Konten dari Pengguna

Sensor Banjir: Inovasi Karya Anak KLOROPIL untuk Mitigasi Bencana di Sekolah

KLOROPIL SMP Negeri 5 Tangerang Selatan
KLOROPIL (Kelompok Remaja OKE Peduli Lingkungan) adalah komunitas berbasis lingkungan terdiri dari 6 POKJA (Program Kerja) yang terbentuk pada 11/09/2020 diresmikan oleh Drs. H. Muslih, M. Pd. di SMPN 5 Tangerang Selatan.
24 November 2024 10:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KLOROPIL SMP Negeri 5 Tangerang Selatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses Pembuatan Prototype Alat Sensor Banjir
zoom-in-whitePerbesar
Proses Pembuatan Prototype Alat Sensor Banjir
ADVERTISEMENT
Banjir tidak hanya menjadi ancaman bagi permukiman, tetapi juga lingkungan pendidikan, termasuk sekolah. Ketika hujan deras melanda, sekolah sering menjadi lokasi yang rentan terkena dampak genangan air, yang bisa mengganggu kegiatan belajar mengajar. Menyadari kondisi ini, kader KLOROPIL (Kelompok Remaja OKE Peduli Lingkungan) di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan menciptakan inovasi sensor banjir sebagai upaya mitigasi bencana di lingkungan sekolah.
ADVERTISEMENT
Didukung oleh bimbingan dua mentor berpengalaman, Bapak Ady Suhandi, S.Kom., dan Bapak Iwan Hermawan, S.Pd., inovasi ini bertujuan untuk memberikan solusi praktis bagi sekolah dalam menghadapi ancaman banjir. Alat ini dirancang untuk memantau kenaikan air di area tertentu dan memberikan peringatan dini agar warga sekolah dapat segera mengambil langkah antisipasi.
Bagaimana Sensor Banjir Bekerja?
Sensor banjir yang dikembangkan dirancang untuk digunakan di titik-titik rawan genangan air di sekolah, seperti lapangan, saluran air, atau area parkir. Alat ini menggunakan teknologi sederhana berupa pelampung dan sensor ultrasonik untuk mendeteksi kenaikan ketinggian air.
Ketika air mencapai batas tertentu, sensor akan mengirimkan sinyal ke sistem alarm yang mengaktifkan suara dan lampu peringatan. Sistem ini dirancang agar mudah dipahami oleh seluruh warga sekolah, termasuk siswa, guru, dan staf.
ADVERTISEMENT
Fitur utama sensor banjir di SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan meliputi:
1. Peringatan Dini: Memberikan alarm sebelum air mencapai tingkat yang dapat mengganggu aktivitas.
2. Desain Sederhana: Memanfaatkan bahan lokal dengan perakitan yang mudah.
3. Lokasi Khusus: Alat ini ditempatkan di area strategis sekolah yang rawan tergenang.
Proses Pengembangan
Proses Pengembangan Prototype Alat Sensor Banjir
Proses pengembangan sensor banjir dimulai dari identifikasi masalah genangan air di sekolah. Para kader KLOROPIL, dengan arahan Bapak Ady Suhandi, S.Kom., mempelajari dasar-dasar teknologi sensor, seperti cara kerja sensor ultrasonik, rangkaian listrik, dan pemrograman sederhana. Mereka kemudian merancang prototipe yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Bapak Iwan Hermawan, S.Pd., membantu dalam aspek penerapan alat ini dalam lingkungan pendidikan. Beliau memberikan masukan mengenai cara menyosialisasikan penggunaan alat ini kepada siswa dan guru agar semua pihak memahami cara kerjanya.
ADVERTISEMENT
Prototipe yang sudah jadi kemudian diuji di area sekolah yang rawan banjir. Setelah melewati serangkaian uji coba, sensor banjir ini berhasil menunjukkan kinerjanya dalam memberikan peringatan dini.
Manfaat bagi Sekolah
Inovasi sensor banjir ini memberikan berbagai manfaat langsung bagi SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan, di antaranya:
1. Kesiapsiagaan Lebih Baik: Alarm yang dihasilkan memungkinkan warga sekolah memindahkan barang-barang penting atau mengevakuasi area tertentu sebelum banjir terjadi.
2. Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Proyek ini memberikan pelajaran berharga bagi siswa tentang pentingnya mitigasi bencana.
3. Penghematan Biaya Perbaikan: Dengan deteksi dini, kerusakan akibat genangan air dapat diminimalkan.
Edukasi dan Kolaborasi
Selain menjadi alat mitigasi, sensor banjir ini juga berfungsi sebagai media pembelajaran praktis. Para siswa dapat mempelajari cara kerja teknologi sensor, proses perakitan alat, hingga dampak nyata alat ini dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Proyek ini juga menjadi contoh kolaborasi antara siswa, guru, dan mentor ahli. Dengan dukungan dari Bapak Ady Suhandi dan Bapak Iwan Hermawan, kader KLOROPIL mampu mengubah ide sederhana menjadi solusi nyata yang memberikan manfaat langsung bagi sekolah.
Rencana Pengembangan ke Depan
Alat Sensor Banjir
Meski alat ini dirancang untuk kebutuhan internal sekolah, ada rencana untuk menyempurnakan desain agar lebih tahan lama dan mudah dioperasikan. Beberapa pengembangan yang direncanakan meliputi:
• Integrasi Teknologi IoT: Menghubungkan sensor dengan perangkat seluler agar alarm dapat diterima oleh kepala sekolah atau staf terkait.
• Penguatan Material: Menggunakan bahan yang lebih tahan terhadap cuaca untuk memastikan alat dapat berfungsi dalam jangka waktu yang lebih lama.
• Replikasi di Sekolah Lain: Membagikan hasil inovasi ini ke sekolah lain yang menghadapi masalah serupa.
ADVERTISEMENT
Inspirasi bagi Generasi Muda
Proses Pembuatan Prototype Alat Sensor Banjir
Generasi Muda
Inovasi sensor banjir ini menjadi bukti bahwa anak muda dapat berkontribusi nyata dalam menyelesaikan masalah lingkungan di sekitar mereka. Dengan bimbingan yang tepat dan semangat kolaborasi, kader KLOROPIL berhasil menciptakan alat yang tidak hanya memberikan manfaat langsung tetapi juga menginspirasi
generasi muda lainnya untuk berkreasi dan peduli terhadap lingkungan.
Melalui proyek ini, SMP Negeri 5 Kota Tangerang Selatan menunjukkan bahwa sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga laboratorium inovasi untuk menciptakan solusi bagi tantangan masa depan.
Nama Penulis : Tim KLOROPIL
Organisasi : KLOROPIL SMPN 5 Tangerang Selatan