Konten dari Pengguna

Berkenalan Dengan Yu Gwansun, Pejuang Gerakan 1 Maret : Bagian 1

KOREA CHOBO
KOREACHOBO, jawaban atas segala rasa penasaranmu tentang Korea!
18 Maret 2017 22:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gadis muda yang dengan berani ikut serta sebagai penggerak dalam Aksi 1 Maret 1919 di Korea.
Berkenalan Dengan Yu Gwansun, Pejuang Gerakan 1 Maret : Bagian 1
zoom-in-whitePerbesar
(Photo: Arirang)
ADVERTISEMENT
Korea Selatan punya sederet nama penting yang terlibat dalam Gerakan 1 Maret, sebuah aksi dimana hampir 2 juta rakyat menuntut kebebasan dari kependudukan Jepang di Korea. Dari sederet nama pejuang, muncul nama seorang perempuan muda bernama Yu Gwansun.
Yu Gwansun lahir di Cheonan, Provinsi Chungcheong Selatan pada 17 November 1902. Anak dari seorang pemikir di masa pencerahan Korea bernama Yu Junggwon, Yu Gwansun tumbuh menjadi gadis yang pintar. Pada tahun 1918, ia kemudian berhasil diterima sebagai siswi di Sekolah Perempuan Ewha dengan beasiswa. Tumbuh dalam pada masa ketika Korea berada di bawah kependudukan Jepang, sebagai seorang pemikir terbuka perempuan muda ini berniat untuk terus membela dan akan membawa tanah airnya ke masa kebebasan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1919, setelah kematian Raja Gojong yang dirumorkan telah diracuni Jepang. Demonstrasi menuntut kemerdekaan pada 1 Maret diadakan oleh orang Korea termasuk Yu Gwansun dan teman-temannya. Namun sejak aksi tersebut dilaksanakan, Jepang kemudian menutup sekolah menengah dan institusi pendidikan lainnya pada tanggal 10 Maret 1919. Karena penutupan ini, Yu Gwansun kembali ke kampung halamannya di Cheonan.
Kembali ke kampung halaman, rupanya Yu Gwansun dan sepupunya Yu Yedo membawa dokumen pernyataan Deklarasi Kemerdekaan. Ia pergi dari satu kampung ke kampung lainnya untuk menginformasikan mengenai aksi kemerdekaan di Seoul. Tidak hanya mengunjungi kampung-kampung, ia juga mengunjungi gereja untuk mengajak banyak orang mengikuti aksi.
Lebih dari 3.000 orang dari Cheonan berkumpul di Pasar Aunae. Yu Gwansun kemudian memberikan bendera Korea, Taegukgi, untuk diangkat saat aksi yang menuntut kemerdekaan itu. Kemudian tentara dan polisi Jepang datang dengan senjata untuk menahan aksi demonstrasi tersebut. Akibat kekejaman tersebut, 19 orang meninggal dunia termasuk orang tua Yu Gwansun. Lalu 30 orang terluka, sementara itu Yu Gwansun ditangkap.
ADVERTISEMENT
Nantikan bagian selanjutnya dari kisah Yu Gwansun di Koreachobo!
References: Korea, KBS World