Konten dari Pengguna

Menuju Kampus Ramah Disabilitas, TUP Gelar Workshop Inklusivitas

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
17 April 2025 9:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Di era pendidikan yang semakin maju, kampus dituntut untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif bagi semua mahasiswa, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Telkom University Purwokerto (TUP) mengambil langkah nyata dengan menyelenggarakan “Workshop Menuju Kampus Ramah Disabilitas: Perspektif dan Komitmen Pimpinan” pada 18 Februari 2025 di Aula Rachmat Effendi, Gedung Rektorat Lantai 5.
ADVERTISEMENT
Acara ini dihadiri oleh Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi. sebagai narasumber serta dihadiri oleh jajaran pimpinan TUP, termasuk Dr. Tenia Wahyuningrum, S.Kom., M.T. selaku Direktur, dan beberapa wakil direktur serta kepala program studi. Workshop ini terselenggara berkat dukungan pendanaan dari Elsevier Mathematical Sciences Sponsorship Fund, yang diterima oleh Dr. Ridwan Pandiya, S.Si., M.Sc.
Gita Fadila Fitriana, S.Kom., M.Kom., selaku PIC acara, menekankan bahwa kampus inklusif bukan hanya soal akses fisik atau akademik, tetapi juga tentang menciptakan budaya yang menghargai perbedaan dan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap mahasiswa.
Menurutnya, salah satu tantangan terbesar di TUP adalah keterbatasan dalam komunikasi bagi mahasiswa tuna rungu, terutama di Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual dan S1 Teknik Informatika. Tidak semua dosen dan mahasiswa memahami bahasa isyarat, sementara jumlah penerjemah masih terbatas. Selama ini, mahasiswa mengandalkan aplikasi pengubah suara ke teks untuk mengikuti perkuliahan.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi tantangan tersebut, TUP terus berupaya meningkatkan kesadaran dan kompetensi dosen dalam mengajar mahasiswa berkebutuhan khusus. Misalnya, di Program Studi DKV, dosen dapat menggunakan gambar sebagai alat bantu visual. Selain itu, unit “Layanan Sahabat Inklusif” telah dibentuk untuk mendukung berbagai aspek inklusivitas, mulai dari penerimaan mahasiswa baru hingga pembelajaran di kelas.
Ke depan, TUP akan mengadakan lebih massif melakukan sosialisasi tentang kampus ramah disabilitas, serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan aksesibilitas. “Jika semua elemen kampus seperti dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan pihak administrasi bersama-sama berkomitmen, harapan untuk mewujudkan kampus inklusif dapat tercapai lebih cepat dan nyata,” tutup Gita.
Langkah TUP ini menjadi inspirasi sekaligus tantangan bagi institusi pendidikan lain untuk terus berinovasi demi pendidikan yang lebih setara bagi semua.
ADVERTISEMENT