Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Panduan dari Dr. Dandi Darmadi SEVIMA: Rumuskan Standar SPMI yang Tepat
30 Januari 2025 11:30 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam seminar yang digelar oleh SEVIMA, yang secara rutin dihadiri oleh ribuan rektor dan dosen se-Indonesia, Dr. Dandi Darmadi, M.A.P, seorang pakar digitalisasi kampus dan pendidikan tinggi, menyampaikan pemahaman mendalam tentang cara merumuskan standar SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) yang tepat bagi perguruan tinggi. Seminar ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi perguruan tinggi dalam mengembangkan sistem mutu internal yang efektif dan dapat diterapkan secara menyeluruh di seluruh institusi.
ADVERTISEMENT
Standar SPMI: Lebih dari Sekadar Tulisan
Dr. Dandi memulai pembahasan dengan menjelaskan bahwa standar SPMI bukan hanya sekadar kumpulan tulisan atau pedoman administratif, tetapi lebih kepada gambaran tentang tujuan, cita-cita, dan keinginan yang ingin dicapai oleh perguruan tinggi. “Standar SPMI itu harus memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dicapai, apa tujuan akhir dari sistem ini, dan bagaimana cara kita mengukurnya,” ujarnya.
Menurutnya, setiap perguruan tinggi perlu menyepakati bentuk penulisan standar yang sesuai dengan visi dan misinya, agar standar tersebut tidak hanya menjadi sebuah dokumen formal, tetapi juga pedoman yang bisa diimplementasikan dalam proses pembelajaran, evaluasi, dan pengembangan institusi. “Harus ada kesepakatan mengenai formula yang digunakan, apakah itu formula AB, CD, atau kombinasi lainnya, agar lebih spesifik dan terukur,” tambah Dr. Dandi.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Kalibrasi dalam Merumuskan Standar SPMI
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Dr. Dandi adalah pentingnya kalibrasi dalam merumuskan standar. Kalibrasi ini bertujuan agar standar yang dikembangkan tidak hanya berlaku untuk satu bagian dari perguruan tinggi, tetapi dapat diterapkan di seluruh aspek operasionalnya, mulai dari akademik, sumber daya manusia, hingga infrastruktur. “Kita harus memahami bahwa standar yang kita buat tidak boleh statis, harus fleksibel dan bisa disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan institusi. Oleh karena itu, kalibrasi yang tepat sangat penting,” jelasnya.
Beliau juga menekankan bahwa standar harus bisa diukur dan dievaluasi secara berkala. Dalam hal ini, penggunaan formula KPI (Key Performance Indicators) dapat membantu perguruan tinggi untuk mengukur sejauh mana standar tersebut tercapai dan sejauh mana perbaikan perlu dilakukan. “Dengan KPI, kita bisa mengukur seberapa efektif standar yang telah ditetapkan. Apakah sudah sesuai dengan target, atau perlu ada penyesuaian lebih lanjut,” tambah Dr. Dandi.
ADVERTISEMENT
Formula dan Prasa Kata dalam Penulisan Standar
Dalam merumuskan standar, Dr. Dandi mengingatkan pentingnya memilih formula yang tepat dan penggunaan prasa kata yang jelas. “Seharusnya kata-kata seperti ‘harus’ digunakan untuk hal-hal yang bersifat wajib dan mendasar, sedangkan ‘seharusnya’ lebih tepat untuk hal-hal yang bersifat pengembangan dan fleksibel,” ungkapnya.
Beliau mencontohkan bahwa dalam pengembangan program studi atau kurikulum, penggunaan kata “seharusnya” lebih tepat karena bisa mengakomodasi perubahan yang terjadi sesuai dengan perkembangan kebutuhan industri atau perubahan regulasi. Sementara itu, kata “harus” sebaiknya digunakan untuk aspek-aspek yang tidak bisa ditawar, seperti prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga akreditasi.
Komitmen Pimpinan dalam Implementasi SPMI
Tidak hanya sekadar merumuskan standar, Dr. Dandi juga menekankan pentingnya komitmen pimpinan dalam mengimplementasikan SPMI. “Pimpinan perguruan tinggi harus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan dan implementasi SPMI. Tanpa komitmen ini, standar yang telah ditetapkan akan sulit untuk dijalankan secara konsisten,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Dr. Dandi mengungkapkan bahwa untuk memastikan keberlanjutan implementasi standar SPMI, pimpinan perguruan tinggi harus memfasilitasi seluruh civitas akademika, menyediakan sumber daya yang cukup, serta menciptakan iklim yang mendukung perbaikan berkelanjutan dalam mutu pendidikan. “SPMI bukanlah sebuah proyek jangka pendek, tetapi sebuah sistem yang harus diperbaiki dan disempurnakan secara terus-menerus,” ujar Dr. Dandi.
Seminar ini mendapat sambutan positif dari peserta. Banyak rektor dan dosen yang merasa terbantu dengan pemahaman yang diberikan Dr. Dandi terkait cara merumuskan standar yang tepat dan aplikatif. “Penjelasan tentang kalibrasi standar SPMI sangat membantu kami dalam menyusun sistem mutu internal yang lebih baik dan lebih relevan dengan kebutuhan kami,” kata salah satu rektor yang hadir dalam seminar tersebut.
ADVERTISEMENT
Seorang dosen juga menambahkan, “Materi yang disampaikan memberikan wawasan baru tentang pentingnya pemilihan kata dan formula yang tepat dalam penulisan standar. Ini sangat berguna untuk memperbaiki kualitas pendidikan di perguruan tinggi kami.”
Mengakhiri sesi seminar, Dr. Dandi mengajak seluruh perguruan tinggi untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mendukung pelaksanaan SPMI. “Transformasi digital adalah kunci untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam implementasi SPMI. Mari kita manfaatkan platform SEVIMA yang sudah terbukti membantu lebih dari 1.200 perguruan tinggi di Indonesia dalam mengelola sistem mutu,” pungkasnya.