Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
2,73 Juta Turis Asing Melancong ke Indonesia hingga Maret 2025
2 Mei 2025 13:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia terus menunjukkan tren positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang Januari hingga Maret 2025, sebanyak 2.735.472 turis asing masuk melalui pintu-pintu utama Indonesia. Jumlah tersebut meningkat 7,83 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Secara kumulatif, sepanjang Januari hingga Maret 2025 total kunjungan wisman melalui pintu masuk utama mencapai 2.735.472 kunjungan," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, Jumat (2/5).
Meski begitu, kunjungan pada Maret 2025 sendiri menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Maret 2025, kunjungan wisman melalui pintu masuk utama ada sebanyak 841.030 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar 2,18 persen secara bulanan dan 5,63 persen secara tahunan.
Pintu masuk utama yang dimaksud meliputi bandara internasional, pelabuhan laut internasional, dan pos lintas batas negara. Dari sisi pengeluaran, rata-rata uang yang dibelanjakan turis asing per kunjungan pada kuartal I-2025 sebesar USD 1.277,17. Angka ini lebih rendah dibanding rata-rata pengeluaran pada kuartal sebelumnya maupun pada periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Durasi tinggal wisatawan asing juga cukup panjang. Rata-rata lama tinggal wisman pada triwulan 1 2025 yaitu selama 10,94 malam.
Dari pola pengeluaran, sebagian besar dana yang dihabiskan para turis dialokasikan untuk akomodasi sebesar 38,07 persen, diikuti makanan dan minuman (19,40 persen), serta belanja cinderamata (11,90 persen).
Sementara itu, pariwisata domestik atau wisatawan nusantara (wisnus) mencatatkan aktivitas yang lebih tinggi. Pada Maret 2025, jumlah perjalanan wisnus mencapai 88,91 juta, meskipun sedikit menurun dibandingkan Februari 2025 yang sebanyak 90,50 juta perjalanan. Namun secara tahunan, terjadi kenaikan sebesar 12,61 persen.
Secara kumulatif, dari Januari hingga Maret 2025, total perjalanan wisatawan lokal mencapai 282,41 juta atau tumbuh 12,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pulau Jawa menjadi destinasi utama, menyerap 66,08 persen dari total perjalanan wisnus pada Maret 2025. Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan perjalanan terbanyak yaitu 16,43 juta, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di luar Jawa, Sumatera Utara menjadi primadona dengan 3,99 juta perjalanan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, perjalanan warga Indonesia ke luar negeri (wisatawan nasional) juga meningkat secara akumulatif, meski pada Maret sendiri mengalami penurunan cukup tajam. Tercatat 582.078 perjalanan ke luar negeri dilakukan warga Indonesia selama Maret 2025, turun 23,32 persen dibanding Februari dan menurun 13,74 persen dibanding Maret 2024.
Namun secara total triwulan I 2025, perjalanan ke luar negeri mencapai 2.331.252, naik 6,55 persen dibanding tahun sebelumnya. Malaysia menjadi negara tujuan utama, diikuti Arab Saudi dan Singapura.
"Pada Maret 2025 jumlah wisatawan nasional ke Malaysia mencapai 161.292 perjalanan disusul oleh Arab Saudi yaitu sebanyak 117.496 perjalanan dan selanjutnya Singapura yaitu sebanyak 81.970 perjalanan," jelas Pudji.
Untuk pintu keberangkatan, Bandara Soekarno-Hatta menempati urutan pertama dengan 298.871 perjalanan pada Maret, diikuti oleh Pelabuhan Batam dan Bandara Kualanamu. Dominasi destinasi di kawasan ASEAN masih kuat.
ADVERTISEMENT
"Selama triwulan 1 2025 negara tujuan utama wisatawan nasional didominasi oleh negara-negara di kawasan ASEAN di mana Malaysia menempati posisi pertama dengan share sebesar 28,24 persen kemudian disusul oleh Arab Saudi di posisi kedua yaitu sebesar 20,67 persen dan kemudian Singapura di posisi ketiga yaitu 13,42 persen,” ungkapnya.
Ketiga negara tersebut mencakup lebih dari separuh total perjalanan wisatawan nasional sepanjang kuartal I-2025, yakni sebesar 62,33 persen.
Sementara itu, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada Maret 2025 mengalami penurunan cukup signifikan menjadi 33,56 persen, turun 13,65 poin secara bulanan dan 9,85 poin secara tahunan. Provinsi dengan TPK tertinggi tercatat di Papua Selatan sebesar 53,55 persen, dipengaruhi oleh kegiatan safari Ramadan dan event pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
Namun, hampir semua provinsi mengalami penurunan okupansi dibanding Februari, kecuali Papua Selatan. Penurunan terdalam terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Penurunan TPK Hotel Bintang Tertinggi secara bulanan atau mtm ini terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dimana TPK Hotel Bintang di Daerah Istimewa Yogyakarta ini turun dari 52,34 persen pada Februari 2025 menjadi 23,15 persen pada Maret 2025 atau mengalami penurunan sebesar 29,19 persen poin," jelas Pudji.
Penurunan ini disebabkan minimnya event di bulan Maret, tren turunnya jumlah wisatawan, dan juga masa Ramadan yang secara historis memang membuat okupansi hotel menurun.
Secara keseluruhan, TPK hotel berbintang masih lebih tinggi dibanding non-bintang di seluruh provinsi. Selain Papua Selatan, dua provinsi lain dengan TPK tertinggi adalah Bali dan Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT