Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Butterfly Hug: Peluk dan Sayangi Dirimu!
24 Mei 2023 20:34 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Komang Genta Ayu Saraswati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Berterima kasihlah pada diri yang sudah sejauh ini berdiri” -Luthy Yurica-
ADVERTISEMENT
Siapa nih di antara kalian yang masih terlalu keras pada diri sendiri? Sering merasa kurang, kecewa, merasa lemah, merasa jahat, bahkan merasa tak pantas. Hidup setiap orang mungkin memang memiliki perjalanan dan tantangannya sendiri, tapi hidupmu ya milikmu. Seiring berjalannya waktu, manusia seolah terlalu keras pada dirinya, mengagungkan orang lain dan menjatuhkan dirinya sendiri. Perasaan semesta terlalu jahat padanya kerap menyerang tanpa tahu penyelesaian dan jalan pulang, alih-alih menyayangi justru meratapi dan menangisi diri.
Value
Menurut hutcheon (dalam Cheng & Fleischmann, 2010), Value tidak sama dengan ideal, norma, bentuk, keyakinan yang dianut tentang kebaikan, tetapi malah mengoperasikan kriteria dari tindakan. Dengan kata lain, Value berasal dari tindakan dan hal yang dilakukan bukan dari standarisasi sekitar. Setiap individu itu bernilai, penting, dan membanggakan. Mungkin sebagian orang akan merasa tidak bernilai atau bahkan belum menemukan valuenya. Oleh karenanya, penting untuk mencintai diri sendiri, tidak semua orang akan mengerti value kita. Mulai sekarang, bertanyalah pada diri untuk mengetahui seberapa bernilainya diri ini. Permasalahan pasti akan datang dan melekat pada individu, menyerang fisik bahkan psikis. Tapi semua itu tidak dapat dihindari, melainkan diselesaikan. Entah dengan cara melawan ataupun berdamai, yang jelas tak ada pilihan untuk menyerah. Masalah pada individu kerap membuatnya terpuruk, merasa lemah, dan membenci. Tak jarang menimbulkan rasa cemas, ketakutan, bahkan kekhawatiran mendalam.
ADVERTISEMENT
Rasa khawatir kerap muncul karena mendengar terlalu banyak cacian dan terlalu fokus untuk mendengarkan orang lain. Padahal sudah jelas bahwa kedua tangan yang seseorang miliki tak akan mampu membungkam ribuan mulut di luar sana, namun dapat menutup kedua telinga yang dimilikinya. Meskipun perasaan khawatir memang sangat wajar untuk dirasakan, namun apakah tidak ada sedikit rasa empati pada diri yang sudah berjuang sejauh ini?. Seseorang yang tidak mengerti betapa bernilai dirinya akan fokus pada apa yang sekitar katakan, bukan fokus pada dirinya yang membutuhkan pelukan. Saat ini, ramai aksi untuk melakukan self love yang disuarakan berbagai kalangan mulai dari remaja awam hingga influencer. Sayangnya, ini semua hanya seolah suara tanpa aksi. Mari berpikir secara rasional, jika dunia dan seisinya tidak mampu menghargai diri kita, apakah adil bagi diri ini untuk dibenci oleh sang pemiliknya juga? Tentu tidak bukan?.
ADVERTISEMENT
Tanpa disadari, individu dapat membentuk citra diri pada dirinya sendiri. Citra diri merupakan konsep yang dibentuk dalam pikiran kita mengenai seperti apa kita sebagai seorang manusia (Retno, 2019). Hal ini dapat menjadi penguat bagi diri menghadapi kejamnya semesta. Tak apa untuk memvalidasi diri dengan mengatakan ‘saya hebat karena saya bisa berjuang sejauh ini’ misalkan. Kata sederhana namun berarti bagi diri. Ingatlah, bahwa diri ini juga butuh penguat, jika tak dapat dari sekitar maka jadilah penguat bagi dirinya sendiri. Diri butuh pelukan hangat, jika tak dapat dari orang terkasih maka peluklah diri. Jika terdapat pertanyaan seberapa kalian mengenal diri sendiri? Seberapa sering kalian menghargai diri sendiri? Atau bahkan seberapa sering kalian memeluk tubuh mungil kalian yang sudah lelah diterpa masalah ini? Apakah kalian mampu menjawab dengan tegas semua pertanyaan itu? Saya yakin tidak bukan? Bukankah kalian hanya terus menganggap diri kalian selayaknya orang jahat? Padahal jika memang jahat untuk apa menangis, menyesal, dan kecewa? Bukankah itu bagian yang menunjukkan diri kalian memiliki sisi inferior yang butuh perlindungan? Orang jahat akan bahagia ketika melakukan kejahatan dan perilaku yang tidak sesuai, bukan malah menangis. Bagaimana sejauh ini? Sudah cukup tertampar? Atau masih butuh tamparan keras seperti apa yang kalian lakukan pada diri kalian sejauh ini? Mungkin banyak pertanyaan yang ingin di utarakan, apa sebenarnya dampak terlalu keras pada diri sendiri?
