Membaca Perempuan dalam Film Mulan 2020 dengan Perspektif Feminisme Liberal

Kristi Pamularjati
Saya adalah seorang mahasiswa ilmu komunikasi disalah satu perguruan tinggi Swasta di Yogyakarta. Kegiatan sehari-hari saya adalah kuliah dan bekerja, saat ini saya sudah semester akhir.
Konten dari Pengguna
29 Desember 2020 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kristi Pamularjati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perempuan Kain Hitam, Foto By: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan Kain Hitam, Foto By: Pixabay
ADVERTISEMENT
Film adalah perantara untuk menggambarkan suatu kondisi tempat maupun perilaku seseorang dengan penggambaran secara visual maupun audiovisual. Dengan film, kita mampu melihat ilustrasi secara nyata mengenai cerita fiksi maupun nonfiksi. Dengan film kita juga mampu memahami sesuatu tentang bagaimana imajinasi seseorang. Tentunya film memiliki banyak sekali isi maupun alur cerita. Dari edukasi, hiburan, kesehatan, keluarga, anak-anak, maupun pengetahuan. Tidak sedikit saat ini yang membuat berbagai macam film. Salah satunya adalah film Mulan 2020, film ini menceritakan seorang perempuan yang tomboy yang memiliki jiwa pejuang yang sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Film ini merupakan film yang dibuat oleh Sutradara Perempuan bernama Niki Caro, film Mulan ini juga film Disney yang pertama yang seluruh pemerannya adalah keturunan orang Asia-Amerika. Perbedaan film Mulan 2020 dengan film Mulan 1998 bahwa adanya tokoh yang dihilangkan yaitu karakter naga (Mushu) sebagai sahabat dekat Mulan yang dapat berbicara serta sangat dipercaya Mulan. Karena sutradara ingin memusatkan kepada budaya China yang kental dan ingin perjalanan cerita yang nyata.
Sejak kecil Mulan (diperankan oleh Liu Yifei) selalu sedikit demi sedikit belajar bela diri dan menyeimbangkan Qi atau Chi. Qi atau Chi adalah sebuah konsep dasar budaya Tionghoa, Qi dipercayai bahwa bagian dari semua mahkluk hidup sebagai kekuatan hidup atau kekuatan spiritual. Tidak lupa selama pertumbuhannya ia selalu ditemani oleh Ayahnya (Tzi Ma). Namun, sifat Mulan yang tomboy sangat berbanding terbalik dengan tradisi yang sudah ada sejak dahulu bahwasanya seorang perempuan adalah pembawa kehormatan bagi keluarganya. Perempuan adalah lambang kelembutan dan kehormatan bagi keluarganya. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Mulan, saat Mulan menginjak usia remaja terdapat sebuah konflik yang menimpa kerajaan atau dinasti yang ada di China.
ADVERTISEMENT
Saat itu bahwa kerajaan memerlukan personil prajurit untuk melawan musuh, karena prajurit sebelumnya telah habis dibunuh oleh lawannya yaitu bangsa Rouran yang dipimpin oleh Bori Khan Kerajaan memerintahkan setiap keluarga wajib mengirimkan satu anggota keluarganya dan harus seorang laki-laki. Saat itulah semua berawal, dalam keluarga Mulan tidak ada anggota keluarga laki-laki kecuali Ayahnya. Namun, kondisi ayah Mulan sangat tidak memungkinkan. Untuk menyelamatkan ayahnya. Suatu malam, Mulan berencana untuk menggantikan ayahnya untuk berperang, saat pagi menjelang Mulan pergi meninggalkan keluarganya tanpa sepengetahuan siapapun dengan mencuri kuda, pedang dan baju besi milik ayahnya.
Film ini juga masih menggambarkan adanya diskriminasi atas karakter perempuan yang berbeda dari pada umumnya. Yang kita ketahui bahwa seorang perempuan hanya bersifat lemah lembut dan anggun. Tentunya dalam film ini akan berbanding terbalik karena menggambarkan kehidupan anak perempuan di antara kehidupan laki-laki dimedan perang untuk melawan musuh. Selama berlatih perang hingga perang Mulan menyamar menjadi Hua Ju (Hua adalah nama keluarga Mulan). Artinya selama Mulan berlatih Mulan harus menyembunyikan Qinya karena jika perempuan yang memiliki hal itu akan dikatakan bahwa dia adalah penyihir, berbeda dengan laki-laki jika laki-laki yang memiliki akan dikatakan bahwa dia adalah seorang pejuang. Saat Mulan tiba dibarak (Batalyon Lima) untuk berlatih sebelum perang. Selama pelatihan Mulan berusaha untuk maksimal dalam mengikutinya dan berusaha seperti seorang laki-laki.
ADVERTISEMENT
Saat perangpun tiba, Mulan berpakaian dengan mengenakan baju besi miliknya dan membawa sebilah pedang yang ada disebelah kirinya. Pada waktu pertempuran berlangsung musuh ternyata sudah menyiapkan strategi. Mulan adalah perempuan yang pintar ia mampu mengetahui strategi pihak musuh. Strategi Mulan tentunya juga tidak kalah pintar dengan musuhnya. Sampai saat itu identitas Mulan yang sebenarnya belum terungkap. Namun setelah kejadian itulah Mulan kembali ke pasukan dengan melepas semua atribut perang. Hingga semua mengetahui dan akhirnya Mulan diusir oleh Komandan pasukan. Karena hal itu merupakan aib bagi keluarganya, jika sampai Mulan menampakkan diri dihadapannya kembali Mulan akan dieksekusi.
Tidak sampai disitu, Mulan digambarkan sebagai karakter pantang menyerah. Dan ternyata musuh belum dikalahkan sepenuhnya. Bahwa sebagian dari musuh menuju ke pusat Dinasti Kekaisaran, penyerangan sebelumnya hanya pengalihan agar fokus prajurit dan penjaga hanya tertuju pada penyerangan yang ada di Batalyon lima. Hal itu diketahui oleh Mulan dari seorang perempuan penyihir yang mendatangi Mulan, yang akhirnya Mulan menemui Komandan Thung (Donnie Yen) untuk menjelaskan semua. Saat itulah Mulan diterima kembali dan diperintahkan untuk memimpin pasukan.
ADVERTISEMENT
Kesetian, keberanian dan kejujuran Mulan sebagai seorang prajurit yang notabenenya ia adalah seorang perempuan tidak diragukan lagi. Bagaimanapun cara ia lakukan, untuk menjunjung tinggi kehormatan keluarga Hua dengan cara lain bukan dengan perempuan yang dikenal harus lemah lembut dan anggun. Jika dikaitkan dengan perspektif Feminisme, tentunya menggunakan Feminisme Liberal. Karena Feminisme Liberal, menganggap bahwa laki-laki dan perempuan itu memiliki hak dan kewajiban yang sama. Mengapa demikian perspektif feminisme dapat terlihat dari jerih payah seorang Mulan yang menyamar menjadi Hua Ju dapat dihargai oleh kaum laki-laki dan masyarakat terlebih lagi oleh anggota kekaisaran China. Dengan usaha Mulan akhirnya dapat meruntuhkan diskriminasi yang telah terbangun selama ini di masyarakat. Sesuai dengan pernyataan Mansour Fakih yang terdapat pada buku Analisis Gender dan transformasi sosial 2013, Asumsi dasar feminisme liberal berakar pada pandangan bahwa kebebasan (freedom) dan kesamaan (equality) berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Kerangka kerja feminis liberal dalam memperjuangkan persoalan masyarakat tertuju pada “Kesempatan yang sama dan hak yang sama” bagi setiap individu, termasuk didalamnya kesempatan dan hak kaum perempuan.
ADVERTISEMENT
Oni Sutanto dalam Jurnal yang berjudul Representasi Feminisme Dalam Film “Spy” yang dimuat dalam Jurnal E-Komunikasi No. 1 Vol. 5 tahun 2017 menyebutkan bahwa Feminisme Liberal memandang diskriminasi wanita yang diperlakukan tidak adil. Perempuan seharusnya memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk sukses di dalam masyarakat. Feminisme Liberal dapat digambarkan melalui adegan Mulan diusir dari Batalyon karena identitasnnya terungkap.
Kristi Pamularjati, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan