Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ketua APTISI Budi Djatmiko, Ingatkan Pentingnya Pahami dan Jemput Lailatul Qadar
20 Juni 2023 10:31 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
"Dalam Lailatul Qadar yang kita lewati setiap tahun, siapa di antara kita yang sudah melaksanakan dan menunggu atau membiarkan atau menjemput bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh pengampunan? Kita harus berpikir lebih dalam jika kita berpuasa satu bulan penuh tetapi perilaku kita tidak berubah, apakah kita mendapat karunia dari puasa? Apakah kita mendapatkan derajat Taqwa dari sisi Allah?," tanya Budi Djatmiko dalam ceramah yang diunggah di Youtube.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah ceramah yang diadakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Ketua APTISI, Budi Djatmiko, memberikan penjelasan yang mendalam tentang pentingnya memahami dan menjemput Lailatul Qadar. Budi Djatmiko mengajak para hadirin untuk merenungkan makna sebenarnya dari malam-malam yang kita lewati bersama ini.
Lailatul Qadar, yang dianggap sebagai malam yang paling mulia dalam setahun, memiliki 10 hari terakhir yang dianggap istimewa. Namun, seringkali kita tidak sepenuhnya memahami makna dan pentingnya malam ini. Budi Djatmiko menyoroti tiga makna dalam bahasa Indonesia yang terkandung dalam istilah "menjemput" Lailatul Qadar, yaitu menjemput, menunggu, dan membiarkan.
Menjemput Lailatul Qadar berarti menyambut, mencari, dan pergi untuk mendapatkan sesuatu yang diundang pergi bersama. Dalam konteks ini, Budi Djatmiko menekankan pentingnya untuk aktif mencari dan mendapatkan berkah serta pengampunan yang Allah turunkan pada malam tersebut. Melalui menjemput Lailatul Qadar, kita berkesempatan untuk mendapatkan kebaikan yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menunggu Lailatul Qadar berarti diam dan tinggal beberapa saat, dengan harapan bahwa sesuatu yang diinginkan akan datang. Budi Djatmiko mengingatkan kita untuk tidak hanya menunggu tanpa tindakan konkret, tetapi memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Menyadari akan kedatangan Lailatul Qadar, kita seharusnya melakukan persiapan dan introspeksi diri untuk mendapatkan hikmah dan keberkahan dari malam tersebut.
Di sisi lain, membiarkan Lailatul Qadar berarti tidak memperhatikan dan mengabaikan malam yang begitu penting ini. Budi Djatmiko menyebutkan bahwa orang-orang yang tidak memahami ayat-ayat Allah dan hanya mengabaikan makna dari Lailatul Qadar adalah orang-orang yang tidak bijaksana. Allah telah memberikan penjelasan mengenai makna dan keutamaan malam tersebut, namun jika kita tidak berusaha memahaminya, maka kita akan kehilangan pengetahuan yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka yang mendekatkan diri dan sungguh-sungguh memahaminya. Oleh karena itu, Budi Djatmiko menekankan pentingnya untuk tidak menjadi orang yang tidak mau berpikir dan mengabaikan malam Lailatul Qadar.
ADVERTISEMENT