Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ketahanan Pangan dan Energi: Tantangan Pendidikan Vokasi di Era Perubahan Iklim
11 November 2024 10:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan tinggi vokasi di Indonesia sering kali dihadapkan pada masalah klasik: kurangnya tenaga terampil yang siap kerja dan minimnya kolaborasi dengan dunia industri. Meski permintaan terhadap tenaga kerja vokasi meningkat, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa lulusan sering kali belum memenuhi ekspektasi industri, terutama dalam bidang ketahanan pangan dan energi.
ADVERTISEMENT
Isu ini semakin mengemuka di tengah perubahan iklim yang drastis, di mana kebutuhan akan inovasi dan keterampilan teknis menjadi sangat mendesak. Kondisi demikian memunculkan urgensi bagi pendidikan vokasi untuk segera bertransformasi dan berkolaborasi lebih erat dengan dunia industri.
Menjawab tantangan ini, Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) menggelar Kongres Nasional ke-9 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 28 Oktober 2024. Acara yang berlangsung di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY ini mengangkat tema “Peran Pendidikan Vokasi Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi Bangsa di Tengah Perubahan Iklim.”
Seminar nasional yang merupakan bagian dari rangkaian acara ini dihadiri oleh 203 peserta dari 36 perguruan tinggi anggota FPTVI, termasuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dari berbagai fakultas vokasi.
ADVERTISEMENT
Ketua FPTVI, Prof. Herman Saputro, dalam sambutannya menekankan bahwa FPTVI dibentuk sebagai wadah untuk memperkuat gaung pendidikan vokasi di level nasional. “Kami ingin menjadikan pendidikan vokasi sebagai pilar penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul di bidang energi dan pangan," ujarnya.
Menjelang usia satu dekade, FPTVI berharap dapat berkontribusi lebih besar dalam memenuhi kebutuhan tenaga terampil yang masih menjadi tantangan bagi Indonesia.
Pada sesi utama seminar, Plt. Dirjen Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, Ph.D., menyampaikan pandangannya tentang empat faktor utama yang membentuk pendidikan vokasi masa depan: pertumbuhan ekonomi global, perubahan populasi, perkembangan teknologi, serta perubahan kebutuhan pekerjaan dan keterampilan. Tatang menegaskan pentingnya kolaborasi erat antara pendidikan vokasi dan dunia industri. “Magang, kurikulum bersama, praktisi mengajar, dan pembelajaran berbasis proyek adalah bentuk nyata dari upaya ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Tatang juga menggarisbawahi pentingnya konsep pembelajaran sepanjang hayat dalam pendidikan vokasi. Di era perubahan yang sangat cepat, kebutuhan akan reskilling, upskilling, dan retraining menjadi semakin penting. Ia menyarankan agar perguruan tinggi mulai mempertimbangkan program langganan atau keanggotaan khusus bagi alumni untuk memfasilitasi pelatihan berkelanjutan. “Kecepatan dan fleksibilitas dalam menyediakan pelatihan on-demand akan menjadi keunggulan kompetitif bagi institusi pendidikan tinggi,” tambahnya.
Seminar ini turut menghadirkan para ahli di bidang ketahanan pangan dan energi, seperti Prof. Dr. -Ing. Ir. Agus Maryono dari Sekolah Vokasi UGM, Prof. Dr. Eng. Ir. Agus Purwanto dari PUI PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS, serta Dr. Ir. Anita Ristianingrum dari Fakultas Vokasi IPB. Masing-masing narasumber menyampaikan pandangannya tentang bagaimana pendidikan vokasi dapat berperan dalam mempersiapkan tenaga kerja yang mampu menghadapi tantangan perubahan iklim, khususnya dalam bidang pangan dan energi.
ADVERTISEMENT
Acara ini juga diisi dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Fakultas Vokasi UNY dan mitra industri, diwakili oleh SMK Nasional Berbah Sleman. Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan sinergi antara dunia pendidikan dan industri untuk mencetak lulusan yang siap kerja dan berdaya saing tinggi.
Melalui kegiatan ini, FPTVI berkomitmen untuk terus mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia, menghadirkan inovasi, dan menjawab tantangan global dengan memperkuat kolaborasi dengan dunia industri. Inilah momentum bagi pendidikan vokasi untuk menjadi garda terdepan dalam mencetak tenaga kerja terampil yang dibutuhkan Indonesia demi mewujudkan ketahanan pangan dan energi yang berkelanjutan.
Sumber: UNY