Konten dari Pengguna

Membaca Peta Kekuatan Laut Indonesia, Lewat Karya Prof Marsetio: Sea Power

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
5 November 2024 14:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Peluncuran buku berjudul "Sea Power Indonesia di Era Indo-Pasifik" karya Laksamana (Purn) Prof. Marsetio, KSAL periode 2012-2014, berlangsung meriah di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, pada Agustus 2024. Buku ini mengupas strategi dan kebijakan kekuatan laut yang relevan dengan posisi geografis Indonesia yang sangat strategis, menjadi penghubung berbagai jalur laut global.
ADVERTISEMENT
Acara turut dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, KSAL Laksamana Muhammad Ali, dan mantan Kepala BIN Hendropriyono. Dalam sambutannya, KSAL Laksamana Ali memuji buku ini dan menggarisbawahi peran penting kekuatan laut bagi Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia.
“Indonesia memiliki posisi strategis yang luar biasa, terletak di persimpangan jalur perdagangan utama dunia dengan perairan kaya sumber daya. Nilai strategis ini bukan hanya untuk Indonesia sendiri, tapi juga untuk kawasan Indo-Pasifik,” ungkap Ali.
Laksamana Ali menegaskan bahwa “Sea Power” adalah sebuah keniscayaan bagi Indonesia, mengingat peran krusial kekuatan laut dalam menghadapi tantangan dunia saat ini.
“Pemahaman dan penerapan sea power bukanlah pilihan, tapi suatu keniscayaan bagi Indonesia. Ini adalah aspek yang tak terpisahkan dari strategi pertahanan dan kebijakan luar negeri kita,” tambahnya tegas.
ADVERTISEMENT
Ali juga menyampaikan apresiasinya kepada Marsetio, seraya menyebut bahwa buku ini akan didistribusikan kepada seluruh armada di Indonesia, termasuk institusi pendidikan di TNI Angkatan Laut. “Saya merasa bangga. Buku ini akan menjadi panduan yang sangat berguna bagi armada kita. Semoga karya ini membawa manfaat besar bagi bangsa dan negara,” ujar Ali.
Buku Marsetio ini menyajikan pandangan bahwa kawasan Indo-Pasifik kini menjadi pusat gravitasi global dengan pergeseran kekuatan industri dari Eropa dan AS ke wilayah ini. Posisi Indonesia yang berada di persilangan dua samudera dan dua benua menjadikannya titik sentral dalam menjaga keamanan kawasan. Marsetio juga menekankan bahwa untuk menjadi negara maritim yang aman dan sejahtera, Indonesia perlu memanfaatkan kekuatan laut melalui kebijakan yang efektif, termasuk konsep sea control dan sea denial untuk mempertahankan kedaulatan.
ADVERTISEMENT
Marsetio melalui bukunya mengajak Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam menjaga perdamaian dunia, termasuk melalui kontribusi pasukan Garuda dalam misi perdamaian PBB. Sea power, menurutnya, bukan sekadar strategi militer, tetapi pondasi bagi kedaulatan dan kemakmuran bangsa.