Jangan lupa juga untuk selalu terbuka dan tidak menutupi perasaan yang sedang dirasakan, ya!
Kondisi perasaanmu juga sama pentingnya loh dengan kondisi fisikmu. Stay safe!
Referensi
https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/good-girl-syndrome-adalah/
https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/jemima/good-girl-syndrome/5
https://voi.id/lifestyle/28863/i-good-girl-syndrome-i-tuntutan-jadi-orang-baik-tapi-tak-bahagia
Engel, B. (2008). The Nice Girl Syndrome: Stop Being Manipulated and Abused-and Start Standing Up for Yourself. Canada: John Willey & Sons, Inc.
ADVERTISEMENT