Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenang Pemberontakan Jeju : Bagian 3
4 April 2017 5:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ribuan orang Jeju terbunuh dalam tragedi ini.
(Photo: The Asia Pacific Journal via Ten Thousand Things)
ADVERTISEMENT
Baca bagian sebelumnya: Bagian 1, Bagian 2
Mengikuti rencana pemberontakan setelah tertangkapnya 2.500 demonstran dan terbunuhnya 6 orang diantaranya, serangan demonstran lancarkan pada tanggal 3 April 1948. Pemberontakan pada hari itu dilakukan dengan menyerang 11 kantor polisi, membunuh polisi, memutilasi beberapa diantaranya dan membakar habis pusat pemungutan suara untuk pemilihan umum yang akan datang. Kurang lebih 50 orang polisi terbunuh saat serangan yang dilancarkan pemberontak pada pukul 2 dini hari itu.
Keadaan yang semakin tidak kondusif ini membawa pemerintah pusat memutuskan untuk mengirim sekitar 3.000 tentara untuk memperkuat kepolisisan Jeju. Dikirim untuk memperkuat rupanya ratusan tentara tersebut lebih memilih untuk memberontak dan membantu para demonstran dengan memberikan senjata. Keadaan yang semakin memburuk membawa berbagai keputusan seperti penurunan pejabat setempat, pelucutan senjata para polisi Jeju sampai larangan untuk para kelompok-kelompok paramilter yang ada di Pulau Jeju. Meskipun sebenarnya tujuan utama mereka adalah untuk adanya persatuan dari Korea yang terpecah atau reunifikasi.
ADVERTISEMENT
Keadaan ini kemudian menghimpit masyarakat Jeju lainnya. Masyarakat biasa yang sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan gerakan kemudian menjadi korban. Salah satunya di Dongkwang, pulau di bagian selatan Jeju. Setelah masuknya laporan bahwa masyarakat disana memberi makan para pemberontak, tentara kemudian berdatangan untuk membunuh dan membakar daerah tersebut.
Terus berlanjut, tindakan kejam untuk menekan gerakan semakin besar. Pada akhir 1948, di Tosan, pada dini hari tentara datang untuk mengumpulkan sekitar 150 pemuda dan 20 pemudi cantik yang terpilih. Pemuda-pemudi tersebut kemudian dibawa ke pantai, 150 pemuda kemudian dieksekusi sementara pemudi yang dipilih tersebut diperkosa oleh para tentara selama kurang lebih 2 minggu sebelum akhirnya dibunuh. Tindakan kejam dari tentara tersebut juga terjadi di beberapa daerah lainnya. Ribuan masyarakat diketahui telah dieksekusi dalam hitungan minggu saja. Tragedi ini kemudian tergantikan dengan masuknya invasi dari Korea Utara ke Korea Selatan pada 25 Juni 1950. Meninggalkan luka mendalam atas penderitaan bertubi masyarakat Jeju.
ADVERTISEMENT
Jadi begitulah salah satu pemberontakan yang ada di Pulau Jeju. Untuk informasi lainnya, nantikan terus di Koreachobo!