ADVERTISEMENT
Dampak Terlalu Keras pada Diri
Individu tentu memiliki limit yang dapat menjadi kode untuk berhenti. Jika ini dipaksakan tidak menutup kemungkinan justru akan membuat individu menjadi stres dan kecemasan yang berlebihan, depresi, burnout, bahkan permasalahan fisik (4 Bahaya Jika Terlalu Keras Terhadap Diri Sendiri, 2023). Pertanyaan yang harus dijawab adalah, setelah sangat keras memaksa diri apakah akan mendapat hasil yang baik? Atau justru menerima berbagai kerugian? Tidak ada salahnya memang ingin menjadi yang terbaik, menerima kritik dan saran dari orang lain. Memang benar tidak boleh menjadi seorang yang anti kritik, tetapi ingat bahwa tidak semua kritik dapat diterima bukan?. Dititik inilah pentingnya mengetahui diri agar dapat mengetahui dititik mana diri ini dapat diapresiasi. Diri tidak butuh hadiah mahal, barang mewah, dan hal hedonisme sejenisnya. Terkadang diri hanya butuh sebuah pelukan hangat dari dirinya sendiri, bagaimana caranya? Mari mengenal butterfly hug.
ADVERTISEMENT
Butterfly Hug sebagai Penghargaan Diri
Butterfly Hug merupakan metode intervensi terapeutik yang berguna untuk membantu rileks dan menenangkan diri yang terlalu emosi (Butterfly Hug, Salah Satu Metode Meredakan Kecemasan, n.d.). Ini merupakan cara penerimaan diri dengan memberikan sugesti pada diri sendiri agar merasa lebih baik. Metode ini dapat mengatasi trauma dan kecemasan individu tanpa bantuan orang lain (Arviani, Candraditya Subardja & Charisma Perdana, 2021). Bagaimana cara melakukannya? Apakah ini merupakan metode yang sulit? Tentu tidak.
Menurut psikolog anak, Chitra Annisya menyebut bahwa gerakan yang dilakukan oleh Butterfly Hug, yakni melalui ketukan tangan kanan dan kiri bergantian dapat membantu kita untuk menstabilkan emosi dan pikiran negatif yang sedang dirasakan. Lucina Artigas (1988) menjelaskan bagaimana cara untuk melakukan butterfly hug itu sendiri. Pertama, duduklah dengan posisi nyaman, kemudian pejamkan kedua mata. Lalu silang kedua lengan dan letakkan di depan dada, sehingga menyerupai kupu-kupu. Individu juga bisa mengaitkan kedua ibu jarinya, bagi sebagian orang itu dapat meningkatkan rasa nyaman. Ketiga, Fokus pada mengatur pernapasan, tarik napas melalui hidung dan tahan selama 4 detik kemudian hembuskan melalui mulut selama 4 detik pula. Lakukan sampai merasa nyaman. Setelah itu, tepuk satu tangan secara perlahan dan bergantian, hentikan saat merasa tenang. Individu dapat melakukannya dengan menangis, mengeluarkan emosi dan memberikan kata motivasi atau apa pun yang dapat membuatnya merasa nyaman dan lebih baik dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa, bahwa butterfly hug merupakan salah satu upaya penghargaan dan penguatan pada diri. Tapi bukan berarti ini dapat digunakan untuk menggantikan terapi yang harus individu lakukan dengan para ahli. Setelah ini, jangan lupa memeluk diri sendiri ya! Ingat bahwa ia sudah lelah berjuang, jangan hakimi dia hanya karena ucapan orang lain, peluk dan sayangi dirimu dan jadilah lebih baik.
REFERENSI
Arviani, H., Candraditya Subardja, N., & Charisma Perdana, J. (2021). Mental Healing in Korean Drama “It’s Okay to Not Be Okay.” Josar, 7(1). Retrieved from https://issuu.com/
Artigas, L., & Jarero, I. (2014). The butterfly hug method for bilateral stimulation. EMDR Research Foundation
Cheng, A. S. & Fleischmann, K. R. 2010. Developing a Meta Inventory of Human Values. ASIST : Pittsburg
ADVERTISEMENT
4 bahaya jika terlalu keras terhadap diri sendiri. (2023, February 28). Young on Top. https://www.youngontop.com/4-bahaya-jika-terlalu-keras-terhadap-diri-sendiri/
Butterfly hug, salah satu metode meredakan kecemasan. (n.d.). Psikogenesis.Com. Retrieved April 13, 2023, from http://www.psikogenesis.com/2022/06/butterfly-hug-salah-satu-metode.html?m=1
Retno, D. (2019). Citra diri dalam psikologi, gambaran secara singkat. DosenPsikologi.Com. https://dosenpsikologi.com/citra-diri-dalam-psikologi/amp