Konten dari Pengguna

Menjajaki Potensi Desa: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Sambangi UMKM Lokal

KKN Reguler UIN Walisongo 83 Desa Kedungboto
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 17 Desa Kedungboto, Limbangan, Kendal.
28 Oktober 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KKN Reguler UIN Walisongo 83 Desa Kedungboto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses pengumpulan air nira. Foto: Zuhairoh/Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Proses pengumpulan air nira. Foto: Zuhairoh/Kumparan.
ADVERTISEMENT
26 Oktober 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler ke-83 UIN Walisongo melakukan kunjungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) produksi gula aren di Dusun Waltulawang yang merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Kedungboto, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Kegiatan dilakukan sebagai bagian program kerja dan pengabdian Mahasiswa KKN untuk mendukung pengembangan potensi lokal di Desa Kedungboto. Pohon aren merupakan salah satu potensi alam yang ada di Desa Kedungboto. Selain pohon karet yang telah dikenal sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat, pohon aren juga menjadi komoditas yang bernilai dan dapat dikembangakan lebih lanjut. Pohon aren yang tumbuh subur akan menghasilkan air nira yang menjadi bahan baku dalam pembuatan gula aren, gula semut dan gula kristal.
Proses memasak air nira. Foto: Zuhairoh/Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Proses memasak air nira. Foto: Zuhairoh/Kumparan.
Proses pembuatan gula aren diawali dengan pengumpulan air nira dari tandan bunga pohon aren, pengumpulan air nira memerlukan waktu kurang lebih selama sehari semalam. Air nira kemudian disaring dan diolah dengan cara dimasak selama kurang lebih 3-4 jam hingga mengental dan warna menjadi coklat keemasan. Setelah itu, gula diaduk sampai sebelum mengeras dan dicetak dalam wadah kecil yang sebelumnya telah diolesi dengan minyak goreng untuk memudahkan mengeluarkan dari cetakannya. Terdapat variasi produk Aren antara antara lain gula semut dan gula kristal, keduanya dipatok dengan harga Rp. 60.000 per kilonya dan hanya diproduksi ketika ada pesanan. Gula aren yang dihasilkan dikenal dengan cita rasa yang murni dan alami, tanpa adanya campuran bahan lain selain air nira itu sendiri. Salah satu pelaku UMKM Gula aren di Dusun Watulawang yaitu Ibu Narti. Usaha ini telah dilakukan sejak lama dan produksi dilakukan setiap hari, kemudian dijual atau dipasarkan kepada masyarakat sekitar Limbangan. Harga untuk gula aren yaitu Rp. 24.000 hingga Rp. 27.000/kg, sedangkan gula semut dipasarkan dengan harga Rp. 60.000/kg. Pemasaran tidak hanya dijual lokal, namun juga telah dipasarkan ke negara-negara lain seperti Brunai, Arab, Malaysia, dan Spanyol. Kegiatan kunjungan ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi Mahasiswa KKN dan dapat memberikan dampak positif bagi UMKM setempat sehingga dapat mendorong masyarakat untuk terus mengembangkan potensi lokal yang ada.
ADVERTISEMENT